April 20, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Miris, Anak PMI Banyak Yang Jadi Korban Kejahatan Seksual

2 min read

Malang – Sebuah temuan mengejutkan dipublikasikan oleh Lembaga Pengembangan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (LP3TP2A) Kabupaten Malang, mengenai banyaknya anak Pekerja Migrann Indonesia (PMI) yang menjadi korban kejahatan seksual. Direktur LP3TP2A Kabupaten Malang, Hikmah Bafaqih menyebutkan setiap tahunnya, lembaga yang dia pimpin menangani kasus kejahatan seksual terhadap anak PMI sebanyak 190 hingga 200 kasus.

“Banyak anak-anak yang harus mengalami nasib pahit. Mereka dicabuli dan diperkosa oleh orang terdekat. Angka paling banyak pelakunya adalah pacar mereka. Selain itu, kawan sebaya dan keluarga dekat,” jelasnya.

“Hingga bulan Juli 2017 saja jumlah kekerasan seksual sama dengan angka pada tahun 2016 silam dan banyak menimpa perempuan berusia di bawah 18 tahun (hampir 200 kasus)” lanjutnya.

Oleh sebab itu, Hikmah selaku direktur LP3TP2A Kabupaten Malang berupaya menekan angka kekerasan seksual pada anak pekerja migran Kabupaten Malang. Ia bersama tim bergerak melakukan sosialiasi ke sejumlah kawasan di Kabupaten Malang. Kecamatan sasaran adalah Donomulyo. Hikmah menjelaskan kecamatan ini termasuk lima besar pengirim Pekerja Migran Indonesia (PMI).

Apa saja itu? Strategi pertama adalah pelembagaan isu, dengan membangkitkan keperpihakkan multi stakeholder terhadap anak buruh migran, terekslusi serta perhatian penuh terhadap PMI tentang hidup yang lebih sejahtera.

“Perlu membangun kebersamaan demi menyelamatkan anak buruh migran. Bisa branding isu, melibatkan multi stakeholder, inisiasi kelembagaan peduli di tingkatan masyarakat berbasis anak-anak, mengangkat kembali kearifan lokal sebagai dasar pendekatan,” terangnya pada Selasa kemarin (08/08).

Upaya lain, kata Hikmah, adalah melakukan perbaikan regulasi atau kebijakan yang peduli anak buruh migran. Mulai dengan mengadvokasi terbitnya peraturan daerah hingga peraturan desa.

“Sampai fasilitasi forum anak dalam pembahasan musrenbang untuk penyusunan kebijakan anak buruh migran,” terangnya.

Nantinya, lanjut dia, diharapkan sosialisasi tentang program anak buruh migran merata dilakukan. Ditambah hadirnya sekolah peduli anak-anak buruh migran, serta meningkatkan kompetensi para guru untuk sekolah ramah anak.

“Masalah anak buruh migran adalah masalah lintas sektor. Pada intinya kita mengajak semuanya menjadikan anak buruh migran seperti anak mereka sendiri. Donomulyo akan menjadi pilot project dari program pengasuhan bersama berbasis masyarakat bagi anak buruh migran di Kabupaten Malang, selama 17 bulan kedepan,” beber Hikmah.

Selain itu, menurut pernyataan Hikmah,  kecamatan Donomulyo termasuk kecamatan dengan penduduk miskin tertinggi.

“LP3TP2A Kabupaten Malang bekerja sama dengan mitra luar Pemkab Malang mengajak masyarakat melakukan pengasuhan anak buruh migran bersama. Kami beri nama Pengasuhan Bersama Berbasis Masyarakat,” jelas dia.

Program ini mengajak masyarakat sekitar bersama-sama menjadi orangtua anak pekerja migran di lingkungan sekitar.

“Bukan hanya bisa menekan angka kekerasan seksual saya rasa. Tapi ini adalah bentuk tanggung jawab kita pada anak buruh,” jelas dia.

Program ini akan dilakukan hingga 17 bulan ke depan dan kecamatan Donomulyo menjadi pilot project dari program Pengasuhan Bersama Berbasis Masyarakat bagi anak buruh migran Kabupaten Malang. [Asa/DT]

Advertisement
Advertisement