April 19, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Diduga Terlanjur Nyaman Tinggal Bersama Nenek, Bocah 9 Tahun Anak PMI Asal Banyubiru Semarang Tersesat Di Laweyan

2 min read

SOLO – Meninggalkan anak di kampung halaman bagi seorang pekerja migran tentu menjadi bagian yang menguras pikiran dan perhatian. Terlebih, tidak lain dan tidak bukan, salah satu tujuan utama merantau ke negara penampatan pekerja migran adalah demi masa depan buah hati tersayang.

Tentu akan menimbulkan beban pikiran dan kegelisahan, saat kondisi buah hati yang ditinggal di kampung halaman tidak senyaman yang diinginkan.

Seperti yang dialami oleh D, bocah berusia 9 tahun anak seorang PMI Hong Kong asal Desa Kebondowo, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang ini.

Entah bagaimana mulanya, D selama ini hidup di sebuah panti asuhan di kawasan Solo.

Setelah gejolak pandemi menerpa, dan menyusul liburan hari raya, D akhirnya pulang ke Semarang dan tinggal bersama neneknya.

Beberapa hari setelah D kembali ke panti, diduga dia tidak betah tinggal di Panti dan merasa lebih nyaman tinggal bersama neneknya.

Kemudian D diam-diam keluar meninggalkan Panti dan tersesat di kawasan Pasar Jongke, Laweyan Solo.

Beruntung, keberadaan D diketahui oleh personil Polsek Laweyan yang kemudian membawa D dan mengamankan sampai dengan ada kepastian, D dibawah pengawasan orang yang memiliki kewenangan.

Berbekal penuturan yang disampaikan oleh D, perlahan Polisi Polsek Laweyan berhasil menemukan jatidiri D yang sesungguhnya.

Awalnya Polisi berusaha mengembalikan D ke Panti Asuhan, namun D bersikukuh tidak mau dan ingin kembali pada neneknya.

“Karena pandemi Covid-19, bocah itu kembali bersama neneknya. Namun beberapa waktu lalu di titipkan ke panti lagi,” kata Kapolsek Laweyan AKP Ismanto Yuwono mewakili Kapolresta Surakarta Kombes Pol Andy Rifai, Senin (03/08/20).

Polsek Laweyanpun akhirnya berusaha menghubungi keluarga (nenek) D di Semarang, dan kemudian menyusul D ke Mapolsek Laweyan.

Pertemuan yang mengharukan, dalam tangisnya, D mengaku ingin hidup dengan neneknya lagi seperti selama ini saat liburan.

“Sudah dibujuk untuk tinggal di panti namun anaknya tidak mau. Mungkin sudah lama dan nyaman ikut neneknya di Semarang,” ungkapnya.

Kini, D akhirnya kembali diboyong ke Semarang oleh neneknya, sekaligus diuruskan kepindahan sekolahnya ke Semarang. []

Advertisement
Advertisement