April 24, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Derita Masdalifa : Pulang Dari Luar Negeri, Sampai Kampung Begini Kondisinya

2 min read

SUMUT – Masdalifa (36)  terpaksa di pasung oleh keluarganya karena kerap membuat heboh warga sekitar tempat tinggalnya. Ia pun telah terpasung selama tiga tahun terakhir terakhir dan tinggal disebuah gubuk seorang diri.

Warga Desa Perdamean, Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara (Sumut) sangat menyedihkan. Bagaimana tidak, wanita malang ini harus di pasung oleh keluarganya karena mengalami gangguan jiwa. Hal ini harus dilakukan keluarganya karena sudah tidak memiliki biaya untuk mengobati wanita malang tersebut.

“Ia terpaksa dipasung, karena keluarganya sudah kehabisan akal. Masdalifa sering masuk kerumah orang, hal itu pun membuat warga resah. Mau tidak mau keluarga terpaksa memasungnya,” ujar Timbul, salah seorang kerabatnya pada Rabu 23 Agustus 2017.

Timbul menuturkan, Masdalifa mengalami kondisi demikian sejak dia baru datang dari bekerja di luar negeri. Tahun 2013 dia tiba-tiba datang dari Malaysia. Tanpa ada pengantar dan keterangan, sesampai di rumah, Masdalifa telah kehilangan akal warasnya.

“Dia pulang dalam kondisi begitu (linglung). Ada beberapa luka dan bekas luka di tubuhnya. Badannya kurus. Entah apa yang terjadi dengan dia selama di Malaysia, keluarga tidak ada yang tahu. Agen yang menyalurkannyapun tidak bisa dihubungi” terang Timbul.

Menyadari kondisi Masdalifa yang seperti itu, keluarga saat itu berinisiatif membawa Masdalifa ke rumah sakit jiwa. Namun, sampai uang ratusan juta habis, kesembuhan Masdalifa tak kunjung tiba.

“Tanah pekarangan, sawah, perhiasan, tabungan, bahkan rumah, semua telah habis terjual untuk biaya berobat. Tapi ya begitu kondisinya” lanjut Timbul.

Dalam kondisi yang dipasung, penderitaan Masdalifa masih harus ditambahi dengan menjadi korban pemerkosaan. Tahun kedua Masdalifa di pasung, tanpa ada yang mengetahui, Masdalifa tiba-tiba hamil hingga melahirkan. Anak yang dilahirkan di tempat dirinya dipasung akhirnya diasuh orang lain yang tidak memiliki anak lantaran ketidakwarasan Masdalifa membahayakan bayi tersebut.

Ayah Masdalifa telah meninggal dunia, sedangkan ibunya tinggal beberapa puluh meter dari tempat dirinya dipasung. Suami Masdalifa, sejak dirinya dipasung, pergi meninggalkannya bersama anak laki-laki hasil pernikahannya.

Kini, hidup Masdalifa dan ibunya tergantung dari belaskasihan warga dan saudara. Lahan pertanian yang dulunya memberi penghidupan, kini telah habis terjual seluruhnya. Tubuh renta sang ibundapun tak mampu lagi bekerja menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Ironisnya, dikampungnya, Masdalifa dan ibunya tidak tercatat sebagai warga miskin. Semooga keajaiban datang mengangkat derajat dan martabat mereka dari cobaan berat yang mereka telan selama ini. [Asa/MTD]

 

Advertisement
Advertisement