April 26, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Mudik Lebaran, Sampai Juanda Zuni Malah Hilang

3 min read

BLITAR – Siapa sangka, kegembiraan itu menjadi duka. Wajah-wajah penuh harap menunggu kedatangan Zuni Nur Kholifah PMI asal Kademangan Blitar, harus berakhir dengan kecemasan yang tiada kejelasan sampai kapan akan berganti kecerahan. Pasalnya, Zuni Nur Kholifah, PMI Singapura yang sedianya pulang ke kampung halamannya di Blitar pada senin (20/06) ini hilang tanpa sebab yang jelas.  Beberapa media sempat memberitakan perihal hilangnya perempuan 32 tahun asal Jatisari Kademangan Blitar ini. Bahkan laporan polisipun sempat dilakukan oleh keluarga Zuni pada hari itu juga.

Menurut penuturan Andri Susilo suami Zuni, pada saat itu seperti yang dikabarkan oleh Zuni sejak beberapa wakttu sebelumnya, Zuni terbang dari bandara Changi Singapura menuju bandara Juanda Surabaya dengaan menumpang maskapai Tiger Air. Dan sesuaai dengan jadwal kedatangan yang terpampang di layar ruang terminal 2 Bandara Juanda, pesawat Tiger Air landiing jam 09:35 pagi. Keluarga yang saat itu menjemput terdiri dari Ramadhan adik Zuni yang kebetulan bekerja di Surabaya dengan Andri Susilo suami.

Sampai kira-kira pukul 15:00 mereka menunggu di pintu keluar, ibu satu anak ini tak juga tampak keluar, akhirnya mereka menyadari dan berkeyakinan bahwa telah terjadi sesuatu yang tidak beres. Sedangkan sembari menunggu, mereka berkomunikasi dengan Ninis kakak Zuni yang sama-sama bekerja di Singapura dan pada saat Zuni hendak berangkat, Ninis juga mengantarkannya ke bandara. Berkali-kali di hubungi, handphone milik Zuni tidak aktif, bahkan hingga berita ini diturunkan, masih tidak aktif.

Mereka bahkan sempat menelpon keluarga di Kademangan Blitar guna memastikan apakah Zuni sudah sampai rumah apa belum, namun jawaban dari keluarga yang dirumah menyatakan bahwa Zuni belum sampai rumah. Usai mendapat jawaban dari keluarga bahwa Zuni belum sampai Blitar, mereka bergegas melaporkan kejadian ini kepada polisi di polsek Sedati. Namun anehnya, polsek Sedati tidak memberikan tanda terima laporan mereka.

Petugas polsek menyarankan untuk mengecek pergerakan korban melalui rekaman CCTV bandara. Setelah mereka melakukan hal tersebut, dari rekaman CCTV diketahui sesuai dengan ciri pakaian yang diinformasikan oleh Zuni ssebelum terbang kepada suaminya, Zuni tampak berjalan mendorong trolley yang berisi tumpukan koper dan tas bersebelahan dengan seorang perempuan berpostur tinggi langsing dengan men genakan pakaian gelap. Mereka berdua (terduga Zuni dan perempuan tak dikenali) sama-sama menggunakan masker penutup muka.

Hal yang ganjil dari tayangan CCTV tersebut, Zuni berikut perempuan asing tersebut keluar bukan melalui pintu keluar yang semestinya, melainkan mereka keluar melalui pintu darurat. Kemudian sekeluar mereka di areal parkir, sebuah mobil Avanza berwarna putih telah menjemput keduanya, kemudian mobil tersebut berllu meninggalkan areal bandara. Kejadian yang terekam dalam tayangan CCTV tersebut terjadi mendekati jam 11 siang.

Menurut penuturran keluarga, saat melakukan perjalanan pulang, Zuni membawa mata uang rupiah sebanyak Rp. 49 juta. Uang tersebut merupakan hasil keringatnya selama setahun bekerja di Singapura.  Berdasarkan data yang diperoleh Apakabar dari sumber si Singapura, Zuni diketahui kali pertama ke Singapura pada 7 Agustus 2015. Di Indonesia, Zuni direkrut oleh PL yang bernama Bambang, sedangkan di Singapura, Zuni disalurkan bekerja oleh agen MNK Maids Agency yang berkantor pusat di Blk. 419 Tampihes Street 41 # 01 – 84 Singapore. Sebelum bekerja ke Singapura, Zuni pernah bekerja di Hong Kong antara tahun 2007 – 2011.

Kepada Apakabaronline.com , Andri suami Zuni mengaku telah dihubungi oleh seseorang yang bernama Mandy yang mengaku sebagai staf di Cheers Agency Hong Kong pada tengah malam kemarin (29/06). Kepada Andri, Mandy mengaku mengetahui posisi dan kondisi Zuna istrinya. Namun saat Andri bertanya posisi istrinya dimana dan bagaimana kondisinya, seseorang yang mengaku bernama Mandy tidak mau memberi tahu.

“Mandy mengatakan kalau dia mengetahui posisi dan kondisi istri saya, namun dia tidak mau memberi tahu siapapun” terang Andri.

Misteriusnya keberadaan Zuni tentu menjadi pukulan batin yang teramat berat bagi keluarga di Blitar. Terlebih, saat ini waktu menjelang lebaran. Yuanida Indri Agustin anak semata wayang Zuni yang saat iini baru berusia 10 tahun pun tampak terpukul hebat. Badannya sampai demam tinggi aakibat terlampau berat memikirkan ibunya. [Asa]

Advertisement
Advertisement