April 16, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Berasal dari Grogol Kediri, Azura alias Enjang Ternyata Pernah jadi TKW di Hong Kong

4 min read

KEDIRI – Sosok Enjang Widhi Palupi yang mempopulerkan dirinya sebagai Azura Luna Mangundihardjo belakangan menjadi trending platform sosial media lantaran kemampuannya yang membuat heboh warga beberapa negara. Tak hanya di Indonesia, Azura Luna alias Enjang Widhi Palupi juga menarik perhatian warga negara Hong Kong, Singapura, Malaysia, Eropa.

Sejak awal, muncul data terkait jatidiri Azura Luna yang menyebut memiliki nama asli Enjang Widhi Palupi kelahiran Kediri 27 Oktober 1978. Tidak ada informasi pendukung lainnya. Namun disamping itu, muncul pula akun facebook bernama Azura Luna Mangunhardjono yang telah dibuat sejak lebih dari sepuluh tahun silam.

Dalam akun facebook tersebut terpampang beberapa foto-foto Enjang alias Azura dalam kondisi belum seperti sekarang yang populer diambil dari instagram serta twitter.

Berbekal dua data tersebut, jurnalis Jawapos tergelitik untuk melakukan penelusuran. Hasilnya, terungkap sampai ke akar-akarnya, siapa sebenarnya sosok Azura Luna alias Enjang Widhi Palupi dari teman seangkatannya waktu sekolah.

Salah satu temannya angkatan 1996 menuturkan kebiasaan Enjang –begitu nama panggilannya di sekolah- waktu berseragam putih abu-abu itu.

Diana Purna Sari, salah satu teman SMA mengaku, satu sekolah dengan Enjang. Perempuan asal Banyakan itu masuk ke SMAN 2 Kediri (Smada) pada 1993 dan lulus tahun 1996. “Jadi kami angkatan 96 di Smada,” kata Diana kepada jurnalis Jawa Pos.

Diana mengaku, tidak pernah satu kelas dengan Enjang. Saat duduk di kelas tiga (sekarang disebut kelas 12), dirinya masuk kelas biologi. Sedangkan perempuan kelahiran 27 Oktober 1978 itu memilih jurusan sosial. “Seingat saya, dulu kelas dibagi tiga jurusan. Kelas fisika ada empat kelas, biologi dua kelas dan sosial tiga kelas. Kelas satu dan dua belum penjurusan,” ujarnya.

Meski tidak pernah sekelas, Diana mengaku, tahu sosok Enjang. Di sekolah, Enjang termasuk populer di mata beberapa teman satu angkatannya. Bukan karena prestasi akademiknya tetapi karena supel. “Gimana ya? pokoknya anaknya SKSD (sok kenal sok dekat, Red). Agak centil juga,” aku Diana.

Di masa sekolah, biasanya antara teman satu dengan yang lain akan dijodoh-jodohkan. Menurut Endang, saat sekolah dulu, Enjang juga merasakan hal demikian. “Dipacokno (dipasangkan, Red) dengan cowok. Dulu seringnya begitu,” kata perempuan 41 tahun ini.

Namun menurutnya penampilan Enjang dulu berbeda dengan sekarang yang dikenal masyarakat sebagai Azura Luna. Kata Diana, dulu penampilannya sangat sederhana. Tidak tampak seperti anak orang kaya raya. “Kulitnya juga tidak putih seperti sekarang (Azura Luna). Pokoknya sangat beda,” katanya.

Saat datang ke sekolah, kata Diana, anaknya sering menggunakan angkutan umum. Dari rumahnya di Banyakan, jaraknya rumahnya ke sekolah sekitar 8 kilometer (km). “Setahu saya tidak pernah diantarkan. Selalu naik angkot,” ungkapnya.

Di sekolah, Diana menambahkan, Enjang pernah ikut palang merah remaja (PMR). Namun soal aktivitasnya di PMR, Diana tidak banyak tahu. “Organisasinya itu yang diikuti. Kalau lomba-lomba setahu saya tidak pernah ikut,” ujar perempuan asal Kelurahan Banjaran, Kecamatan Kota, Kota Kediri ini.

Selepas lulus SMA pada 1996, Diana mengakui kehilangan kontak dengan Enjang. Termasuk teman-temannya yang lain di satu angkatan. Karena itu, Diana tidak tahu apakah Enjang melanjutkan kuliah atau langsung bekerja.

Baru pada 2009 atau sekitar 10 tahun lalu, tiba-tiba namanya muncul di Facebook (FB) dengan nama akun “Azura Luna Mangunhardjono”. “Zaman itu kan FB sangat booming. Dia (Enjang) sudah pakai nama Azura Luna,” imbuhnya.

Di foto profilnya, banyak perubahan yang dialami Enjang. Menurut Diana, kulitnya lebih putih dibanding masa SMA. Gaya berpakaiannya juga lebih modis. Tidak lagi tampil sederhana seperti di sekolah dulu.

Meski banyak mengalami perubahan, Diana dan teman-temannya masih sangat mengenali wajah Enjang, teman sekolahnya dulu. Apalagi, setelah itu, Enjang atau Azura Luna mengundang teman-teman satu angkatannya datang ke Jakarta. “Yang diundang ada lima anak. Dipilih-pilih anak orang kaya. Salah satunya sahabat saya,” ucapnya.

Di Jakarta, dari cerita sahabatnya, kata Diana, Azura Luna menyewa sebuah hotel mewah. Dia mengajak lima temannya tersebut menginap di sana. “Dan memang benar Azura Luna itu ya Enjang. Waktu itu anaknya cerita banyak sebagai TKW (tenaga kerja wanita) di Hongkong,” katanya.

Sementara itu, Kepala Smada Sony Tatar Setya membenarkan Enjang Widhi Palupi pernah bersekolah di SMAN 2 Kediri. Sesuai tahun lulusnya, yang bersangkutan termasuk angkatan 1996. “Ya dulu memang pernah di Smada,” kata Sony.

Sementara itu, ketika ke menelusuri alamat yang tercantum di buku kenangan Enjang, Jalan Banyakan 22 Grogol, Kabupaten Kediri, rumah yang berlokasi di alamat itu adalah rumah besar berpagar warna oranye. Kondisinya tertutup dengan gembok terpasang di luar.

Namun, pemilik rumah itu bukan Wowok seperti nama ayah Enjang. Menurut Diro, seorang warga sekitar, nama pemiliknya adalah Arifin. Tapi sudah tidak dihuni sejak beberapa bulan terakhir.  “Pemilik rumahnya yang wanita sakit, dibawa ke rumah anaknya, di Kediri,” terang lelaki tersebut.

Ketika ditanya soal nama Wowok dan Enjang, Diro menggeleng. “Tidak ada itu, Mas, yang namanya Enjang. Kalau yang punya rumah sudah almarhum, tinggal ibu (istri, Red) almarhum saja,” terangnya.

Diro tidak mengenal Enjang, seperti yang tertulis dari alamat Banyakan 22 Grogol Kediri. Karena selama ia tinggal disana, Diro mengetahui bahwa rumah tersebut dari awal sudah ditempati oleh keluarga Arifin. “Anaknya masih kuliah, ibunya (istri Almarhum Arifin, Red) sakit, dan dibawa ke rumah anaknya yang satunya lagi di Kediri,” paparnya. []

Advertisement
Advertisement