April 25, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Derita Obesitas Morbid, BB Titi Seberat 350 KG

4 min read

PALANGKARAYA – Kisah tentang Titi Wati (37), wanita berbobot 350 kg dari Palangkaraya, mengingatkan kita pada sosok lain yang pernah mengalami masalah serupa. Siapa lagi kalau bukan Selvia Dwi Susanti (15) asal Lamongan.

Apa kabarnya sekarang? Setelah kisahnya booming pada Oktober tahun lalu, remaja yang pernah merasakan bobot 179 kg ini kemudian mendapatkan penanganan tim medis.

Menukil Detik News, beberapa bulan berlalu, kondisi Selvia makin lama kian menunjukkan perkembangan yang positif. Pertama, berat badannya dikabarkan sudah turun sebanyak 24 kg.

“Sudah turun banyak Mas, turun 24 kg. Bobot adik saya sekarang 155 kilo,” kata kakak Selvia, Diah Setyowati, saat dimintai konfirmasi.

Kembali ke sosok Titi Wati seorang wanita di Palangkaraya, Kalimantah Tengah mendadak menjadi viral. Pasalnya,  Titi Wati ini memiliki bobot seberat 350 kilogram. Titi sendiri sebelumnya tak mau dirawat di rumah sakit lantaran harus merawat sang ibu.

Akan tetapi, kini Titi akan segera mendapatkan perawatan dari rumah sakit untuk kasus obesitasnya tersebut. Dinas Sosial Provinsi mengaku akan mengurus orangtua Titi yang sudah lanjut usia.

Sebelumnya, Titi menolak mendapatkan perawatan lantaran masih mengurus orangtuanya di rumah. “Dinas Sosial Provinsi akan mengurus orang tua Bu Titi yang sudah lanjut usia karena salah satu pertimbangan Bu Titi sebelumnya tidak mau dirawat di RS karena orang tuanya tidak ada yang jaga,” kata Kepala Dinas Pemprov Kalimantan Tengah (Kalteng), dr Suyuti Syamsul, seperti dilansir Detik pada Selasa (08/01/2019).

Kendati demikian, sejumlah persiapan masih akan dilakukan oleh RSUD Doris Sylvanus Palangkaraya untuk mengevakuasi Titi dari rumah ke rumah sakit. Selain itu, sejumlah fasilitas khusus juga akan dipersiapkan oleh pihak rumah sakit selama perawatan Titi.

Sejumlah fasilitas khusus untuk Titi seperti ranjang yang didesain cukup kuat untuk menahan berat badannya. “Untuk evakuasi pasien diperlukan beberapa hari karena RSUD Doris harus menyiapkan terlebih dahulu tempat tidur dan brankas khusus yang mampu menahan berat badan pasien,”

Hal yang tak biasa juga akan dilaukan Pemrov setempat untuk memindahkan Titi dari rumah. Salah satunya adalah menjebol dinding rumah dan membawa Titi dengan menggunakan truk forklift

Berat badan yang terus bertambah ini mulai dialami Titi sejak tahun 2013 lalu. Pada saat itu, berat badannya sudah mencapai 167 kilogram. Padahal, pada saat masih berusia 27 tahun, Titi sempat mendapatkan berat badan yang ideal.

Meski belum tahu pasti kenapa berat badannya terus bertambah, pola makan Titi disinyalir menjadi salah satu penyebabnya. Wanita berusia 37 tahun ini mengaku sering mengonsumsi gorengan, sedikit makan nasi, dan juga kerap minum es.

Kata dokter spesialis gizi klinis, Raissa E Djuanda, kondisi Titi terbilang ekstrem dan masuk dalam kategori obesitas morbid.

 

Apa yang dimaksud dengan obesitas morbid?

Ini adalah kondisi obesitas yang menyebabkan orang kesulitan beraktivitas secara normal dan mengganggu fungsi fisiologis. Pada kasus Titi, ia pun mengaku kesulitan bergerak, bahkan untuk mengangkat tubuhnya sendiri dari tempat tidur.

Hingga kini, Titi kini hanya bisa tengkurap di tempat tidurnya. “Setiap kali bangun tidur bagian kaki saya selalu sakit seperti keram, kemudian badan terasa sakit semua,” ujarnya.

Obesitas morbid termasuk tipe yang tidak sehat. Seseorang dikategorikan memiliki jumlah lemak tubuh berlebih jika indeks massa tubuh atau BMI lebih dari 35. BMI adalah skala yang membantu dokter dan profesional medis menentukan apakah seseorang berada dalam kisaran berat badan sehat.

Saat masuk dalam kategori obesitas tidak sehat, Anda akan berisiko lebih besar terkena penyakit jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, radang sendi, beberapa jenis kanker, batu empedu, gangguan tidur, masalah reproduksi, sindrom metabolik, dan memengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan.

 

Gejala dan faktor risiko

Gejala utama pada penderita obesitas morbid adalah penumpukan lemak berlebih di seluruh tubuh, kemudian membuat orang sulit berjalan dan bernapas.

Siapa saja yang berisiko mengalami obesitas morbid? Sebenarnya hampir semua orang bisa menjadi gemuk tidak sehat, tetapi ada faktor-faktor tertentu membuat seseorang lebih berisiko daripada yang lain, termasuk genetika dan kebiasaan makan tidak sehat, juga tingkat aktivitas rendah.

Stres dan kecemasan juga dapat menyebabkan seseorang menambah berat badan, karena dapat membuat tubuh memproduksi lebih banyak hormon stres kortisol. Kortisol menyebabkan penyimpanan lemak dan penambahan berat badan.

Risiko obesitas morbid bisa muncul bila Anda sering kurang tidur. Perempuan, lebih berisiko dibandingkan laki-laki. Begitu juga dengan penuaan.

Seiring bertambahnya usia, metabolisme melambat dan gaya hidup kurang bergerak membuat orang lebih cenderung menambah berat badan.

 

Perawatan dan pencegahan

Ada beberapa pilihan perawatan berbeda untuk obesitas morbid, misalnya mengatur pola makan dan olahraga.

Sebenarnya, tidak ada cara paling efektif untuk penurunan berat badan jangka panjang, tetapi diet sehat dan olahraga teratur adalah kunci kesehatan secara keseluruhan.

Anda pun perlu belajar manajemen stres, yang dapat mengubah kebiasaan makan atau mengudap selama masa-masa penuh tekanan.

Berkonsultasilah dengan dokter dan ahli gizi untuk menetapkan tujuan realistis. Ini akan membantu Anda menurunkan berat badan secara perlahan dengan cara yang sehat dan sesuai kondisi.

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan meresepkan obat penurun berat badan. Namun, efek sampingnya adalah berat badan kembali ketika berhenti minum obat.

Alternatif lain ialah pembedahan, biasanya ini digunakan jika metode lain untuk menurunkan berat badan belum berhasil. Namun, pembedahan juga dapat menyebabkan komplikasi. Diskusikan dengan dokter mengenai pilihan pengobatan yang tepat sesuai kondisi.

Lebih baik mencegah daripada mengobati. Untuk menangkal obesitas morbid, Anda bisa memulai gaya hidup lebih sehat dari sekarang.

Pastikan Anda makan sayur dan buah dan mengurangi porsi makan. Anda juga bisa menghitung kalori makanan, membatasi lemak jenuh, lemak trans, dan gula olahan, serta melakukan aktivitas fisik.

Untuk mulai menurunkan berat badan hingga mencapai berat ideal, Anda perlu melakukan olahraga sedang hingga berat selama lebih dari tiga jam per minggu.

Aktivitas kuat meningkatkan detak jantung secara signifikan. Anda bisa mulai meluangkan waktu untuk olahraga seperti lari, berenang, lompat tali, jalan cepat, atau bersepeda. []

Advertisement
Advertisement