April 26, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Ayah Dikarantina Karena Corona, Anaknya yang Cacat Meninggal Karena Tak Ada yang Urus Hidupnya

1 min read

HONG KONG – Hati Yan Xiaowen hancur. Dia terinfeksi virus corona, sehingga harus dikarantina. Akibatnya, putrnya yang cacat meninggal dunia, karena tidak ada yang merawatnya.

Xiaowen dibawa ke karantina pada 22 Januari karena demam. Lima hari kemudian dia didiagnosis dengan virus yang berpotensi mematikan.

Sejak tinggal di karantina, putranya, Yan Cheng yang berusia 17 tahun terpaksa ditinggal sendiri di rumahnya di provinsi Hubei, China. Ibunya telah meninggal beberapa tahun lalu.

Tapi Yan Cheng tidak bisa mandiri. Dia harus duduk di kursi roda karena cerebral palsy. Dia tidak dapat berbicara, berjalan atau makan sendiri.

Ayahnya telah memposting permintaan bantuan di media sosial, dan meminta seseorang untuk pergi merawat putranya.

“Permohonan bantuan dari seorang ayah yang didiagnosis dengan virus corona baru,” demikian judul posting.

Tapi permintaannya datang terlambat. Putranya meninggal pada hari Rabu.

“Yan Xiaowen tidak dapat mengurus kehidupan sehari-hari Yan Cheng (karena terisolasi) … jadi dia mempercayakan kerabatnya, kader desa dan dokter desa untuk merawat Yan Cheng,” kata pernyataan oleh pemerintah daerah Hongan.

Kematian bocah itu telah membuat sejumlah pejabat lokal kehilangan pekerjaan mereka.

Sekretaris dan walikota Partai Komunis setempat dipecat karena mereka “gagal memenuhi tanggung jawab mereka”.

Penyebab kematian putranya Yan Cheng belum dikonfirmasi.

Berita tentang tragedi itu memicu kemarahan dan kesedihan di media sosial. Di Weibo, tagar terkait kematian Cheng telah dibaca 270 juta kali pada Selasa pagi (04/02/2020).

Tagar tentang walikota yang dipecat telah dilihat sebanyak 66 juta kali.

Lebih dari 20.000 orang di China telah terinfeksi oleh coronavirus, dengan jumlah korban tewas mencapai 427. []

Advertisement
Advertisement