April 20, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Atas Nama Cinta, Ngutang Ke Finance HKD 40.000, Setelah Majikan Tahu, PRT Ini Di PHK Sepihak

2 min read

HONG KONG – Lagi, seorang domestic worker atau pekerja rumah tangga asing di Hong Kong menjadi korban penipuan pacar online yang dikenal melalui dunia maya hingga membuat korban terpuruk dalam secara finansial. Memang betul, cinta tidak mengenal usia, namun kejahatan yang mengatasnamakan cinta, sangat bisa mengidentifikasi seberapa peluang keuntungan yang akan didapatkan.

Raquel, seorang PRT asal Filipina yang telah berusia 53 tahun, bekerja di seorang majikan yang bertempat tinggal di Pok Fu Lam, Hong Kong Island, tanpa berpikir panjang, berani mengambil pinjaman di sebuah lembaga finance sebesar HKD 40.000. Janda beranak 4 ini kemudian men hyerahkan seluruh uang yang cari dari finance tersebut kepada pacarnya yang dikenal melalui dunia maya.

Kepada SunwebHK,  Raqquel mengungkapkan yakin, dengan gajinya, dia akan bisa mengangsur pinjaman tersebut, karena itulah, menurut perhitungan dia, gaji bulanan yang didapatkan akan bisa digunakan untuk mencicil angsuran dan memenuhi kebutuhan keempat anaknya di kampung halaman.

Namun naas bagi Raquel, tanpa dia sadari, tiba-tiba majikan Raquel memutus kontraknya secara sepihak setelah mengetahui bahwa Raquel memiliki pinjaman sebesar HKD 40.000, dan terpaksa Raquel harus kembali ke Filipina.

Tentu hal ini menjadi beban berat bagi Raquel, janda 4 anak, usia sudah 53, dalam kondisi baru saja di PHK. Sesampai di Filipoinapun, Raquel bermaksud mencari pacarnya yang beberapa waktu sebellumnya dia kirimi uang, namun tidak berhasil menemukan.

Beruntung, atas bantuan jaringan pertemanannya di Hong Kong, Raquel bisa kembali mendapatkan pekerjaan di Hong Kong dengan beberapa kesepakatan antara Raquel, Finance dan majikannya yang baru.

Pengalaman getir Raquel ini, sudah sering sekali terjadi. Dengan pola yang sama, sudah tak terhitung lagi, ApakabarOnline menerima informasi serupa. Namun entah kenapa, atas nama cinta, selalu saja ada korban yang bertekuk lutut begitu saja saat dirinya dieksploitasi secara ekonomi, sedangkan di rumah, di kampung halamannya, setumpuk harapan materi, digantungkan dipunggungnya. [Asa]

Advertisement
Advertisement