April 25, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Bulan Puasa, Status Gunung Merapi Naik Ke Waspada

3 min read

SLEMAN – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) baru saja menaikkan status Gunung Merapi dari normal ke waspada. Hal ini dilakukan usai terjadinya sejumlah letusan freatik sepanjang Senin (21/5) kemarin.

“Sehubungan dengan adanya peningkatan aktivitas tersebut di atas, Gunung Merapi dinaikkan dari normal menjadi waspada yang berlaku mulai 21 Mei 2018 pukul 23.00,” kata Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, Senin (21/5) malam.

Untuk itu, BPPTKG mengeluarkan sejumlah rekomendasi seperti menutup pendakian Gunung Merapi kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian terkait mitigasi bencana. Radius tiga kilometer dari puncak diminta dikosongkan dari aktivitas penduduk.

Masyarakat yang tinggal di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III diimbau meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Gunung Merapi. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, status Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

“Masyarakat agar tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat,” ujar Hanik.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, menambahkan terhitung telah terjadi empat kali letusan freatik disertai suara gemuruh sejak Senin (21/5) hingga Selasa pukul 03.30 WIB.

Letusan freatik tersebut adalah pada Senin kemarin pada pukul 01.25 WIB durasi 19 menit ketinggian kolom letusan 700 meter, pukul 09.38 WIB durasi 6 menit ketinggian kolom letusan 1.200 meter, pukul 17.50 WIB durasi 3 menit ketinggian kolom letusan tidak teramati, pada hari ini pukul 01.47 WIB durasi 3 menit ketinggian kolom letusan 3.500 meter.

Letusan juga membuat hujan abu vulkanik jatuh di sekitar Gunung Merapi seperti wilayah Kabupaten Sleman Yogyakarta meliputi Kecamatan Cangkringan (Desa Glagaharjo, Desa Kepuharjo, Desa Umbulharjo), Kecamatan Pakem (Desa Purwobinangun, Desa Hargobinangun, Desa Kaliurang), dan Kecamatan Ngemplak (Desa Widomartani). Di wilayah Kabupaten Klaten hujan abu vulkanik jatuh di Kecamatan Kemalang (Desa Balerante dan Desa Panggang).

Ia menambahkan, sejak tadi malam sebagian masyarakat telah mengungsi mandiri ke tempat yang lebih aman. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang.

“Tidak terpancing pada isu-isu mengenai letusan Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya. Masyarakat diimbau mengikuti arahan dari Pemda setempat,” katanya.

 

Apakah Gunung Merapi Akan Meletus Hebat?

Status Gunung Merapi naik dari normal menjadi waspada pada Senin 21 Mei 2018 malam. adalah seberapa besar letusan yang kemungkinan akan terjadi?

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) DIY, Hanik Humaidah, mencoba menjawab pertanyaan itu. “Kalau terjadi letusan, Insyaallah tidak sebesar erupsi 2010,” ujarnya.

Kemungkinan itu berdasarkan karakter gejala letusan Merapi kali ini, yakni tidak ada deformasi yang signifikan dan tremor. Ia menjelaskan, biasanya jika terjadi erupsi besar maka didahului dengan gempa vulkanik yang banyak.

Namun, indikasi itu tidak tampak pada peningkatan status Merapi saat ini. Hanik tidak menampik, memang terjadi gempa vulkanik tetapi hanya satu kali. Keputusan menaikkan status Merapi karena memang ada peningkatan aktivitas saja.

“Intensitas tremor yang tidak hanya sekali juga menunjukkan ada fluida yang bergerak ke permukaan,” kata Hanik.

Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTKG DIY Agus Budi Santoso menjelaskan jika berkaca pada letusan 1872 dan 1930, erupsi didahului dengan sejumlah letusan freatik.

“Freatik ini semacam fenomena membuat jalan supaya massa di dalam gunung bisa keluar tanpa tersumbat,” ucapnya.

Ia memaparkan massa berupa magma dan gas membutuhkan jalan yang lebih besar untuk keluar. Selama Merapi diam, jalan yang tersedia hanya bisa mengakomodasi keluarnya gas.

Volume magma dan gas yang dikeluarkan saat erupsi lebih besar dari volume gas yang secara rutin keluar dari perut Merapi. Oleh karena itu, freatik membuka jalan supaya massa bisa keluar dengan lancar. [Net]

 

Advertisement
Advertisement