April 26, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Bentrokan Kembali Menjadi Ujung Unjuk Rasa Sepanjang Siang Hingga Tengah Malam

2 min read

HONG KONG – Agenda unjuk rasa yang sebelumnya telah dipublikasikan secara luas pada Minggu (27/10/2019), ternyata benar-benar berlangsung dan diikuti oleh jumlah masa yang sangat besar. Tidak ada yang bisa menghitung pasti jumlah mereka, namun berbagai media menyebut ada puluhan ribu pengunjuk rasa terkonsentrasi di berbagai titik.

Usai menggelar aksi turun ke jalan di kawasan Salisbury Road dalam rangka memprotes tindakan berlebihan aparat terhadap warga sipil, jurnalis dan tempat ibadah, sekitar pukul 15:00 sore (27/10/2019), ribuan pengunjuk rasa tidak bisa terhindar dari bentrokan dengan aparat.

Pasalnya, aparat memaksa pengunjuk rasa untuk membubarkan diri, sedangkan pihak pengunjuk rasa bersikeras ingin tetap melanjutkan aksinya sampai dianggapnya selesai.

Ketegangan berlanjut dengan tembakan gas air mata dan kejar-kejaran antara aparat dengan demonstran.

Penangkapan terhadap beberapa demonstranpun terjadi, terutama saat mereka berada di kawasan Chungking Mansions.

Satu jam berselang, hingar bingar pun bergeser ke kawasan Nathan Road Mong Kok. Di ruas jalan utama wilayah New Terrietories tersebut, Polisi sempat mengibarkan bendera biru sebagai simbol, perintah kepada pengunjuk rasa untuk segera membubarkan diri.

Ketegangan antara pengunjuk rasa dengan demonstran di kawasan tersebut membuat areal MTR Station Mong Kok menjadi arena bentrokan. Kerusakan fasilitas Stasiun MTR tidak bisa dihindari.

Tak hanya demonstran, warga sipil dan wartawan juga banyak yang terjebak kepulan asap gas air mata yang ditembakkan Polisi dalam jumlah yang tidak terhitung lagi ke arah Exit C stasiun MTR Mong Kok.

Sebagai reaksi atas kejengkelan pengunjuk rasa terhadap represi yang dilakukan aparat terhadap mereka, pembakaran kawasan stasiun dan pengrusakan beberapa fasilitas disekitar kawasan tersebut tidak bisa lagi dihindari.

Saat waktu semakin beranjak malam, banyak warga sipil yang memutuskan bergabung dengan demonstran, memadati Nathan Road, memprotes tindakan represif aparat keamanan, hingga jumlah mereka menjadi semakin besar.

Sampai tengah malam, beberapa retail, bank serta tempat usaha lain yang diyakini demonstran merupakan milik perusahaan China tak luput dari aksi pengrusakan.

Sebuah retail 24 jam misalnya, mengalami kebakaran hingga mengakibatkan sebagian besar aset yang berada di dalam toko tersebut tidak lagi layak dijual. Pun demikian, tembakan gas air mata yang diarahkan ke tempat tempat usaha, juga mengakibatkan hal yang sama, banyak aset yang kehilangan nilai jual.

Tengah malam, menjelang pergantian hari, ribuan pengunjuk rasa baru benar-benar tidak terlihat lagi di lokasi. Yang tersisa tinggallah puing-puing kerusakan dan puning berserakan di jalanan, sisa bentrokan aparat keamanan dengan demonstran. []

Advertisement
Advertisement