April 19, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

BERTANAM TERONG UNGU MODAL KECIL, UNTUNGNYA SANGAT LEGA

3 min read

GROBOGAN – Terong ungu atau lebih dikenal dengan nama ilmiah Solanum melongena merupakan salah satu jenis tanaman yang dimanfaatkan sebagai sayuran. Terong ungu sendiri diketahui berasal dari daratan Sri Lanka dan India, yang kemudian menyebar luas ke seluruh negara yang memiliki iklim hampir sama. Bahkan, ada pula yang meyakini, terong ungu berasal dari daratan Indonesia.

Sesuai namanya, terong ungu merupakan jenis tanaman terong yang buahnya memiliki warna ungu. Bentuknya bulat memanjang dengan ukuran daun yang besar. Warna bunganya mulai dari putih hingga ungu, disertai dengan batang tanaman yang memiliki duri. Tanaman ini dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian sekira 40 cm hingga 150 cm.

Masyarakat Indonesia memanfaatkan terong ungu menjadi bahan kuliner bergizi dalam berbagai variasi. Mulai dari lalapan, sayur, hingga dijadikan terong bakar dengan kelezatan yang luar biasa.

”Kebutuhan terong ungu di pasar ternyata sangat tinggi. Tidak pernah terong saya tidak laku. Kalau tidak dibawa pedagang lokal, biasanya diambil untuk dijual ke kota besar,” tutur Rohmadi, combatan Negeri Formosa Taiwan yang kini menekuni dunia pertanian di kampung halaman.

Di samping masa tanamnya pendek, menurut Rohmadi, risiko menanam terong ungu terhadap serangan hama juga relatif lebih kecil.

”Dibandingkan dengan menanam padi, untungnya juga lebih besar,” lanjutnya.

Rohmadi, bapak dua anak warga Desa Bangsri, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, ini mengaku mulai menanam terong ungu lantaran terinspirasi saat dirinya bekerja di Taiwan. Sebuah ladang sayuran sering ia lihat saat menikmati liburan akhir pekan, dan salah satunya terong ungu. Karenanya, sepulang dari Taiwan pada 2013, Rohmadi langsung bertekad hendak menanam sayuran.

”Modal untuk nanam per kotak maksimal Rp 5 juta. Lalu, hasil tiap kali panen rata-rata Rp 12 juta di saat harga tinggi seperti sekarang, atau apes-apesnya masih dapet Rp 6 juta di saat harga berada di titik paling rendah,” jelas Rohmadi.

Modal awal menanam terong ungu sekaligus cara memulainya, menurut Rohmadi, juga tidak terlalu rumit. Dalam pengadaan bibit, ia memilih membeli bibit dari penjual bibit holtikultura yang usianya sudah lewat 20 hari. Tujuannya, agar durasi waktu tanam dengan panen pertama tidaklah terlalu lama. Sekitar sebulan. Terong ungu akan bisa dipanen pertama kali setelah usia tanaman sekira 50 hari.

Harga terong ungu ketika mencapai titik tertinggi di tingkat petani berada di kisaran Rp 5 ribu per kg. Sedangkan panenan keseluruhan yang dihasilkan dalam satu bulan rata-rata sebanyak 2,5 ton. Dengan demikian, saat terong ungu berada di puncak, pendapatan kotor yang didapat Rohmadi dari hasil penjualan mencapai Rp 12,5 juta. Ketika harga terong jatuh, yakni di kisaran Rp 2 ribu per kg, pendapatan kotor dari hasil penjualan yang didapat Rohmadi bertengger di angka Rp 5 juta.

Menurut Rohmadi, biaya operasional bulanan untuk menanam terong ungu sebesar Rp 1,5 juta per luas lahan satu kotak. Biaya tersebut dialokasikan untuk membayar upah tenaga kerja, biaya pemupukan, serta biaya lain.

Dus, keuntungan bersih menanam terong ungu ketika harga jatuh masih di kisaran Rp 3,5 juta, dan Rp 11 Juta di saat harga berada di puncak.

Jika dirawat dengan baik, tanaman terong ungu mampu bertahan hingga 5 tahun. Namun rata-rata, sampai usia maksimal 2 tahun, tanaman ini akan ditebang untuk peremajaan atau diganti tanaman lain dengan pertimbangan kemampuan produksi buah yang menurun. [ASA]

Advertisement
Advertisement