April 25, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Campurkan Air Kencing Ke Minuman Majikan, Seorang PMI di Tin Shui Dicokok Polisi

2 min read

HONG KONG – Seorang pekerja migran Indonesia (PMI) berusia 37 tahun yang tidak diungkap jati dirinya di laporkan ke aparat oleh majikannya seorang warga Hong Kong ke aparat lantaran telah memasukkan air kencing kedalam minuman majikannya.

Pada peristiwa yang terjadi kemarin (21/05/2019) malam tersebut, majikan merasakan aneh dengan minuman yang disajikan oleh PRTnya dan mengeluhkan perasaan tidak enak usai meminumnya.

Majikan merasa selain rasanya aneh, aroma dari air yang dia minum juga mencurigakan, terkontaminasi dengan aroma air kencing.

Sontak, usai mendapatkan pemeriksaan di rumah sakit, PMI yang bekerja di kawasan di Yau Hong House di Tin Shui, dini hari tadi sekira jam 01:00 di ciduk aparat untuk diperiksa.

 

Jaksa Kesulitan Mendeteksi Kandungan Air Kencing Di Minuman Majikan Septiana

 

“Dia menelepon polisi setelah menuduh pembantu rumah tangganya, berusia 37 tahun, memasukkan air kencing ke dalam gelas minuman,” kata juru bicara kepolisian Hong Kong, dikutip dari South China Morning Post.

PMI tersebut langsung ditangkap polisi dengan tuduhan mencoba meracuni dengan tujuan melukai majikannya.

APeristiwa memasukkan air kencing kedalam minuman majikan di Hong Kong yang dilakukan oleh pekerja migran Indonesia bukan kali ini saja terjadi.

Menukil pemberitaan HK01, setidaknya telah delapan kali terjadi pekerja rumah tangga asal Indonesia memasukkan air kencing ke dalam minuman/makanan majikannya dengan maksud tertentu. Peristiwa ini menjadi keprihatinan tersendiri bagi warga Hong Kong  utamanya mereka yang berniat akan memperkerjakan PRT asal Indonesia maupun yang telah memperkerjakan PRT asal Indonesia.

 

Bukan Datang ke Dukun, Untuk Meluluhkan Orang yang Keras Hati, Lantunkan Doa Ini

 

Delapan orang berulah, seluruhnya kena getah.

Dalam pantauan ApakabarOnline.com, dari setiap terungkapnya kasus mencampurkan air kencing ke minuman/makanan majikannya, rata-rata diikuti tendensi sebuah pemahaman untuk menundukkan kekerasan hati majikan, ingin disayang majikan dan lain sebagainya.

Namun, faktanya, cara demikian merupakan cara yang salah besar. Sebagai manusia, bukan melakukan instropeksi diri, terkait dengan apa sebab tidak disayang majikan dan bagaimana cara saling memahami antara PRT dengan majikan bisa terjalin harmonis. []

Advertisement
Advertisement