April 18, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Akhir Hidup Anak Pekerja Migran yang Diejek Miskin Oleh Teman Sekolahnya

2 min read
Shijie mendapat perawatan intensif, namun nyawanya tak bisa diselamatkan (foto 6Park News)

Shijie mendapat perawatan intensif, namun nyawanya tak bisa diselamatkan (foto 6Park News)

ApakabarOnline.com – Sensitifitas setiap manusia akan sebuah sindiran memang berbeda-beda. Pun demikian dengan cara menghadapinya. Semua bergantung pada tujuan dan konsep diri setiap orang. Jika pragmatisme materi menjadi keagungan, seringkali membuat banyak orang merasa paling saat secara materi berkekurangan.

Seperti pada peristiwa kali ini, seorang siswa berusia 14 tahun dari Shohu, China baru-baru ini melakukan bunuh diri dengan meminum pestisida. Dia diduga diejek oleh teman-teman sekelasnya karena miskin.

Dilansir dari Xohu, remaja yang diketahui bernama Lu Shijie itu bunuh diri pada Kamis, 14 November 2019 lalu.

Pada hari kejadian, Shijie yang sedang mengerjakan pekerjaan rumahnya. Tiba-tiba saja ayahnya mengatakan bahwa dirinya tidak berprestasi di sekolah karena diberitahu gurunya melalui SMS.

Shijie pun membela diri dengan mengatakan bahwa guru itu berprasangka terhadapnya. Rupanya, pada hari itu, dia bermain dengan teman-teman sekelasnya namun guru itu hanya menegur Shijie, bukan semua orang. Itu sangat tidak adil baginya.

Saat itu ayahnya sedang cuti pulang ke kampung halaman dimana sebelumnya, sehari-hari, ayah Shijie merupakan pekerja migran di Hong Kong. Pertemuan dengan ayahnya merupakan momen emas bagi Shijie untuk merasakan rengkuhan kehangatan. Namun tidak dengan pertemuan kali ini.

Usai diberitahu ayahnya, Shijie menjadi gelisah dan tiba-tiba berlari keluar rumah. Ayah Shijie berusaha mengejar dan sempat kehilangan jejak. Namun saat menemukan Shijie, ayahnya mendapati tubuh Shijie tergeletak di pematang areal pertanian dan disebelahnya ada sebuah botol pestisida berisi setengah, yang setengahnya telah diminum Shijie.

Shijie berusaha dilarikan ke pertolongan medis namun sayangnya setelah 24 jam dirawat, dia dinyatakn meninggal dunia.

Ayah Shijie yang berduka mengatakan bahwa dia sedang dalam proses bercerai dari istrinya, yang melacurkan diri di Hong Kong dan dia telah mengirim Shijie untuk tinggal bersama kakek-neneknya di sebuah pertanian. Dia perlu bertahan di Hong Kong untuk bekerja dan keluarga mereka tidak punya banyak uang.

Shijie adalah orang yang tertutup yang tidak banyak bicara tentang masalahnya dengan keluarganya. Dia menambahkan bahwa para guru tidak terlalu peduli dengan putranya, karena dia bukan penduduk setempat dan tidak mendapatkan nilai bagus.

Dia pergi ke sekolah untuk berbicara dengan teman sekelas Shijie dan terkejut mengetahui bahwa almarhum putranya sering diintimidasi oleh teman-temannya. Beberapa temannya yang disebut akan menggodanya tentang menjadi miskin dan ini telah berlangsung selama satu semester.

Pengganggu ini akan menertawakan pakaiannya dan menggodanya tentang kakeknya yang datang menjemputnya dengan sepeda roda tiga. Mereka juga membuat nama panggilan yang mengerikan bagi anggota keluarga Shijie untuk memprovokasi dia dari waktu ke waktu.

Sementara itu, sekolah membantah desas-desus bullying terjadi tetapi menolak untuk mengomentari insiden tersebut. Mereka mengatakan bahwa masalah ini sedang dalam penyelidikan polisi dan tidak ingin mempengaruhi penyelidikan. []

Sumber Xohu

Advertisement
Advertisement