April 25, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Membedah Pentingnya Asuransi Jiwa

7 min read

Memahami pengertian asuransi jiwa akan membantu kita mengukur penting tidak memiliki asuransi jiwa. Apa yang ada di pikiran kamu ketika mendengar kata “asuransi jiwa”? Diakui atau tidak, sebagian besar masyarakat Indonesia masih belum akrab dengan asuransi jiwa. Memiliki asuransi jiwa dinilai sebagai tindakan membuang-buang uang untuk sesuatu yang belum jelas ada.

Apakah pandangan ini tepat? Belum tentu. Kemunculan produk asuransi di tengah kehidupan masyarakat modern, bermula dari kesadaran akan adanya berbagai macam risiko yang melingkupi kehidupan manusia dari waktu. Ada risiko sakit, risiko kecelakaan, risiko kehilangan harta benda, risiko kematian yang terlalu cepat, risiko hidup terlalu lama, dan lain sebagainya.

Risiko-risiko tersebut sedikit banyak memengaruhi masalah finansial kita ketika terjadi. Padahal, agak sulit menghilangkan risiko itu sama sekali dari kehidupan kita. Tapi, bukan berarti risiko-risiko tersebut tidak bisa dikelola. Di sinilah kehadiran produk asuransi menjadi penting.

Pada dasarnya, asuransi terbagi menjadi dua kelompok. Yaitu asuransi jiwa (life general insurance) dan asuransi umum (general insurance). Khusus kali ini, mari kita membahas khusus tentang asurasi jiwa terlebih dulu.

 

Pengertian asuransi jiwa

Asuransi jiwa adalah kontrak perjanjian antara Anda sebagai pemegang polis asuransi atau tertanggung dengan perusahaan asuransi sebagai penanggung risiko. Yang mana, perusahaan asuransi sebagai penanggung risiko akan membayarkan sejumlah uang ketika terjadi risiko kematian pada pemegang polis asuransi atau tertanggung.

Uang yang harus dibayarkan oleh perusahaan asuransi atau penanggung disebut sebagai uang pertanggungan. Adapun selaku pemegang polis atau tertanggung, Anda harus membayar premi sebagai biaya atas pengalihan risiko kepada perusahaan asuransi.

Sederhananya, asuransi jiwa menanggung kerugian finansial ketika si tertanggung atau pemegang polis meninggal dunia. Bila tertanggung meninggal dunia, lantas siapa yang mendapatkan manfaat finansial asuransi jiwa? Yang mendapatkan adalah ahli waris si tertanggung.

Yang perlu juga diingat, asuransi jiwa tidak bisa mencegah kematian. Tapi, asuransi bisa  meringankan beban finansial anggota keluarga ketika pencari nafkah meninggal dunia.

 

Siapa yang perlu memiliki asuransi jiwa?

Bila Anda saat ini berperan sebagai pencari nafkah atau menanggung hidup keluarga, memiliki asuransi jiwa sangat disarankan. Mengapa? Anda bisa mengelola risiko keuangan dengan lebih baik dengan membeli asuransi jiwa dan meminimalkan guncangan finansial bagi keluarga Anda ketika tiba-tiba Anda meninggal dunia.

Gambarannya seperti ini:

 

Anda saat ini menjadi pencari nafkah utama keluarga dengan pendapatan Rp 7 juta per bulan. Anda menanggung kehidupan istri dan dua anak. Ketika tiba-tiba Anda meninggal dunia, otomatis tidak ada lagi pemasukan finansial untuk keluarga yang Anda tinggalkan. Padahal, walaupun Anda tiada, kehidupan keluarga harus terus berjalan. Kebutuhan finansial juga harus tetap dipenuhi, mulai dari biaya makan, sekolah anak, cicilan, dan lain sebagainya.

Bila Anda tidak memiliki asuransi jiwa, keluarga Anda dipaksa menghadapi bukan hanya guncangan batin akibat kematian kepala keluarga mereka. Secara finansial, keluarga Anda juga pasti terguncang karena tidak ada lagi pencari nafkah untuk mereka. Biaya sekolah bisa tertunggak, cicilan kocar kacir, dan lain-lain.

Sebaliknya, bila Anda memiliki asuransi jiwa, maka perusahaan asuransi akan mencairkan uang pertanggungan saat Anda meninggal dunia. Uang pertanggungan tersebut akan diberikan pada para ahli waris Anda sebagai bekal melanjutkan hidup dari sisi finansial.

 

Apa saja jenis-jenis asuransi jiwa?

Ada beberapa jenis asuransi jiwa yang tersedia di pasar saat ini. Berikut pengertian asuransi jiwa menurut jenis:

Asuransi Jiwa Berjangka atau Term Life Insurance

Pengertian asuransi jiwa berjangka atau term life insurance adalah produk asuransi yang memberikan perlindungan atau proteksi dalam jangka waktu tertentu saja. Jangka waktu perlindungan bisa sangat singkat, yaitu selama perjalanan dari Surabaya ke Jakarta hingga selama 20 tahun.

Artinya, ketika terjadi risiko meninggal dunia pada si tertanggung selama masa kontrak polis, uang pertanggungan akan cair. Sebaliknya, bila tidak terjadi risiko selama kontrak polis berlangsung, uang premi yang sudah dibayarkan oleh pemegang polis tidak akan dikembalikan atau hangus.

Kelebihan asuransi berjangka atau term life:

Biaya atau premi asuransi jiwa berjangka ini terbilang paling murah di antara jenis asuransi jiwa lain, terutama bila dibandingkan dengan nilai uang pertanggungan.

Uang pertanggungan besar (tergantung premi), mencapai miliaran rupiah dengan biaya premi terjangkau.

Anda bebas menentukan kebutuhan uang pertanggungan dengan menimbang pula kemampuan pembayaran premi.

Kekurangan asuransi jiwa berjangka atau term life:

 

Asuransi jiwa berjangka atau term life tidak memiliki nilai tunai. Dengan demikian, ketika kontrak polis atau proteksi berakhir dan kondisi si tertanggung atau pemegang polis masih sehat walafiat (tidak terjadi risiko meninggal dunia), tetap tidak ada uang yang diberikan. Namun, sejatinya, ini bukanlah kekurangan bila Anda memahami bahwa produk asuransi bukanlah produk investasi.

Di pasar saat ini tersedia produk asuransi jiwa berjangka atau term life baik konvensional atau syariah. Beberapa perusahaan yang menyediakan produk term life antara lain Manulife, Sunlife, Takaful Syariah, dan lain-lain.

Asuransi jiwa berjangka atau term life tepat bagi Anda yang ingin memiliki kebutuhan proteksi memadai tapi memiliki kemampuan keuangan terbatas. Biaya premi yang relatif terjangkau akan sebanding dengan nilai proteksi yang diberikan.

Asuransi Jiwa Seumur Hidup (Whole Life Insurance)

Pengertian asuransi jiwa seumur hidup atau whole life insurance adalah asuransi yang memberikan perlindungan seumur hidup. Rata-rata perusahaan asuransi membatasi jangka waktu perlindungan hingga usia 99 tahun atau 100 tahun melalui produk ini.

Asuransi ini memiliki nilai tunai karena dari premi yang dibayarkan oleh nasabah, sebagian diinvestasikan. Sehingga, ketika masa kontrak berakhir dan si tertanggung masih sehat walafiat, ada kemungkinan pemegang polis menerima sejumlah uang/nilai tunai. Di pasar saat ini, asuransi unitlinked memakai konsep whole life insurance ini.

Kelebihan asuransi seumur hidup atau whole life insurance:

  • Memiliki nilai tabungan yang bisa didapatkan pemegang polis di akhir masa kontrak.
  • Bila pemegang polis kesulitan membayar premi, dana dari nilai tunai asuransi bisa digunakan untuk menambal biaya premi.
  • Nilai tunai bisa menjadi agunan pinjaman oleh pemegang polis.
  • Nilai tunai bisa ditarik di tengah kontrak asuransi namun tidak bisa maksimal.

Kekurangan produk asuransi seumur hidup atau whole life insurance:

  • Biaya premi mahal karena risiko klaim pasti terjadi dengan jangka waktu perlindungan selama itu.
  • Bila Anda membutuhkan uang pertanggungan besar melalui produk ini, bisa dipastikan biaya preminya sangat mahal.
  • Biaya premi bisa mencapai 2 kali lipat premi term life untuk nilai pertanggungan lebih kecil.
  • Nilai tunai yang didapatkan ketika terjadi risiko kemungkinan besar nilainya tidak memadai karena ada risiko kurang maksimalnya pengelolaan investasi dan ketidakmampuan melawan inflasi.

Asuransi Jiwa Dwiguna (Endowment Insurance)

Pengertian asuransi jiwa dwiguna atau endowment insurane adalah produk asuransi dengan dua manfaat  yaitu sebagai asuransi berjangka dan sebagai tabungan. Pemegang polis bisa mendapatkan uang pertanggungan ketika risiko terjadi, sekaligus berkesempatan pula menarik nilai tunai dalam periode tertentu kendati masa kontrak polis belum berakhir.

Kelebihan asuransi jiwa dwiguna (endowment insurance):

  • Sebagai pemegang polis, Anda bisa mengklaim manfaat asuransi jiwa ini kendati masa kontrak polis belum berakhir. Namun, penarikan dana ini hanya dibatasi sekali saja atau beberapa kali selama jangka waktu kontrak sesuai perjanjian di muka.
  • Apabila tertanggung meninggal dunia di tengah masa kontrak, maka pemegang polis berhak mendapatkan uang pertanggungan penuh.

 

Kekurangan asuransi jiwa dwiguna (endowment insurance):

  • Harga premi yang harus dibayarkan oleh pemegang polis terbilang mahal karena menawarkan manfaat dobel.
  • Nilai tunai yang diberikan ketika masa kontrak polis berakhir acapkali tidak mampu mengejar laju inflasi.

Asuransi jiwa unitlinked

Asuransi ini menggabungkan dua manfaat  yaitu manfaat perlindungan asuransi dan investasi. Mirip dengan asuransi seumur hidup atau whole life insurance, pemegang polis bisa mendapatkan nilai tunai karena sebagian premi yang dibayarkan, diputar oleh perusahaan asuransi untuk investasi.

Kelebihan asuransi jiwa unitlinked:

  • Memberikan dua manfaat yaitu perlindungan jiwa sekaligus investasi.
  • Memiliki nilai tunai dari hasil investasi yang bisa ditarik sewaktu-waktu.

Kelemahan asuransi jiwa unitlinked:

  • Premi biasanya terbilang mahal karena memberikan manfaat dua fitur.
  • Hasil investasi dengan unitlinked biasanya kurang optimal bila dibandingkan ketika Anda berinvestasi sendiri di produk reksadana.
  • Uang pertanggungan sulit memadai kecuali Anda mau membayar premi sangat mahal.
  • Ada risiko Anda tidak menerima nilai tunai ketika pengelolaan investasi oleh perusahaan asuransi tidak bagus.

Bagaimana menghitung kebutuhan uang pertanggungan asuransi?

Pada dasarnya ada beberapa pendekatan untuk menghitung dan menentukan kebutuhan uang pertanggungan asuransi jiwa. Berikut ini penjelasannya:

Income replacement based

Metode ini dapat Anda gunakan untuk menghitung berapa pendapatan seseorang hingga pensiun. Misal, pendapatan si A adalah Rp 10 juta per bulan. Usia A saat ini adalah 35 tahun dan menargetkan pensiun di usia 55 tahun sehingga masih ada masa produktif 20 tahun lagi.

 

Dengan demikian, kebutuhan uang pertanggungan si A adalah Rp 10 juta x 12 (bulan) x 20 tahun = Rp 2,4 miliar.

Sehingga, ketika si A meninggal dan nilai pengeluaran keluarga yang dia tinggalkan per bulan mencapai Rp 10 bulan, maka uang pertanggungan tersebut akan mencukupi hingga 20 tahun kemudian (dengan mengabaikan faktor inflasi). Pendekatan ini tepat digunakan untuk menghitung uang pertanggungan orang yang pensiunnya tidak lama lagi.

 

Human Life Value

Pendekatan ini menghitung pendapatan seseorang hingga pensiun dan memperhitungkan pula hasil investasi instrumen yang memiliki risiko kecil (risk free rate).  Maksudnya, ketika si A meninggal, uang pertanggungan yang didapatkan diasumsikan akan ditempatkan di produk keuangan berisiko rendah seperti deposito bank, obligasi ritel atau sukuk ritel.

Metode penghitungannya sebagai berikut: Nilai sekarang pendapatan (present value) plus risk free rate. Dengan asumsi risk free rate saat ini 5,2%, maka pengitungannya: Rp 10 juta x 12 (bulan) x (100%+5,2%) x 20 (tahun) = 105,2% pangkat 20 -1. Hasilnya, kebutuhan uang pertanggungan sekitar Rp 1,43 miliar.

 

Income Value Based

Metode Income Value Based (IVB) digunakan untuk mencari tahu berapa besar nilai yang apabila ditempatkan di deposito atau dibelikan obligasi ritel akan menghasilkan return setiap bulan sebesar pendapatan tertanggung. Cara menghitungnya, pendapatan dalam setahun dibagi dengan risk free rate.

Masih dengan asumsi yang sama seperti sebelumnya maka cara perhitungnya adalah: Rp 10 juta x 12 (bulan) : risk free rate 5,2%. Hasil perhitungan simulasi tersebut adalah besaran UP sekitar Rp 2,3 miliar. Skema hitungan ini tepat bila tingkat risk free rate tinggi. Atau, ketika kemampuan keluarga yang ditinggalkan oleh si tertanggung kelak cukup memadai untuk mengelola uang pertanggungan.

 

Family needs based

Ini adalah cara penghitungan uang pertanggungan paling komprehensif. Pasalnya, metode ini memperhitungkan kebutuhan keluarga setelah tertanggung meninggal. Sehingga menghitung bukan dari pendapatan tetapi dari besar kebutuhan keluarga yang ditinggalkan.

Cara menghitungnya, pengeluaran keluarga ditambah kebutuhan dana darurat, dana pendidikan anak, utang, dan lain-lain, lalu dikurangi dengan aset lancar yang dimiliki saat ini. Metode ini tepat bagi Anda yang ingin memastikan kebutuhan keluarga secara mendetail bila terjadi risiko meninggal dunia.

 

Survival value based

Metode ini menghitung pendapatan selama masa produktif hingga usia pensiun ditambah utang-utang yang dimiliki serta kebutuhan dana daurat keluarga. Pendekatan ini tepat bagi keluarga yang memiliki utang besar dan utangnya itu tidak dilindungi oleh asuransi jiwa kredit.

Cara hitungnya bisa menggunakan pendekatan 1, 2 atau 3 ditambah utang dan kebutuhan dana darurat.

 

Itulah hal-hal prinsip yang perlu kamu ketahui tentang asuransi jiwa. Setelah mengetahui serba serbi asuransi jiwa, kamu bisa mengetahui sejauh mana kebutuhan keluarga kamu akan asuransi jiwa. Asuransi jiwa sangat disarankan bagi kamu yang telah memiliki tanggungan dan menjadi langkah manajemen risiko finansial yang tepat. Penulis Ruisa Khoiriyah

Advertisement
Advertisement