April 20, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Kuliner Jelly, Modal 300 Ribu Untungnya Membuat Tersipu

2 min read

TULUNGAGUNG – Semangkuk jelly yang kenyal mungkin sudah biasa. Namun apa jadinya jika semangkuk jelly bening ditambah kreasi seni. Tentu dapat meningkatkan nilai jual menjadi tinggi.

Ya, dalam menekuni usaha kuliner, selain rasa, penampilan juga menjadi daya tarik tersendiri. Tak ayal, banyak pengusaha kuliner yang mencoba meraih peruntungan dengan kreasi tambahan mereka.

Seperti yang dilakukan Imroattus Sholichah ini. Wanita beralamat di Jalan MT Haryono, Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Tulungagung, ini sukses mengembangkan bisnis rumahan jelly yang ditambahi kreasi seni berupa teknik menghias jelly, yang disebut jelly art.

Dinukil dari Jawapos Group, Imroattus menjelaskan, teknik jelly art diadaptasi dari teknik gelatin art yang populer di Meksiko. Jelly yang bening diibaratkan kanvas kosong yang siap dikreasikan. Jelly berwarna disuntikkan dan dibentuk pada jelly bening hingga membentuk gambar tertentu.

Misal animasi, bunga mawar, lotus, bunga matahari, ikan koi, burung merak, pasangan, hingga panorama alam. Kendati demikian, perlu ketelatenan dan kreativitas untuk sukses membuat jelly art ini.

“Insyaallah bisnis ini cukup menjanjikan karena di Tulungagung masih jarang,” katanya.

Dia mengaku hanya bermodal Rp 300 ribu untuk  memulai  bisnis tersebut. Itu untuk alat dan bahan. Bahan yang diambil bahan pilihan. Misal, susu yang digunakan harus susu full cream. Selain itu, jelly harus rasa sirsak karena berwarna bening. Belum lagi gulanya harus pilihan biar bener-bener bisa putih bening di jelly.

“Bahan cukup memengaruhi. Makanya saya pilih yang berkualitas,” katanya

Sedikit demi sedikit mencoba peruntungan dengan mulai menawarkan aneka jelly buatannya ke toko-toko dan bakery. Juga kadang menitipkan jelly-nya tersebut di acara bazar-bazar kampus.

“Sebab, jelly ini tak tahan lama. Dua hari jadi kami memutuskan untuk melayani ketika ada pesanan saja dan lebih memasarkan melalui online,” tambahnya

Imroattus mengatakan, pemesannya masih lokal. Terjauh Blitar. Itu karena jelly tersebut merupakan makanan tak tahan lama, yakni hanya dua hari. Jadi, dia belum berani menggunakan jasa ekspedisi.

“Ya, itu tadi kendalanya, tak tahan lama,” tandasnya.

Untuk harga, bervariasi. Ada paling kecil dengan cup 100 ml, dijual dengan harga Rp 3.000, hingga diameter paling besar yakni 25 cm, dijual harga Rp 180 ribu. Imroattus menambahkan, harga tersebut bisa berubah tergantung tingkat kesulitannya.

“Kalau ditanya omzet berapa, ya tidak bisa ditentukan. Karena kami melayani ketika ada pesanan saja,” tegasnya. []

Advertisement
Advertisement