April 25, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Diguyur Hujan Lebat, Ribuan Pengungsi Gempa Mamasa Terendam Banjir

1 min read
Ribuan pengungsi gempa Mamasa terendam banjir di tengah lapangan bola Mamasa, Sulawesi Barat, Senin (12/11/2018). Foto | KOMPAS.com/JUNAEDI

Ribuan pengungsi gempa Mamasa terendam banjir di tengah lapangan bola Mamasa, Sulawesi Barat, Senin (12/11/2018). Foto | KOMPAS.com/JUNAEDI

MAMASA – Hujan dengan intensitas lebat mengguyur kawasan yang menjadi tempat mengungsi ribuan pengungsi gempa di sejumlah lapangan pengungsian di Mamasa, Sulawesi Barat, membuat terendam banjir genangan, Selasa (13/11/2018) dini hari tadi.

Tenda-tenda dan tikar yang mereka gunakan tidur beralaskan tanah bersama keluarga dan anak-anak mereka, terendam banjir. Para pengungsi terpaksa bangun tengah malam.

Sebagian pengungsi kemudian mengungsi ke pinggir lapangan atau panggung lapangan bola agar tidak basah kuyup terendam banjir.

Dinukil dari kompas.com, Para pengungsi yang menempati tenda-tenda pengungsian di Lapangan Sepak Bola Mamasa yang terendam banjir dini hari tadi misalnya, terpaksa mengungsi ke panggung lapangan sepak bola Mamasa yang juga adalah posko induk pengungsi di Mamasa.

Para lansia dan balita yang tengah tertidur lelap di bawah tenda pengungsian ikut dievakuasi keluarganya dalam keadaan tidur ke panggung lapangan bola atau ke pinggir lapangan yang lebih tinggi.

Sayangnya panggung lapangan bola tempat mereka mengungsi juga bocor. Akibatnya, air hujan masuk dan menggenangi lantai panggung tempat mereka mengungsi.

Yunel, salah satu pengungsi asal Desa Lambanan mengatakan, malam itu tenda mereka kebanjiran saat mereka tengah tertidur lelap. Tikar dan barang-barang lainnya terendam banjir hingga harus dievakuasi ke tempat lebih tinggi.

“Umumya pengungsi sedang tertidur tiba-tiba tikar dan tendanya terendam banjir, kami terpaksa mengungsi cari tempat aman,” jelas Yune.

Sebelumnya pada Senin (12/11/2018) para pengungsi sudah tidak lagi dikejutkan dengan gempa-gempa susulan yang terus mendera Sulawesi Barat. Namun, mereka masih bertahan di tempat pengungsian karena masih takut. []

Advertisement
Advertisement