April 20, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Gantikan Istri Kerja Di Hong Kong, Mas Budi Berbuat Serong

3 min read

LAMONGAN – “Dulu kami sama-sama kerja di Hong Kong. Sebelum akhirnya saya memutuskan untuk pulang karena hamil, saya sudah 8 tahun bekerja di majikan saya. Pas kembali dari cuti dan cerita ke majikan saya kalau saya di kampung barusan nikah, tak berapa lama kemudian, majikan saya tanya, kira-kira suami mau gak kalau diajak kesini. Karena memang rumah majikan itu besar dan vila. Jadi memang tidak salah kalau majikan menawarkan itu pada suami saya” kenang Tatik Murtiningsih (34) Saat mengawali percakapan dengan ApakabarOnline.com.

Menerima kedatangan Apakabar di kediamannya RT 08 RW 01 Des Kebalan Pelang Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan Jawa Timur beberapa waktu yang lalu, Tatik menuturkan, keberadaan suaminya, Budi Sulistyono (36) di Hong Kong lama kelamaan tidak sesuai dengan komitmen yang mereka bangun berdua saat akad nikah dilangsungkan.

“Awal saya pulang, pas saya masih hamil thole, tidak ada yang aneh dengan mas Budi. Semua wajar-wajar saja. Setiap bulan kirim uang, hampir setiap malam nelpon dan menanyakan perkembangan thole didalam perut, bahkan awal awal setelah lahir, juga sering menanyakan perkembangan thole sudah bisa apa” jelas Tatik.

Keharmonisan rumah tangga mantan PMI Hong Kong dengan suaminya yang sampai saat ini masih berstatus PMI Hong Kong menurut pengakuannya berawal saat tiba-tiba Budi mengenal alkohol. Dalam kondisi mabuk, Tatik mengaku pernah di telpon Budi suaminya. Tatik yang tidak pernah mengerti bagaimana menghadapi orang yang sedang mabuk, tentu saja marah dan tidak suka dengan apa yang dilakukan Budi. Terlebih lagi, dibelakang suara Budi, dalam telpon, Tatik mendengar suara tawa ganjen perempuan.

“Itulah mas awal kehancurannya. Ternyata mas Budi kecanthol perempuan. Sudah gitu, berulangkali sekarang ini mas Budi menyatakan ingin menceraikan saya karena saya tidak seksi lagi setelah melahirkan anaknya.” Tutur Tatik yang terhenti oleh tangisnya.

Sejak peristiwa itu, Tatik mengaku tidak pernah lagi mendapatkan kiriman uang dari suaminya. Dan tanpa diduga-duga, beberapa sahabat Tatik yang masih bertahan bekerja di Hong Kong mengabari tentang perilaku Budi di Hong Kong.

“Teman-teman saya bilang, suami saya gendaan dengan TKW mas. Apalagi sejak pindah majikan, katanya beberapa TKW sering dibawa pulang ke vila majikannya. Kan rumah yang dijaga sekarang ini orangnya jarang di rumah. Hanya mas Budi sendiri yang tinggal disitu menjaga rumah plus diberi kebebasan menggunakan mobil majikannya untuk keperluan kalau mau turun ke kota karena memang tidak ada angkutan” lanjut Tatik.

Menyadari rumah tangganya sedang diguncang badai, sebagai perempuan, tentu saja Tatik terguncang. Namun, saat kepala dalam kondisi dingin, Tatik mengaku lebih baik berpikir rasional, fokus mengurusi anak laki-laki sematawayangnya.

“Dia mau ngapain terserah mas. Hanya saja, tentu saya menginginkan kepastian status. Kalau memang mau lanjut, ya harus bisa diperbaiki dan merubah perilaku, kalau memang mau putus, ya ayo segera diproses di pengadilan. “ tegas Tatik.

Sejak peristiwa suaminya mulai berbuat serong di Hong Kong, hingga saat Tatik menitipkan kabar melalui Apakabar, terhitung sudah 2 tahun 2 bulan Tatik dan anak sematawayangnya hidup tanpa dinafkahi Budi.

Melalui rubrik kampung halaman tabloid Apakabar, tatik menitipkan pesan untuk suaminya Budi Sulistyono :

“Mas, aku berharap, sebagai laki-laki, kamu harus tegas dengan status rumah tangga kita. Urusan nafkah, kalau memang kamu tidak mau mengirimkan nafkah, aku tidak akan menuntut, karena bagiku diberi nafkah dibawah keterpaksaan, bukan merupakan kenikmatan, tapi ganjalan yang pasti tidak enak dimakan.

Catat  mas, jika kamu memutuskan untuk menceraikan aku karena seperti yang kamu bilang kalau tubuhku saat ini gendut, tidak seksi lagi sejak setelah melahirkan anak kita, aku ikhlas menerima ucapanmu.

Tapi kamu harus ingat, yang telah kamu abaikan dari tanggung jawabmu sebagai suami bukan saja aku istrimu, tapi juha Nuha, anak kita. Nuha saat ini sudah masuk TK B. Tahun depan dia akan masuk kelas 1 SD, dan selanjutnya dia akan terus berkembang sekolah SMP sampai dia dewasa. Yang dia butuhkan bukan hanya materi, tapi juga sosok seorang bapak.

Jika kamu memang sudah tega melakukan semuanya, ya silahkan, tapi Allah akan membalas mas. Ahzab Allah itu pedih.

Tanpa kamu kirimi uang, alhamdulilah Allah selalu bermurah hati terhadap hambanya yang kamu aniaya ini. Jalan rejeki selalu ada dan cukup untuk kami makan, untuk biaya sekolah Nuha, untuk memberi Nuha mainan, pakaian, peralatan sekolah, sepeda.

Mas Budi, sekali lagi, ingat juga, yang kamu kecewakan dengan keputusanmu untuk bermain dengan TKW di Hong kong bukan hanya aku dan Nuha, tapi orang orang di keluarga besar kita yang kecewa. “ pesannya. [AA Syifa’i SA]

 

Advertisement
Advertisement