April 20, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Gempa Lombok Utara yang Memakan Korban Jiwa

2 min read
Warga berada dekat rumah yang roboh terdampak gempa bumi di Desa Pesanggrahan, Montong Gading, Lombok Timur, NTB, Minggu (17/3/2019). | BPBD /Antara Foto

Warga berada dekat rumah yang roboh terdampak gempa bumi di Desa Pesanggrahan, Montong Gading, Lombok Timur, NTB, Minggu (17/3/2019). | BPBD /Antara Foto

MATARAM – Gempa bumi berkekuatan 5,4 dan 5,2 magnitudo mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), dengan pusat kekuatan gempa di Kabupaten Lombok Timur pada Minggu (17/03/2019) kemarin. Gempa tersebut memicu longsor di kawasan wisata Air Terjun Tiu Kelep, Senaru, Lombok Utara, sehingga menewaskan dua turis asing.

Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempa bumi ini berkekuatan M 5,8 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M 5,4. Gempa ini berpusat di darat pada 20 km arah utara Kota Selong, Kabupaten Lombok Timur, NTB, pada kedalaman 19 km pukul 14.07 WIB.

Selang dua menit kemudian, pukul 14.09.19 WIB, terjadi gempabumi susulan dengan magnitudo 5,1 dengan kedalaman 10 km.

BMKG mengatakan gempabumi ini termasuk dalam klasifikasi gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal di sekitar Gunung Rinjani. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dipicu oleh gerak sesar turun (normal fault).

Gempa dirasakan kuat selama 2-5 detik di Lombok Timur. Masyarakat panik dan berhamburan ke luar rumah. Beberapa bangunan roboh dan rusak.

Berdasarkan pendataan yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Timur, gempa menyebabkan dua orang meninggal dunia, 44 orang luka-luka, 32 unit rumah roboh, 499 unit rumah rusak sedang dan rusak ringan.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan dua korban jiwa adalah wisatawan asal Malaysia yang tertimpa material longsoran akibat guncangan gempa di kawasan Air Terjun Tiu Kelep di bawah kaki Gunung Rinjani.

“Satu korban meninggal sudah diidentifikasi atas nama Tommy (14) warga Malaysia, sedangkan yang satunya Tai Sieu Kim (54) asal Malaysia,” ujar Sutopo dalam keterangan resmi dikutip Senin (18/3).

Tim SAR gabungan sempat mengalami kesulitan mengevakuasi korban karena kondisi hujan lebat pada sore hari. Kondisi cuaca kurang bersahabat tersebut dikhawatirkan akan menimbulkan longsor susulan sehingga seluruh tim diminta naik dan meninggalkan lokasi Air Terjun Tiu Kelep.

Sementara itu, korban luka-luka tercatat sebanyak 44 orang –36 orang warga Indonesia dan 8 orang WNA Malaysia. Sebanyak 36 wisatawan (22 wisatawan dari Malaysia dan 14 wisatawan nusantara) berhasil dievakuasi dari kawasan Air Terjun Tiu Kelep.

Selain itu sekitar 50 orang berhasil dievakuasi dari Pos 2 ke Pos 3 di Gunung Rinjani dalam kondisi aman. Mereka adalah tim survei jalur pendakian Gunung Rinjani yang berasal dari Taman Nasional Gunung Rinjani, BPBD NTB, Geopark, porter, serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

Gempa juga mengakibatkan sebanyak lebih dari 500 rumah warga rusak ringan dan 32 unit rumah rusak berat. Sutopo menyebut penanganan darurat masih dilakukan. BPBD berkoordinasi dengan berbagai pihak seperti TNI, Polri, BMKG, Basarnas, SKPD, Tagana, relawan dan lainnya.

“Tim Reaksi Cepat BPBD melakukan kaji cepat dan pendataan dampak gempa. BPBD NTB telah mengirimkan bantuan berupa makanan siap saji, terpal, lauk pauk, matras, mie instan dan telor. Pendataan terus dilakukan,” katanya.

Kabupaten Lombok Timur adalah salah satu Daerah Tingkat II di NTB yang terletak di sebelah timur Pulau Lombok. Gempa besar dengan kekuatan 6,9 magnitudo juga pernah terjadi di lokasi yang berdekatan dengan sumber gempa kemarin, tepatnya di titik 8 LS dan 1,17 BT pada kedalaman 21 km.

BNPB mencatat pada 2016, sebanyak 13.888 jiwa warga di Lombok Timur berisiko tinggi terhadap bencana gempa bumi. Potensi kerugian ekonomi dan fisik masing-masing diperkirakan mencapai Rp22,53 miliar dan Rp63,04 miliar.[]

Advertisement
Advertisement