April 24, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Kabut Kelam, Krisis Ekonomi di Hong Kong Bakalan Panjang

2 min read
Hujan gas air mata di Hong Kong (foto HK01)

Hujan gas air mata di Hong Kong (foto HK01)

HONG KONG – Prospek bisnis Hong Kong terus menurun pada bulan Oktober, menunjukkan bahwa tidak akan ada peningkatan dari resesi dalam waktu dekat.

Selama lima bulan terakhir, Hong Kong dihadapi dengan tantangan bertubi-tubi mulai dari perlambatan perdagangan global, kerusuhan politik domestik, hingga sejumlah aksi kekerasan. Ekonomi Hong Kong sepertinya belum akan pulih dari resesi.

Ini terbukti dari rilis IHS Markit pada Selasa (5/11/2019), yang menunjukkan data Purchasing Managers Index (PMI) Hong Kong turun menjadi 39,3 pada Oktober.

Angka ini merupakan yang terburuk sejak krisis keuangan global 2008.

IHS Markit, yang mensurvei sekitar 400 perusahaan swasta untuk menghasilkan dataset PMI, mengatakan aktivitas bisnis sekarang telah jatuh pada tingkat tercepat dalam sejarahnya.

Angka terbaru jauh di bawah level 50 yang menjadi batas antara pertumbuhan dengan penurunan. Ini juga turun tajam dari 41,5 yang tercatat pada bulan September.

“Kerusuhan politik yang sedang berlangsung dan dampak dari ketegangan perdagangan menyebabkan aktivitas bisnis jatuh pada laju paling tajam sejak survei dimulai lebih dari 21 tahun yang lalu,” tulis Bernard Aw, ekonom utama di IHS Markit.

“Bukti anekdotal mengungkapkan bahwa sektor ritel dan pariwisata tetap sangat terpengaruh.”

Ia juga mengatakan Hong Kong mencatatkan rekor penurunan permintaan dari China daratan (mainland).

Perlambatan yang terjadi di Hong Kong disebabkan karena kota ini sangat terpengaruh oleh perang dagang antara AS-China. Sebab, Hong Kong sangat bergantung pada kedua negara.

Pada kuartal pertama ekonomi Hong Kong tumbuh 0,6%. Namun, demo yang bermula pada bulan Juni itu telah memperburuk keadaan.

Pekan lalu pemerintah merilis data produk domestik bruto (PDB) pada kuartal ketiga yang mencatatkan penurunan 3,2% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, ketika ekonomi tercatat turun 0,4%.

Itu berarti Hong Kong mengalami resesi secara teknis, karena berkontraksi selama dua periode berturut-turut.

Bulan lalu, Menteri Keuangan Paul Chan juga telah memperingatkan bahwa sangat mungkin bagi Hong Kong untuk menutup tahun ini dalam resesi besar-besaran.

Akibat demo, jumlah pengunjung dari luar negeri juga tercatat turun sebanyak 40%, terutama dari daratan China, yang menyumbang 80% dari keseluruhan wisatawan di Hong Kong.

Sebelumnya demo anti-pemerintah besar-besaran di negara itu yang berlangsung hingga 5 bulan dan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China membuat ekonomi Hong Kong negatif hingga dua kuartal. []

Advertisement
Advertisement