April 19, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

“Kasihan Ibu Nangis Terus, Berharap Saya Pulang”

4 min read

HONG KONG – Foto-foto Deviana Puspita mengusik perhatian komunitas pekerja migran Indonesia (PMI) di Hong Kong. Betapa tidak, dari foto-foto yang diunggah ibu satu anak asal Jember, Jawa Timur, itu di akun Facebooknya: Echa Bakol Sego Jagung, memperlihatkan kondisinya yang sangat memprihatinkan: sakit-sakitan, dengan tubuh kurus kering.

Apakabar Plus mendapati, dia setidaknya memiliki tiga akun facebook. Selain Echa Bakol Sego Jagung, juga ada Echa Bocah Jember dan Echa Brandal Jember. Dari akun-akun Facebooknya diketahui, selama ini Deviana berjualan apa saja. mulai dari daun singkong, nangka muda siap masak, pakaian, produk kecantikan, barang elektronik, hingga alat bantu seks.

Atas permintaan banyak kalangan, Apakabar Plus mencoba menemui Deviana. Ia tinggal di kamar kosan pengap di pelosok daerah Yuen Long. Di tempat yang kumuh dan banyak bertebaran nyamuk itu, juga tinggal seorang warga Indonesia paperan yang menyatakan masih ogah pulang.

Berikut ini penuturan perempuan kelahiran 1990-an yang mengaku datang ke Hong Kong pada 11 Mei 2015 ini dalam wawancara dengan Apakabar Plus.

Mbak sudah berkeluarga?

Saya punya anak satu, umur lima tahun.

Bapaknya masih ada?

Bapaknya digondol orang.

Bagaimana ceritanya Mbak bisa datang dan bekerja di Hong Kong?

Saya belum pernah ke luar negeri. Paspor saya masih berlaku, ditahan di kantor Imigrasi Kowloon Bay. Itu masih baru paspornya. Saya belum pernah berkontrak kerja dengan majikan sama sekali. Saya baru dua tahun di Hong Kong. Saya ke sini karena ketipu, diminta membayar Rp12 juta, katanya bisa bekerja di restoran. Atas agensi apa, saya tidak tahu. Kalau tidak salah, dia bawa-bawa nama agen di Mong Kok. Waktu itu, saya kan tanya, persyaratannya apa? Cuma paspor, katanya. Trus saya Tanya lagi, kalau nanti ditanya Imigrasi bagaimana? Katanya, kasihkan saja nomor saya (orang yang menipu). Kemudian saya berangkat ke Hong Kong.

Siapa nama orang tersebut?

Saya sudah lupa nama orang yang menawarkan pekerjaan dua tahun lalu itu. Dia TKW (tenaga kerja wanita) juga. Ternyata, dia di sini punya banyak hutang. Saya kena tipu karena tak ada pengalaman.

Lalu, setiba di Hong Kong tinggal di mana?

Di sini, saya dikosin, sebulan setengah, di daerah Sham Shui Po. Sehabis itu dia tidak ada kabar. Karena tak bisa bayar, lalu saya diusir.

1,5 bulan? Berarti Mbak sudah overstay?

Saya masih punya visa, karena keluar-masuk China dan Makau.

Selama di Hong Kong dan Makau kerja apa?

Di Hong Kong dulu saya tak ada kerja. Namanya gak bisa bahasa (Kantonis). Kerjanya dulu serabutan, pernah juga di restoran. Kalau di Makau macem-macem. Sehari bisa 3-4 rumah, kerja parttime. Di Makau tau sendiri keadaannya. Kadang saya bekerja di restoran, kadang di meja tukang sayur. Yang pentin bisa baut makan.

Apa keluhan sakit yang saat ini Mbak rasakan?

Batuk saya enggak sembuh-sembuh. Saya sudah ke dokter. Katanya, paru-paru saya bermasalah, sering kesumbat. Batuknya sudah lama, sejak awal musim dingin. Saya juga harus rutin menjalani cuci darah, di Kung wah hospital, Yau Ma Tei. Diambil tiga kantong, baru dimasukin lagi.

Kalau yang bikin Mbak kurus begini?

Kalau yang bikin kurus, mungkin liver saya. Buat makan nasi gak bisa. Dulunya saya pernah kena tifus. Kalau sakit livernya kena saat di Makau. Di Hong Kong saya sudah taubat, balik ke Makau enggak karu-karuan dengan teman-teman di sana.

Memangnya bagaimana hidup Mbak selama di sana?

Setahun lalu kan saya masih segar, belum overdosis. Di Makau saya sempat overdosis, makanya kurus terus. Waktu itu saya pakai (narkoba jenis) smoke ice.

Kapan Mbak mengajukan recognized paper?

Saya mengajukan paper baru setahun. Papernya masih berlaku. Bulan enam (Juni) ini tanda tangan. Saya kan ke sini pakai visa turis. Saya overstay cuma dua minggu, langsung menajukan paper. Kata teman saya, daripada ketangkap.

Apa alasan pengajuan paper ke Pemerintah Hong Kong?

Alasannya, saya takut pulang karena terjerat utang di Indonesia. Karena saya harus bayar Rp12 juta itu. Uang itu hasil utang, gadein surat tanah di renternir kampung. Sekarang alhamdulillah sudah lunas utangnya.

Kamar Deviana yang pengap

Sudah lama tinggal di Yuen Long?

Di Yuen Long, perkiraan, hampir sembilan bulanan. Saya sewa kamar di sini HK$1,700 per bulan. Saya tidak punya banyak teman, biarpun (berpenampilan) tb (tomboy) begini.

Selama paperan, apa yang Mbak kerjakan untuk mendapatkan penghasilan?

Sekarang ini saya jualan jajanan kering, jual nasi.

Setelah melewati semua ini, apa yang Mbak harapkan sekarang?

Saya ingin pulang. Saya harap dibantu KJRI Hong Kong supaya bisa cepat prosesnya. Bantuannya, supaya bisa segera cepat pulang, gitu aja. Kalau tiket, insyaallah banyak yang membantu belikan. Saya beli tiket sendiri, supaya bisa dipercepat. Kasihan ibu nangis terus, berharap saya pulang. Saya sebetulnya ingin pulangnya sudah lama, tapi tidak tahu harus minta bantuan ke mana. Makanya, karena sudah terpaksa, sakitnya sudah parah, saya foto, lalu saya posting kondisi saya di Facebook. [Razak]

Advertisement
Advertisement