April 24, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Mati-Matian Bohong Demi Gengsi

3 min read

ApakabarOnline.com – Anda mungkin pernah berbincang dengan seseorang yang seolah hidup di dunia fantasi. Bicaranya berlebihan tapi tak sesuai kenyataan.

Sebagai contoh, X teman Anda selalu menceritakan betapa ia sukses, bahagia, dan kaya raya. Ceritanya begitu detail, sampai awalnya Anda percaya. Namun, waktu juga yang membuktikan bahwa cerita X bohong belaka.

Jika pernah menemukan orang seperti X, kemungkinan besar Anda telah bertemu dengan pembohong patologis atau juga dikenal dengan sebutan mythomania.

Mythomania adalah kebiasaan seseorang yang terus berbohong. Orang dengan mythomania cenderung menciptakan dongeng untuk diceritakan terus menerus kepada orang lain, sampai ia pun percaya akan kebohongannya sendiri. Ini seperti kemampuan untuk berbohong dalam perilaku dan rutinitas sehari-hari.

Gangguan atau masalah psikologis berbohong ini sering terjadi dan terus berlanjut, karena berbohong dapat berguna untuk berhubungan secara sosial dan menyembunyikan beberapa masalah serius seperti gangguan kepribadian.

Mythomania bukanlah sebuah penyakit, tetapi merupakan serangkaian gejala penyakit kejiwaan berbeda, terutama pada gangguan kepribadian.

Gangguan ini juga muncul pada penderita skizofrenia, walaupun dalam kasus ini merupakan gejala sekunder. Menurut para ahli, hal itu juga bisa terjadi pada orang-orang yang menderita kelainan fiktif di mana orang yang menderita penyakit tersebut menciptakan penyakit.

Anda mungkin menemukan orang-orang yang suka membohong. Namun, jangan buru-buru memberi label mythomania. Orang mungkin berbohong karena punya tujuan tertentu, misalnya melindungi atau mempertahankan dirinya dari sesuatu atau seseorang, juga selalu ada alasan mengapa orang tersebut berbohong.

Misalnya, Anda pura-pura kedatangan tamu saat malas diajak kongko bersama teman, atau pura-pura sakit saat malas datang ke sebuah acara.

Berbeda dengan mythomania yang melakukan kebohongan secara kompulsif dan terkadang tanpa motivasi. Kebohongannya juga sering tidak masuk akal dan tidak dapat dimaafkan.

Mythomania terdiri dari dua jenis, yaitu vain mythomania ditandai dengan kebohongan yang cenderung membesar-besarkan seperti kesuksesan, kekayaan, atau perbuatan baik. Lalu, ada mythomania yang meyimpang. Pada kondisi ini kebohongan disertai kebutuhan untuk menyakiti orang lain, seperti tuduhan palsu atau fitnah.

Orang dengan mythomania sebenarnya mengalami kecemasan tinggi karena sebenarnya kecewa dengan kenyataan yang ada jua gelisah karena menciptakan kebohongan.

Tingkat percaya diri mereka juga rendah, ini disebabkan oleh ketidakmampuan menerima diri sendiri. Selain itu, mereka juga rentan stres karena berbohong secara kompulsif dan hidup berdampingan dengan tekanan agar kebohongan yang dilakukan tidak ketahuan orang lain.

Ada pun penyebab mythomania antara lain karena rendahnya harga diri, adanya ketidakpuasan, butuh kasih sayang dan cinta, tidak diterima di lingkungan sosial, hingga memiliki perilaku ambivalen yang diciptakan padahal tak sesuai dengan kehidupan orang itu sendiri.

“Jika Anda menjumpai my-thomaniac, jalan terbaik adalah menghindar darinya. Namun jika Anda ingin menolongnya, jangan berusaha mencari alasan yang masuk akal, atau mencoba menemukan jawaban dari tindakan kebohongannya, karena itu membuang-buang waktu saja,” kata Psikolog Zoya Amirin.

Zoya menyarankan untuk tidak berusaha mengapa ia berbohong. Ini sia-sia karena jiwanya me-rupakan sebuah labirin di mana ia hanya berputar-putar saja di situ tanpa ada jalan keluar

Untuk mengobati gangguan ini bisa melakukan konseling terlebih dahulu. Psikolog atau psikiater akan mengevaluasi orang tersebut dengan tujuan untuk mengetahui jenis gangguan yang dialami.

Pasien mungkin tidak sadar akan kondisinya atau bahkan menipu dokter, tetapi keluarga atau orang terdekat bisa membantu banyak soal riwayat kesehatan.

Setelah itu, bisa dilakukan terapi kognitif, termasuk tindakan, latihan atau aktivitas yang membantu pasien menemukan asal rendahnya harga dirinya. Ketidakamanan dan harga diri yang rendah adalah penyebab utama dalam terjadinya kebohongan pada mythomania.

Mengobati mythomania sebenarnya tergantung pada seberapa parah kondisinya. Ini adalah pekerjaan jangka menengah dan panjang, karena harus mengubah persepsi mengenai realitas. Kesabaran, kasih sayang dan keuletan merupakan bahan dasar bagi mereka yang ingin membantu orang mythomania. []

Advertisement
Advertisement