April 19, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

POLISI GADUNGAN INI LAKUKAN EKSPLOITASI SEKSUAL TERHADAP KORBANNYA

3 min read

KALTARA – Agar tak menjadi korban penipuan di sosial media, hendaknya harus belajar dari banyak peristiwa penipuan di sosial media. Ragam penipuan yang mengarah ke eksploitasi ekonomi, hingga bermotif eksploitasi seksual.

Baru-baru ini, seorang remaja berinisial DF (15) mengaku telah ditipu oleh pemilik akun facebook Ferry Adytia yang men gaku sebagaii seorang anggota Kepolisian Republik Indonesia. Gadis yang tinggal di Tanjung Selor ini mengaku telah dihipnotis oleh pelaku Ferry Adytia melalui pesan facebook. Dari facebook itu kemudian berlanjut ke akun whatsapp karena mereka sempat bertukar nomor telepon. DF mengaku tak menyadari kalau saat itu dia sedang ditipu.

Memeras Dengan Foto Telanjang, Pelaku Di Hukum 28 Bulan

“Saya pertama kali mengenalnya dari facebook, dimana mengaku sebagai anggota polisi yang bertugas di Jakarta. Dan tengah mencari tahanan kabur yang katanya menuju ke Tanjung Selor,” ungkap DF kepada Kaltara Pos, kemarin (27/12).

“Katanya kasus pencurian celana dalam dan pencabulan,” sambungnya.

DF saat itu langsung percaya dan mengkuti apa kemauan sang polisi misterius itu. Dia diminta untuk membantu pemilik akun Ferry Adytia untuk mencari tahu keberadaan tersangka melalui medsos whatsapp. Dalam percakapannya, Ferry Aditya meminta kepada DF agar menuruti semua kemauan pelaku.

“Saya tidak pernah menaruh kecurigan, sebab awalnya baik-baik untuk berkenalan. Apalagi saya hanya berniat untuk membantu,” tuturnya.

Dijelaskan DF, awal perkenalan itu terjadi pada Selasa 26 Desember. Saat itu, secara tiba-tiba dia mendapatkan pesan dari nomor baru melalui whatsapp. Setelah dicek, ternyata itu adalah nomor pelaku. DF (15) tidak mengetahui dari mana nomornya didapatkan oleh pelaklu. Setiap kali DF menannyakan dari mana tersangka tersebut mendapatkan nomornya, Ferry Adytia selalu mengalihkan pembahasan ke hal lain.

Ngaku Polisi, Roy Sukses Telanjangi 2 PMI

“Dia pesan supaya menuruti kemauan tersangka. Kemarin itu saya sudah chatting  dengan tersangkanya,” jelasnya.

Dalam percakapan via whatsapp yang berlangsung 27 Desember 2017, pelaku meminta memotret celana dalam milik DF. Karena tak sadar, DF menuruti kemauan pelaku dengan mengirim foto celana dalam yang diambil dari internet. DF terus diminta memberikan gambar yang lebih banyak.

“Saya diminta berfoto dengan gaya menungging memperlihatkan tubuh. Dan saya turuti karena tersangka mengancam untuk memblokir jika tidak menuruti kemauan tersangka,” ucapnya.

Beberapa kali diminta untuk memotret dan membuat video tak layak sensor dirinya sendiri, DF selalu menolak.

“Jika tidak menuruti kemauan tersangka, katanya mau dipublikasikan di sosial media,” tuturnya sembari menunduk.

Keesokan harinya, sekira pukul 13.00 Wita tanpa sadar, DF menuruti semua permintaan tersangka membuat video dan berfoto bugil. Setelah membuat foto sendiri dan video, tiba-tiba dia merasakan kantuk berat dan DF tertidur.

“Saya bangun tidur sudah kaget, di handpone saya sudah banyak foto-foto dan video bugil saya,” bebernya.

Karena ketakutan dengan kejadian yang menimpanya, DF lalu menceritakan kejadian tersebut kepada saudaranya bernama FI (25). Awalnya FI menanyakan apa yang sudah terjadi, namun DF tak bisa berkata banyak. Karena merasa ada yang tidak beres, akhirnya akun yang diduga abal-abal itu dilaporkan ke  Polres Bulungan.

“Saya tidak terima apa yang telah diperbuat oleh orang tersebut kepada adik saya,” ungkap FI.

Haus “Tatih Tayang” Sebabkan BMI Mudah Di Eksploitasi Secara Seksual

Di tempat berbeda, Kapolres Bulungan AKBP Muhammad Fachry melalui Kepala Sentra Pelayanan kepolisian (KSPK), Aiptu Sayid Taha membenarkan adanya laporan tersebut. Setelah diperiksa, polisi pun langsung melakukan penyelidikan dengan saksama karena kasus ini baru  pertama kali terjadi di Bulungan.

“Kami selama ini belum ada menerima lapoaran seperti itu,” ungkap Sayid Taha kepada Kaltara Pos, kemarin.

Mengikuti keterangan korban, pelaku percakapan tersebut hanya satu orang. Sayid Taha juga membantah pemilik akun itu adalah anggota kepolisian.

“Itu hanya trik (pelaku) saja untuk mengelabui korbannya dan mengaku sebagai anggota kepolisian,” bebernya. [Asa/Net]

Advertisement
Advertisement