April 25, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Ibu, Aku Darah Dagingmu, Akui Aku Ini Anakmu

4 min read

“Sejak saya dilahirkan, sampai saya sudah dewasa saat ini, saya berlum pernah sekalipun bertemu ibu. Sebab, kata nenek, usai melahirkan aku tahun 1997. Ibu kembali berangkat bekerja ke Hong Kong hingga sekarang. “ tutur Ardi saat mengawali percakapan dengan ApakabarOnline.com.

Ardi Bagus Utama (23) warga   Desa Sumber Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora Jawa Tengah ini  merupakan anak yang dilahirkan oleh Wiwik Wijayanti (46) yang sampai saat ini diketahui oleh keluarganya masih bekerja menjadi pekerja migran Indonesia (PMI) di Hong Kong.

Menurut pengakuannya, riwayat saat Wiwik melahirkan Ardi dalam kondisi berat secara mental lantaran status Ardi yang dilahirkan diluar pernikahan.

“Kalau mengingat itu, saya sedih mas, pria yang menghamili ibu saya, sampai akhirnya ibu hamil dan melahirkan saya, tidak bertanggung jawab. Sampai-sampai, ibu tidak mau mengakui saya, bayi yang dilahirkannya sebagai anaknya. Padahal saya lahir dari rahim ibu” beber Ardi yang terhenti menahan sesak di dadanya.

Saat masih kecil, Ardi mengaku hanya bisa sedih dan pasrah dengan jawaban almarhum kakeknya yang selalu mengatakan “berdoalah, semoga ibumu diberi keselamatan dan segera pulang”

Namun saat Ardi beranjak remaja, nalar logis mulai tumbuh, ditengah tekanan psikis lantaran Ardi sering di sindir sebagai “anak haram” membuatnya sempat patah semangat.

“Saya sedih, pas SMP, saya hampir malas bergaul dengan tetangga dan teman-teman karena mereka sering menyebut saya sebagai anak haram dengan entengnya” kenang Ardi.

Motivasi almarhum Marjono yaitu ayah kandung Wiwik yang adalah kakek dari Ardi membangkitkan rasa percaya diri dan semangatnya.

“Saya pernah berhenti setahun sekolah. Sampai pihak sekolah mendatangi saya dan memberi kesempatan untuk mengulang kelas dua di tahun ajaran berikutnya” lanjutnya.

Bak cambuk, motivasi dari almarhum kakeknya membuat Ardi pergi ke sekolah dengan penuh rasa percaya diri. Setiap makian dan olokan “anak haram” dia lawan dengan prestasi.

Nasib mujur berpihak pada Ardi, pendidikan SMP dia selesaikan dengan predikat nilai ujian masuk 5 besar. Tawaran beasiswa di SMK migas menjadi hadiah yang dia terima setamat SMP. Ardi pun melanjutkan pendidikannya ke SMK bidang migas hingga tamat dengan prestasi terbaik.

Kini, dengan bekal beasiswa dan support dari neneknya, Ardi berhasil menyelesaikan program diploma jurusan migas di sebuah perguruan tinggi negeri ternama dan sebagai imbalan dari prestasinya, sebuah perusahaan migas bonafid menerima Ardi bekerja dengan basic salary 8 juta rupiah setiap bulannya

Namun, bagi Ardi, apa yang telah diaraihnya belumlah menjadi kebahagiaan jika belum berhasil bertemu dan memohon kepada Wiwik agar dirinya diakui sebagai anaknya, hidup bersama hingga akhir hayat nanti.

“Cuma itu mas ganjalan paling berat dalam hidup saya hingga sekarang, kepingin ibu mengakui saya adalah anaknya, ibu pulang, dan tinggal bersama saya sampai akhir hayat nanti” harap Ardi.

Bertahun-tahun lamanya Ardi telah melakukan upaya pencarian, dan saat dirinya masih menjadi mahasiswa dua tahun silam, Ardi berhasil menemukan ibunya melalui media sosial.

Sebelum menghubungi, terlebih dahulu Ardi melakukan verifikasi ke berbagai pihak, baik PMI yang membantu Ardi menemukan ibunya maupun keluarga di rumah untuk melihat dan membandingkan foto-fotonya. Dan hasilnya, positif, orang tersebut adalah Wiwik Wijayanti binti Marjono. Bahkan pemilik akunpun kepada Ardi juga mengakui kalau dirinya adalah Wiewik Wijayanti binti Marjono.

Kebahagiaan Ardi berubah menjadi airmata, saat Ardi membuka diri dan menyatakan bahwa dia adalah bayi yang dulu dilahirkan kemudoian ditinggalkan pergi bekerja ke Hong kong tanpa kabar sampai sekarang, tegas, Wiwik menanggapi pernyataan Ardi dengan kalimat yang sangat menyakiti.

“Ibu bilang, betul, aku tahun 1997 pernah melahirkan bayi laki-laki, tapi aku sampai kapanpun tidak pernah mau mengakui kalau bayi tersebut adalah anakku. Setelah itu saya diblokir dan tidak pernah lagi berkomunikasi. Akun facebook ibu juga hilang. “ beber Ardi yang tak kuasa menahan linangan air matanya.

“Padahal sebenarnya, saya juga ingin menanyakan ke ibu, siapa bapak saya, Tapi sampai sekarang pertanyaan itu harus saya tahan dulu” lanjutnya.

Melalui ApakabarOnline.com, Ardi berharap, Wiwik mau menyadari dan membuka diri kepada Ardi untuk menerima sepenuhnya sebagai anak.

Berikut petikan pesan Ardi untuk Wiwik :

Ibu, setiap hari, sejak Ardi bisa berdoa, Akung selalu mengingatkan Ardi untuk mendoakan ibu setidaknya setiap selesai Sholat. Dan tak hanya itu, Akung juga selalu menjauhkan Ardi dari perasaan benci kepada ibu, meskipun masyarakat menekan dengan berbagai opini miring.

Hingga kini, nasehat kakek selalu Ardi pegang. Sebab, agama kita mengajarkan, berbakti kepada orang tua itu hukumnya wajib. Menghormati dan memuliakan ibu itu harus didahulukan sebelum memuliakan bapak. Karena itulah, Ardi kekeh terus berharap ibu mau menerima dan mengakui, Ardi, bayi yang dulu ibu lahirkan ini menjadi anak ibu.

Ardi berharap, selain mau mengakui, Ibu juga mau pulang. Ibu tidak usah bekerja. Ardi, anak ibu sudah siap menanggung seluruh kebutuhan ibu. Bahkan, Ardi bernadzar, akan berumrah berdsama ibu setelah ibu pulang. Mulai saat ini, Ardi sudah menabung untuk mewujudkan nadzar itu.

Ibu, Ardi paham, peristiwa saat ibu hamil dan melahirkan Ardi, ibu dikecewakan bapak. Tapi sampai kapan ibu akan terus menerus hidup dengan kekecewaan itu ? Bayi yang ibu lahirkan dalam kondisi kecewa saja ikhlas lillahi taala menerima takdir hidup kita.

Percayalah Bu, semua itu Takdir pemberian Allah SWT kepada kita. Kita sedang diuji Allah. Ayo Bu, bangkit, terima Ardi sebagai anak, dan pulanglah.

Apa ibu tidak ingin berziarah ke kuburan Akung ? Apa ibu tidak ingin bertemu Uti, perempuan yang dulu melahirkan Ibu ?

Ardi selalu berdoa, semoga Ibu diberi jalan dan hidayah untuk pulang” []

Advertisement
Advertisement