April 18, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Kasus “Ngintip” Isi Rok Perempuan Terus Meningkat di Hong Kong

2 min read

HONG KONG – Caritas Day Plan sebuah NGO di Hong Kong baru baru ini merilis informasi hasil temuan mereka tentang meningkatnya angka pelecehan seksual di Hong Kong. Lembaga ini menyebut, trend yang pada tahun ini mengalami peningkatan sebesar 5% dibanding tahun lalu adalah pelecehan seksual yang berupa perbuatan  mengintip dan atau  merekam isi dalaman rok perempuan

Pada tahun ini, dari 100 persen kasus pelecehan seksual yang masuk dalam data base mereka, 58% diantaranya adalah kasus mengintip rok pertempuan. Yaitu sebanyak 69 kasus dari 106 kasus yang mereka tangani. Kejadian seperti ini banyak sekali terjadi di publik area, seperti pusat pusat perbelanjaan, diatas moda transportasi umum seperti bis kota, MTR, dan beberapa tempat serta suasana lainnya.

Direkam Ketelanjangannya di Kamar Mandi, Seorang PMI Polisikan Majikannya

Sedangkan menurut data yang dilaporkan oleh Polisi kereta apI, antara Januari sampai September  2017, kasus mengintip rok perempuan di kereta api meningkat menjadi 121 kasus dibanding pada tahun 2016 yang hanya berjumlah 78 kasus. Seperti dikutip dari harian Oriental, Polisi kereta api menyebut, mengintip rok perempuan didominasi dengan melibatkan gadget yang memiliki fungsi kamera, seperti handphone.

Tingginya kasus mengintip rok perempuan di Hong Kong menarik keprihatinan banyak pihak. Korban pengintipan hampir seluruhnya perempuan yang menggunakan rok pendek saat beraktifitas di area publik.  Jika hanya dilihat saja, biasanya perempuan relatif jarang meenjadi kasus  yang dilaporkan. Kasus mengintip rok perempuan yang dilaporkan, cenderung yang disertai dengan aksi merekam.

Kesepian! Istri Kerja di Hong Kong, Suami Tertangkap Basah Intip Dalaman Wanita

Caritas Day Plan, menawarkan jasa rehabilitasi kepada para pelaku pelecehan seksual maupun korban pelecehan seksual, sebab menurut mereka baik pelaku maupun korban, sama-sama harus mendapat perawatan psikkologis. Pelaku lazimnya memiliki penyimpangan, sedangkan korban, menderita trauma psikis. [Asa/Oriental Group]

Advertisement
Advertisement