April 19, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Cara Jitu Agar Dagangan Laris Terjual Ala Rasulullah

1 min read

Warga berbelanja untuk memenuhi kebutuhan Ramadan di Pasar Bandarjo, Ungaran, Kabupaten Semarang, Jateng, Rabu (17/6). Meski harga sejumlah komoditi mengalami kenaikan, pedagang setempat mengaku jumlah permintaan dari warga yang berbelanja tetap mengalami peningkatan antara 50 persen hingga 100 persen untuk memenuhi kebutuhan mereka selama Ramadan. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/Rei/pd/15.

 

ApakabarOnline.com – Ustadz Abdul Somad (UAS) menyampaikan penjelasan mengenai prinsip dagang Nabi Muhammad SAW melalui tayangan video di akun youtube resminya, Sabtu (18/07/2020).

UAS menuturkan, ada beberapa prinsip dagang yang dijalankan Rasulullah SAW, salah satunya ambil untung sedikit tetapi banyak pelanggan.

“Nabi Muhammad mengajarkan lebih banyak pelanggan dengan keuntungan yang tidak melambung, itu lebih baik daripada satu orang. Nah sekarang orang banyak begitu, dia manfaatkan orang ini, dia ambil keuntungan setinggi-tingginya. Setelah itu ya sudah, orang pun jadi taubat (tidak mau lagi) bertransaksi dengan dia,” jelasnya.

Prinsip dagang Nabi Muhammad SAW tidak demikian. UAS memaparkan, Nabi SAW berprinsip untuk mendatangkan lebih banyak pelanggan. Sebab, prinsip jual-beli sebetulnya bersilaturahim dengan banyak orang dan memudahkan urusan orang banyak.

“Karena sesungguhnya dalam transaksi jual-beli itu kita sedang memudahkan urusan orang. Orang mencari barang, kita punya (barangnya). Orang punya uang, kita tukar. Maka sesungguhnya kita sedang memudahkan,” tutur alumni Universitas al-Azhar Mesir itu.

Bila prinsipnya agar mencari keuntungan sebesar-besarnya dari satu atau sedikit orang, apalagi menyulitkan, menekan hingga menipu, tentu pelanggan yang telah bertransaksi itu tidak akan datang lagi.

“Itulah yang pertama dan terakhir. Selesai tidak mau berhubungan lagi. Tetapi kalau kita buat banyak orang (pelanggan), keuntungan tidak seberapa, tetapi sesungguhnya ada perputaran yang luar biasa di sana,” terang ustadz yang menyelesaikan pendidikan S2 di Darul Hadits Maroko itu.[]

Sumber : Republika

Advertisement
Advertisement