April 26, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Beda Dengan Presiden RI Lainnya, Gus Dur Action Sendiri, Selamatkan Nyawa BMI

2 min read

JAKARTA – Meskipun masa jabatannya hanya 22 bulan, KH Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur terbukti telah mampu menyelamatkan nyawa BMI yang akan di eksekusi mati dengan kekuatan diplomasi yang beliau miliki.

Dikutip dari NU.or.id, saat  masih menjabat sebagai Presiden RI ke 4, Gus Dur pernah secara langsung menelpon Raja Arab Saudi dan meminta untuk menunda eksekusi mati terhadap BMI atas nama Siti Zaenab. Atas diplomasi Gus Dur, nyawa Siti Zaenab terselamatkan saat itu.

Nasib 2 PMI Menunggu Hukuman Mati, Apa Kabarmu Kini ?

Namun, 14 thun kemudian, di era pemerintahan Presiden Jokowi, Zaenab tak tertolong lagi, hidupnya berakhir dieksekusi mati di Arab Saudi. Hal ini merupakan salah satu indikasi, bahwa kemampuan diplomasi seorang presiden, ikut menentukan keselamatan rakyatnya di luar negeri.

Kehebatan diplomasi Gus Dur terhadap Raja Arab Saudi tersebut yang membela buruh migran ternyata masih membekas di ingatan Sekretaris Jenderal Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) Siti Musdah Mulia.

Musdah menilai, Gus Dur bukan hanya penggagas tapi juga langsung praktik, bertindak.

“Seperti kasus TKW ini, Gus Dur tuh langsung telepon raja, ” katanya saat mengisi acara Diskusi Publik di aula Griya Pergerakan Gus Dur Jl Taman Amir Hamzah No.8, Jakarta Pusat, Kamis (9 /11) dengan tema ” Gus Dur dan Pencegahan Ekstremisme Kekerasan”.

Rita Krisdianti Dijatuhi Hukuman Mati

Menurutnya, tindakan Gus Dur, bukan model orang yang menghabiskan waktunya untuk berpikir dulu.

“Ini satu kehebatan Gus Dur yang gak bisa saya lupakan,” katanya mengenang.

Kepedulian Gus Dur terhadap buruh migran, juga dibuktikan dengan menjadikan rumahnya sebagai tempat berteduh untuk sejumlah TKW.

“Rumahnya jadi tempat berteduh sejumlah TKW di Ciganjur sana,” katanya.

Selain Siti Musdah Mulia, hadir juga menjadi pembicara Wakil Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) Ahmad Suaedy, dan Direktur Eksekutif Ma’arif Institute for Culture and Humanity Fajar Riza Ul Haq. [Asa/NU]

Advertisement
Advertisement