April 20, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Letusan Merapi Setinggi 5.500 Dari Puncak, Ini Daerah Yang Terdampak

3 min read

YOGYAKARTA – Letusan tipe freatik Gunung Merapi yang terjadi pada Jumat (11/5/2018) pukul 07.43 WIB mengakibatkan sejumlah daerah di Yogyakarta terdampak hujan abu vulkanik.

Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY pada Jumat (11/5/2018) pukul 11.45 WIB, sebaran abu sampai ke sejumlah daerah di Kabupaten Sleman, Bantul, Kulon Progo, dan Kota Yogyakarta.

Sejumlah daerah di Sleman yang terdampak yaitu Kecamatan Tempel, Jombor, Ngaglik, Pasar Sleman, Jalan Kaliurang kilometer 4,5 hingga kilometer 10, Godean, Depok, Stasiun Tugu, Gamping, dan wilayah Sidoarum.

Sementara itu di Bantul daerah yang kena hujan abu yaitu, wilayah Nitripayan, Padukuhan Jaranan, wilayah Sedayu, Madukismo, dan Pandak.

Di daerah Kabupaten Kulon Progo, hujan abu hanya sampai di daerah Kalibawang, sedangkan di Kota Yogyakarta hujan abu mengenai wilayah Bumijo, Timoho, Malioboro, Kotagede, Giwangan, dan Jokteng.

“Hujan abu sampai saat ini belum tahu terjadi berapa lama, persebarannya ke barat sampai dengan ke selatan. Tapi jika melihat letusannya, kemungkinan hujan abu tidak akan berlangsung lama,” kata Anas, petugas Pusdalops BPBD DIY kepada Tirto di Yogyakarta, Jumat (11/5/2018).

Warga diimbau untuk tidak panik dan selalu menggunakan masker saat beraktivitas. Selain itu, jika memiliki hewan peliharaan atau ternak, harap dibawa ke tempat tertutup.

Sumber air atau sumur juga harus ditutup agar terlindung dari abu vulkanik. Warga yang menggunakan soft lens juga diimbau tidak menggunakannya dahulu sampai hujan abu selesai.

“Jangan menjemur pakaian, bahan makanan dan lainnya saat terjadi hujan abu,” tulis BPBD DIY dalam keterangan tertulisnya.

Letusan Gunung Merapi terjadi pada pukul 07:43 WIB dengan durasi kegempaan 5 menit dan ketinggian kolom 5.500 meter di atas puncak.

Pukul 08.54 WIB, erupsi yang terjadi bersifat freatik (dominasi uap air). Erupsi berlangsung satu kali dan tidak diikuti erupsi susulan.

Sebelum erupsi freatik terjadi, jaringan seismik Gunung Merapi tidak merekam adanya peningkatan kegempaan, namun terjadi peningkatan suhu kawah secara singkat, pada pukul 06.00 WIB.

Setelah erupsi, kegempaan yang terekam tidak mengalami perubahan dan suhu kawah mengalami penurunan.

Kondisi Gunung Merapi tetap berstatus Level 1 (Normal) dan pada pukul 09.44 WIB rekaman sesimik Gunung Merapi sudah landai kembali.

Bandara Adi Sutjipto Sempat Ditutup

Karena peristiwa ini, Bandara Adisutjipto Yogyakarta sempat ditutup sementara pukul 10.42 WIB sampai dengan 11.10 WIB. Hal itu disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho.

Namun, dari perkembangan terbaru dilaporkan bahwa penerbangan di Bandara Adisutjipto kembali ditutup sore ini hingga pukul 16.30 WIB sebagai dampak erupsi freatik Merapi.

“Penutupan Bandara Adisutjipto ini sesuai NOTAM B3567/2018. Penutupan ini merupakan dampak dari hasil letusan Gunung Merapi pagi tadi,” kata Manager Humas AirNav Indonesia Yohanes Sirait, seperti dikutip Antara.

Dinyatakan pula, AirNav Indonesia bersama seluruh pihak terkait akan terus memonitor perkembangan status Gunung Merapi dan dampaknya terhadap penerbangan.

Sementara itu, dampak penutupan penerbangan per pukul 11.48 WIB yakni delapan penerbangan tertunda. Di antaranya meliputi Silk Air SLK 151 Jogja-Singapura, Express Air XN 830 Jogja-Pontianak, dan Lion Air JT 276 Jogja-Pekanbaru.

Selain itu, pesawat terdampak penutupan tersebut yakni Nam Air IN 080 Jogja-Palembang, Citilink QG 783 Jogja-Halim Perdanakusuma, Wings Air IW 1844 Jogja-Surabaya, Lion Air JT 565 Jogja-Cengkareng, dan Sriwijaya Air SJ 231 Jogja Cengkarang.

“Sedangkan untuk pesawat yang return to based yakni Batik Air ID 7531 Halim Perdanakusuma,” katanya menambahkan.

 

Belum Ada Pengalihan ke Bandara Adi Soemarmo

Menyusul terjadinya erupsi freatik Gunung Merapi, PT Angkasa Pura I Bandara Adi Soemarmo Surakarta hingga saat ini belum menerima pengalihan penerbangan dari Jogja.

“Sementara belum, tapi kalau ada pengalihan dari Jogja kami siap menerima. Memang Bandara Jogja sempat ditutup, ada penerbangan kembali ke Jakarta dan tidak jadi mendarat,” kata Airport Operations and Service Department Manager PT Angkasa Pura (AP) I Bandara Adi Soemarmo Purwanto di Solo, Jumat.

Ia mengatakan saat ini Bandara Adi Soemarmo masih terus berkomunikasi dengan Bandara Adi Sucipto Yogyakarta, Komite Airport Emergency Plane, dan pihak-pihak pemangku berkepentingan terkait alternatif pengalihan penerbangan.

“Dalam hal ini PT AP I juga mempertimbangkan bandara yang aman dan memungkinkan untuk penerbangan,” jelasnya.

Sementara itu, hingga saat ini penerbangan rute Solo masih aman dan tidak ada pengalihan ke bandara lain. [Dipna/Ratna]

Advertisement
Advertisement