April 24, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Empat Kondisi yang Mengharuskan Istri Memberi Ijin pada Suami Untuk Berpoligami

3 min read

ApakabarOnline.com – Hukum poligami dibedakan menjadi 4, sunnah (dianjurkan), mubah (diperbolehkan), haram (dilarang) dan wajib (diharuskan). Semua hukum poligami tersebut bisa berubah tentunya bergantung pada kondisi dan situasi pada masing-masing pasangan dan permasalahan dalam rumah tangga.

Ada yang meyakini, 9 dari 10 wanita pasti akan menolak saat suaminya minta izin untuk berpoligami. Namun memang ada kondisi tertentu yang menjadikan poligami adalah jalan satu-satunya untuk menyelamatkan bahtera rumah tangga. Ada kondisi dan alasan tertentu yang mengharuskan suami untuk berpoligami.

Dan mau tidak mau, wanita harus mengikhlaskan suaminya berpoligami dengan 4 alasan ini:

  1. Istri tidak bisa memberi keturunan (mandul)

Sudah pasti saat istri pertama tidak bisa memberikan keturunan pada suami, dia harus mengikhlaskan suaminya untuk menikah lagi untuk mendapatkan keturunan. Dan saat seperti inilah poligami menjadi satu-satunya solusi terbaik kalau memang keduanya masih saling mencintai dan menyayangi.

Karena sebenarnya memang ada 2 kemungkinan yang bisa dilakukan saat istri tidak bisa memberikan mu keturunan, suami bisa melakukan poligami atau menceraikannya. Tapi kalau memang pasangan masih saling mencintai, istri pertama memang harus merelakan suami untuk berpoligami dan itupun untuk kebaikan bersama bertiga  ke depannya.

  1. Istri tidak patuh dan sulit diarahkan

Saat suami menemukan sikap istri tidak sesuai dengan apa yang diharapkan selama ini dengan dasar-dasar tertentu. Istri yang tidak bisa dibimbing dan diarahkan untuk menjadi lebih baik adalah alasan yang mengharuskan mu berpoligami.

Istri yang sering membangkang dengan kebaikan yang diperintahkan misalnya membangkang ketika diingatkan untuk sholat, menyekutukan Tuhan dan lain sebagainya serta sering membuat  suami marah karena kekasaran sikapnya tidak cocok untuk dijadikan teman hidup, jadi suami harus menikahi wanita yang lebih baik dan bisa menghormatimu sebagai pimpinannya.

  1. Istri sakit berkepanjangan

Tidak bisa dipungkiri kalau istri pertama mengidap penyakit berkepanjangan dan tidak bisa memenuhi kebutuhan biologis suami dan melayani dan memuaskan suami diranjang, dia harus merelakan suaminya untuk menikah lagi.

Daripada membiarkan suami untuk berzina, lebih baik mengizinkannya untuk berpoligami yang memang sah dimata agama dan negara.

  1. Bekerja diluar negri/luar kota

Bagi suami atau istri  yang punya pekerjaan di luar negri/luar kota dan selalu pergi dalam waktu lama (tidak bisa membawa keluargamu) poligami bisa menjadi jalan terbaik agar kamu tetap bisa melampiaskan nafsu biologis mu hanya pada satu wanita.

Daripada kamu melampiaskan nafsu mu dengan banyak wanita atau tidur dengan wanita penghibur, justru akan menyebabkan kemungkinan besar tertular penyakit seks, jadi poligami adalah solusi terbaik.

Disamping itu, lebih penting dari sekedar seks dan kebutuhan biologis, mendapatkan perhatian dan kehangatan merupakan hal penting yang harus didapatkan oleh manusia.

Itulah 4 alasan yang mengharuskan seorang suami boleh berpoligami dan seorang istri harus mengikhlaskan dan mengizinkan suaminya untuk berpoligami. Asalkan kalian selalu mendiskusikan, menjaga komunikasi dan saling introspeksi diri, akan memilih opsi yang mana, masing-masing pasangan  pasti bisa menemukan solusi terbaik dalam setiap permasalahan.

Setelah suami berhasil mendapatkan izin dari istrimu untuk menikah lagi, tugas yang menanti sudah pasti akan lebih berat lagi.

Tanggungjawab yang menunggu pun akan lebih besar lagi. Suami harus menghidupi dan membahagiakan 2 istri dalam satu keluarga. Dan masalah klise dan paling umum terjadi pada keluarga poligami adalah perasaan cemburu antara istri pertama dan kedua, ketidakadilan yang dirasakan istri pertama dan kedua.

Padahal keluarga poligami bahagia adalah yang tidak terjadi perpecahan didalamnya. Keluarga poligami bahagia adalah saat bisa membuat kedua istri saling menghargai dan hidup rukun. Dan semua itu bisa dilakukan saat suami memang punya jiwa kepemimpinan yang sangat kuat untuk membuat kedua istri patuh dan berlaku adil pada keduanya.

Apa yang sering menjadi permasalahan utama selama ini adalah bagaimana suami gagal membuat kedua istri saling mendukung, saling menghargai dan menyayangi satu sama lain, karena mereka merasa mendapat perlakuan yang tidak adil dari dari suami, meskipun sebenarnya suami sudah memperlakukan dengan adil. Persoalan istri yang terkadang tidak menyediakan diri untuk diperlakukan adil sering menjadi sumber konflik.  Itulah yang menyebabkan mereka sering mengeluh dan menyalahkan suami, bahkan membanding-bandingkan perhatian suami  yang berbeda untuk mereka.[Novia]

Advertisement
Advertisement