April 20, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Simbok Polah, Anak Kena Getah

3 min read

KARANGANYAR – Kenyataan memilukan, mewarnai harmoni keluarga BMI kembali ditemukan. Akibat lupa daratan, sang ibu di Hong Kong pergaulannya kebablasan, hingga lupa anak, lupa kampung halaman. Akibatnya, di kampung anak yang menjadi korban.

BR, gadis ayu yang baru beranjak dewasa ini usianya sudah 16 tahun, namun karena peristiwa getir masa lalu, dirinya masih harus duduk di bangku kelas 3 Madrasah Tsanawiyah, di sebuah Pondok Pesantren di Karanganyar Jawa Tengah. Dibalik santun tutur katanya, dibalik parasnya yang lebih dewasa dari usianya, dan dibalik akhlaq karimahnya, siapa sangka, BR menyimpan trauma menyakitkan hingga menyebabkan dirinya hijrah dari Cilacap menuju Karanganyar lantaran tak tahan dengan beban sosial.

BR, merupakan korban dari perilaku buruk ibunya yang tersebar di kampung halamannya di sebuah desa di Cilacap. Perilaku ibunya di Hong Kong diketahui hampir oleh setiap warga di desanya. Sebuah video mesum dan beberapa foto telanjangnya, menyebar dari handpone ke handpone. Ketelanjangan S ibunda BR telah dinikmati warga sekampung.

Peristiwa yang terjadi 3 tahun yang lalu, benar-benar membuat pukulan batin yang dahsyat bagi BR. Bagaimana tidak, BR yang setiap hari oleh neneknya diajarkan norma dan tata beragama, mendapati perilaku ibunya sebaliknya. BR merasa, setiap mata yang memandangnya, merupakan pandangan yang jijik dan penuh noda. Waktu itu BR baru masuk kelas 1 di sebuah SMP di kampungnya.

Tak hanya berhenti di kampungnya saja, gunjingan perihal ketelanjangan ibunda BR dengan seorang bule yang bukan suaminya, juga tersebar di sekolahnya. Akibatnya, BR memilih untuk berhenti sekolah. Berbagai tekanan mental menyerang secara bersamaan setiap BR melangkah keluar pintu rumah neneknya. Dan akibatnya, BR sempat mengalami depresi dari peristiwa ini.

Selama setahun, BR dibawa ke sebuah rumah terapi di kawasan Wonosobo, untuk menyembuhkan depresi yang dia derita. Sekeluar dari rumah terapi tersebut, BR disarankan untuk tidak kembali ke kampung halamannya supaya luka traumatiknya tidak kembali tersayat.

Atas arahan seseorang, akhirnya BR dibawa ke Karanganyar sejak tiga dua tahun yang lalu hingga sekarang. Di tempat ini, BR mengabdi. Karena nenek dan keluarganya tidak mampu membiayai, ibunda yang bekerja di Hong Kong juga tidak peduli, ayahnya entah dimana keberadaannya kini, BR gratis tinggal dan mengenyam pendidikan di pesantren tersebut.

Kepada Apakabaronline.com, BR mengaku ingin menjadi hafidzah. Untuk mencapai cita-cita mulianya tersebut, setiap hari BR berusaha melakukannya dibawah bimbingan ustadz di pesantren. Dan hasilnya, saat ini BR telah mampu menghafal 10 juz.

Pihak pesantren yang menerima kehadiran Apakabaronline.com menyatakan, perkembangan BR sangat bagus. Besar sekali harapan pihak pesantren untuk keberhasilan BR kedepannya. Bahkan, tidak tanggung-tanggung, sebagai apresiasi atas kemampuan, kesungguhan dan prestasi BR di pesantren ini, ppihak pesantren telah berencana menjadikan BR sebagai kader penerus pesantren tempat BR menimba ilmu saat ini.

“Setamat Aliyah nanti, kami berencana mengirim BR agar meneruskan jenjang S1 di Yaman. Agar nanti, pesantren ini memiliki kader yang berkualitas.” Terang Ustadz Yahya Zubair kepada Apakabaronline.com.

“Subhanallah, saya salut sekali dengan semangat BR. Meski memiliki latar yang tidak baik dijadikan tauladan, BR saat ini kami pantau benar-benar melangkah dan memandang llurus kedepan. Namun meski demikian, pelan, pelan, kami memberi pengertian kepada BR tentang bagaimana harus bersikap terhadap ibu” lanjut Yahya.

Yahya menambahkan, seburuk apapun ibu, kedudukannya tetaplah ibu, dimana menurutnya, Allah mewajibkan bagi umatnya untuk berbakti kepada ibu. [Asa]

Advertisement
Advertisement