April 16, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

90% PMI Asal Kendal, Perempuan

2 min read

Imma Saidatun Nihlah Anggota LKP (Lembaga Keterampilan dan Pelatihan) PC Fatayat NU Kabupaten Kendal

KENDAL – Tingginya jumlah warga di Kabupaten Kendal yang menjadi pekerja migran Indonesia (PMI) membuat sebagian pihak prihatin. Pasalnya, hampir 90% PMI asal Kendal adalah perempuan yang notabene ibu rumah tangga. Padahal, kewajiban mencari nafkah itu ada pada seorang suami atau laki-laki.

Hal itu pula yang mengundang keprihatinan Imma Saidatun Nihlah yang saat ini menjadi Anggota LKP (Lembaga Keterampilan dan Pelatihan) PC Fatayat NU Kabupaten Kendal. Kata dia, banyak teman-temannya yang berkeluh kesah saat menjadi PMI.

“Kebetulan saya ini masuk dalam Anggota LKP PC Fatayat NU Kabupaten Kendal yang tugasnya memberi pelatihan, khususnya kepada kaum wanita. Tujuannya agar mereka memiliki keterampilan, sehingga tidak harus menjadi TKI jika ingin memiliki penghasilan. Banyak teman-teman saya yang TKI dan mantan TKI mengeluh sulitnya mendapatkan pekerjaan di daerah sendiri,” ungkapnya.

Dari situlah Imma mulai berpikir bagaimana para perempuan Kendal dapat mandiri, sehingga tidak harus berkerja menjadi PMI saja. Sebab, menjadi PMI bukan hal mudah, resiko penyiksaan hingga dihukum mati sering membayangi, meskipun banyak juga yang sukses.

“Banyak resiko menjadi TKI namun banyak pula yang berhasil. Tetapi apakah kita harus bangga menjadi daerah pengekspor TKW terbesar kedua di Jawa Tengah? Oleh karenanya, LKP PC Fatayat Kabupaten Kendal memiliki cita-cita agar perempuan Kendal mampu mandiri,” terang lulusan S1 Ilmu Perpustakaan Undip tersebut.

Selain melalui LKP, Imma juga mempunyai gagasan agar para PMI atau mantan PMI membuat kelompok usaha bersama dengan skala yang besar, sehingga tidak perlu lagi berangkat menjadi PMI. Menurutnya, banyak hal yang dapat dilakukan oleh PMI melihat finansial yang mumpuni, semisal membuka badan usaha, swalayan, bahkan ada pula di Jawa Tengah sekelompok mantan PMI mampu membangun rumah sakit.

“Finansial mantan TKI pastinya kan cukup bagus tentunya bisa untuk membangun badan usaha dengan skala yang besar,” pungkasnya. [JPNN]

Advertisement
Advertisement