April 16, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

15 Kabupaten di Jatim Dilanda Banjir, Wilayah Madiun Terparah

3 min read

MADIUN – Sebanyak 15 dari 38 kabupaten dan kota di Jawa Timur dilanda banjir. Dari 15 kabupatan tersebut, daerah yang terparah adalah di Kabupaten Madiun.

“Ada 15 kabupaten terdampak banjir,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, Suban Wahyudiono saat dihubungi jatimnow.com, Kamis (7/3/2019).

15 kabupaten di Jawa Timur tersebut yaitu Kabupaten Madiun, Nganjuk, Ngawi, Magetan, Sidoarjo, Kabupaten Kediri, Bojonegoro, Tuban, Kabupaten Probolinggo, Gresik, Pacitan, Trenggalek, Ponorogo, Lamongan dan Kabupaten Blitar.

“Kelihatannya banjir kali ini yang paling parah di Kabupaten Madiun, karena ada 39 desa di 8 kecamatan,” tuturnya.

“Kalau daerah lainnya ada beberapa kecamatan saja. Misalnya di Ngawi kemarin 2 kecamatan sekarang 6 kecamatan,” tuturnya.

Ia menambahkan, berdasarkan arahan dari Gubernur Khofifah Indar Parawansa terkait penanganan banjir yang terjadi di beberapa daerah di Jawa Timur, agar selalu terus koordinasi.

“Kita harus segera berkoordinasi untuk penanganan banjir yang terjadi di Jawa Timur,” jelasnya.

 

Khofifah Sambangi Korban Banjir Madiun

Ada yang menarik ketika Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa ketika menyapa posko pengungsian di Kantor Desa Garon,  Kecamatan Balerejo. Gubernur mendapati soorang bayi di keluarga terdampak banjir.

Adalah bayi bernama  Nafisa. Bayi berusia 3,5 bulan itu sudah semalam mengungsi bersama ibunya lantaran rumahnya berendam banjir setinggi lutut orang dewasa.

“Sudah berapa lama mengungsi di sini,” kata Gubernur Khofifah pada Kanti Lestari, ibu bayi Nafisa sembari menggendong bayi perempuan tersebut.

Apa yang masih dibutuhkan di posko kesehatan ini,” tanya Khofifah pada para pengungsi lain.

“Sehat ya nak, yang sabar ya nak,” kata Khofifah pada bayi Nafisa.

Kanti Lestari dan bayi Nafisa adalah bagian dari puluhan keluarga yang juga mengungsi akibat banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Madiun sejak tiga hari belakangan.  Puncaknya semalam air meluap dan merendam setidaknya 39 desa di delapan kecamatan di Kabupaten Madiun.

Menurut Kanti di tempat pengungsian ini masih minim untuk kebutuhan makanan bayi dan juga popok. Padahal hal tersebut menjadi kebutuhan penting untuk bertahan di lingkungan bencana seperti ini.

“Yang belum tersedia makanan bayi, sama popok,” katanya kepada Khofifah.

Banjir di Kabupaten Madiun terus meluas. Air yang semula menggenangi 3 kecamatan meluas menjadi 8 kecamatan.

 

Di Ngawi Banjir Rendam 18 Desa di 6 Kecamatan

Banjir melanda beberapa daerah di Jawa Timur, termasuk kabupaten Ngawi. Banjir di Ngawi ini dilaporkan terus meluas.

“Kemarin kan cuma Kecamatan Kwadungan. Sekarang menjadi 6 kecamatan,” kata Kabid kedaruratan dan logistik BPBD kabupaten Ngawi, Teguh Purwadi, Kamis (7/3/2019).

Saat ini, lanjut ia, banjir merendam  18 desa di 6 kecamatan wilayah kabupaten Ngawi. Yakni di Kecamatan Kwadungan , Kecamatan Pangkur, Kecamatan Geneng, Kecamatan Karangjati, Kecamatan Padas dan Kecamatan Ngawi Kota.

Untuk Kecamatan Kwadungan ada 8 desa. Yaitu Desa Simo, Purwosari,  Dinden, Tirak, Sumengko, Waruk Kalong, Kendung dan Karangsono.

Sementara Kecamatan Pangkur, yang terendam ada 5 desa. Yaitu Desa Pleset, Waruk Tengah, Ngompro, Babadan serta Gandri.

Di sisi lain, di Kecamatan Geneng ada dua desa, Desa Kresikan dan Desa Klinik. Di Kecamatan Karangjati di Desa Sambung yang juga terdampak banjir.

Banjir merendam Kecamatan Padas di Desa Bendo. Sementara, Kecamatan Ngawi Kota di Desa Mangunharjo.

Menurutnya,  meluasnya banjir di Ngawi disebabkan oleh curah hujan tinggi yang terjadi beberapa hari di wilayah hulu dan sekitarnya seperti kabupaten Ponorogo dan Madiun.  Kondisi itulah yang membuat debit air bengawan madiun meningkat drastis.

“Hujan dengan intensitas deras. Jadi otomatis meluap ke wilayah hilir, ” terangnya.

Saat ini BPBD dibantu tim relawan setempat akan bekerja semaksimal mungkin untuk membantu evakuasi terhadap korban banjir pun dengan penyediaan makanan.

“Kami upayakan secepat dan sebaik mungkin untuk korban banjir,” tegasnya.  [Jatim Now]

Advertisement
Advertisement