April 19, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Waduh, Ternyata Ribuan Warga Malaysia Menjadi Buruh Migran “Haram” Di Korea Selatan

3 min read

KUALA LUMPUR – Ternyata menjadi tenaga kerja ilegal di luar negeri tidak hanya menjadi cerita warga Indonesia, warga Malaysia ternyata ada juga yang menjadi tenaga kerja ilegal di negera lain. Ternyata ada ribuan tenaga kerja ilegal Malaysia yang bekerja tanpa izin di Korea Selatan, seperti dilansir dari MSTAR.com.my.

Disebutkan, saat ini ada sekira 5.000 warga Malaysia yang berstatus buruh haram atau pekerja asing tanpa izin, di Korea Selatan. Kisah buruh haram Malaysia ini mirip dengan kisah para PMI Ilegal Indonesia di sejumlah negara termasuk di Malaysia.

Para buruh ilegal asal Malaysia itu diduga terpengaruh gaji besar saat liburan ke Korea Selatan. Namun, para buruh ini harus menghadapi kehidupan sulit karena biaya hidup di Korea Selatan juga tidak murah, untuk sewa rumah atau kamar, mereka harus membayar 2.500 Ringgit atau sekitar Rp8,8 juta hingga 4.500 Ringgit atau sekira Rp 16 juta.

Dalam laporan M Star disebutkan, warga Malaysia yang menjadi buruh ilegal di Korea itu juga ada yang dikendalikan oleh sejumlah agen yang gencar menawarkan pekerjaan di Korea. Mengutip laporan media setempat, Korean Herald, jumlah pekerja asing tanpa izin (Pati) di negara ini mencapai 251,000 orang.

Seperti umumnya dialami pekerja ilegal di luar negeri, sejumlah buruh haram asal Malaysia ini juga mengalami nasib buruk di Malaysia, ada yang cacat karena putus jari saat bekerja, patah kaki, atau patah tangan, dan ada juga mengalami masalah keuangan hingga disiksa majikan, dan bekerja tidak dibayar gaji.

Dalam penelusuran yang dilakukan MSTAR di Korea Selatan, hidup pekerja ilegal asal Malaysia di Korea kucing-kucingan dengan aparat keamanan dan bersembunyi dari kejaran pihak imigrasi.

Beberapa di antaranya menjadi gelandangan saat sudah tidak bekerja lagi atau diberhentikan di tempat kerja. andangan akibat diberhentikan kerja.

Nasib pahit dialami warga Malaysia saat musim dingin tiba sementara tidak punya pekerjaan. Ada yang terpaksa mengikat perut untuk menahan lapar karena tidak punya uang beli makanan.

Seorang rakyat Malaysia yang hanya mau dikenali sebagai Farhan mengatakan, dia dan dua temannya menjadi gelandangan selama dua bulan terakhir karena dipecat, bahkan tidak dibayar di tempat ia bekerja.

“Saya dipecat karena seminggu setelah bekerja saya demam. Kami bertiga terpaksa mengharap kebaikan kawan-kawan untuk makan. Ada kalanya terpaksa isi perut dengan makan biskut saja,” katanya.

Untuk tidur mereka memilih sebuah masjid, terutama di akhir pekan. Di masjid itu setiap Sabtu dan Ahad, digelar Qiamullail.

“Kami akan ke Masjid Sentral Korea untuk tidur setiap Sabtu dan Ahad. Di sana ada qiamullail, tapi pada hari lain kami menumpang tidur di rumah kawan-kawan,” ujar pemuda berusia 24 tahun ini.

Ketika mStar Online berkunjung ke masjid berkenaan, suasana sekelilingnya kelihatan biasa, namun di sudut tertentu ada beberapa beg lusuh yang dipercayai milik warga asing yang menumpang tidur.

 

Tidur di depan pintu toilet

Nasib seorang pekerja wanita asal Malaysia lainnya juga tak lebih baik saat menjadi pekerja di perkebunan. Ia bersama belasan pekerja lain di tempatkan di satu ruangan rumah yang cukup sempit, sehingga saat tidur harus berdesak-desakan.

Wanita yang bekerja di ladang bawang ini bahkan mengaku terpaksa tidur di depan pintu toilet atau lantai dapur. Ia bahkan mengaku, ada warga Malaysia yang dipaksa makan daging babi dan dikasari secara fisik seperti ditendang majikan jika tidak melakukan kerja dengan pantas.

Meskipun musim dingin membuat warga Malaysia yang bekerja sebagai buruh ilegal di sana cukup menderita, namun mereka mencoba bertahan, berharap dapat pekerjaan baru saat musim berganti.

Sebagaimana cerita dialami PMI di Malaysia, buruh ilegal Malaysia di Korea ini juga mengalami hal yang memperihatinkan. Ada yang bekerja tanpa istirahat, tidak diperkenankan berkomunikasi dengan rekan kerja selama bekerja, hingga tidak dibekali pakaian dan alat keselamatan saat bekerja.

Ada juga majikan yang memanfaatkan status buruh ilegal dengan tidak membayar gaji dan memberhentikan mereka tanpa pesangon. [mstar/sn]

Advertisement
Advertisement