April 19, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Mengenal Kondisi Amenorrhoea Dan Cara Menjalaninya

3 min read

Menstruasi akan terjadi pada setiap perempuan normal setiap bulan. Namun, ada juga mereka yang tidak menstruasi atau disebut amenorrhea. Apa itu amenorrhea?

Amenorrhoea adalah momen saat tidak ada selama masa reproduksi, yaitu antara masa pubertas dan menopause. Kondisi ini bukanlah sebuah penyakit, tetapi merupakan masalah kesehatan yang membutuhkan perhatian.

Perempuan yang telah melewati fase pubertas akan mengalami menstruasi, proses keluarnya darah dari dalam rahim yang berlangsung sekitar tiga hingga lima hari.

Menstruasi akan berhenti pada saat seseorang hamil, menyusui, dan menopause. Jika menstruasi tidak terjadi pada saat perempuan tidak hamil, menyusui, dan menopause, kemungkinan Ia mengalami amenorrhea.

Ada dua tipe amenorrhea, yaitu primer dan sekunder. Pada amenorrhea primer, dialami oleh seorang perempuan yang telah mencapai usia 15 tahun tapi tidak mencapai pubertas.

Menurut National Institutes of Health, jika haid tidak dimulai pada usia 16 tahun, orang tersebut perlu mencari bantuan medis.

Sedangkan amenorrhea sekunder terjadi pada perempuan yang sudah menstruasi, kemudian tidak menstruasi untuk jangka waktu tiga sampai enam bulan ketika dia tidak hamil.

 

Penyebab amenorrhea

Alasan yang mendasari terjadinya amenorrhea ialah tidak memiliki indeks massa tubuh (BMI) yang tepat, adanya ketidakseimbangan hormon, mengalami gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia, bisa juga karena polycystic ovary syndrome (PCOS).

Pada amenorrhea primer, penyebab umumnya ialah riwayat keluarga yang mengalami menstruasi tertunda. Namun, terkadang ada masalah genetik.

Sedangkan untuk amenorrhea sekunder, penyebabnya bisa jadi adalah gangguan ginekologis, tekanan fisik, atau memiliki BMI yang sangat rendah.

Perempuan yang sedang mengonsumsi pil KB mungkin juga tidak mengalami menstruasi. Bahkan setelah menghentikan kontrasepsi oral.

Diperlukan beberapa waktu sebelum ovulasi teratur dan kembali menstruasi. Kontrasepsi yang disuntikkan atau ditanamkan juga dapat menyebabkan amenorrhea.

Begitu juga dengan perempuan yang sedang mengonsumsi obat tertentu yang dapat menyebabkan periode menstruasi berhenti, misalnya antipsikotik, kemoterapi kanker, antidepresan, obat tekanan darah, dan obat alergi.

 

Gejala amenorrhea

Saat mengalami amenorrhea ada juga gejala lain seperti keluarnya cairan dari puting, rambut rontok, sakit kepala, perubahan penglihatan, tambahan rambut wajah, dan pada kasus amenorrhea bisa mengalami kurangnya perkembangan payudara.

Orang yang mengalami kondisi ini harus segera memeriksakan diri ke dokter karena berisiko memengaruhi kesuburan dan menurunkan atau menghambat peluang untuk hamil.

Dokter akan menyarankan pasien untuk melakukan beberapa tes laboratorium untuk menemukan penyebab yang mendasarinya. Berbagai tes darah, misalnya, tes kehamilan, tes fungsi tiroid, tes fungsi ovarium, tes prolaktin, dan kadar testosteron mungkin diperlukan.

Dalam beberapa kasus, ultrasound, CT atau MRI scan mungkin diperlukan untuk menyingkirkan semua kelainan struktural uterus, ovarium, vagina atau tumor pituitari.

 

Merawat amenorrhea

Untuk perawatan, akan dilakukan tergantung pada penyebabnya. Dalam beberapa kasus, pil kontrasepsi atau terapi hormon lain dapat memulai kembali siklus menstruasi.

Amenorrhea yang disebabkan oleh gangguan tiroid atau pituitari dapat diobati dengan obat-obatan. Jika tumor atau penyumbatan struktural menyebabkan masalah, pembedahan mungkin diperlukan.

Pada amenorrhea primer, akan dilakukan tes fungsi ovarium. Jika ada masalah genetik atau fisik yang melibatkan organ reproduksi, operasi mungkin diperlukan.

Sedangkan bila seorang perempuan mengalami amenorrhea sekunder, dokter akan menyarankannya untuk melakukan perubahan gaya hidup.

Jika berolahraga berlebihan, perubahan rencana latihan atau pola makan dapat membantu menstabilkan siklus bulanan.

Selain itu, jika masalah disebabkan oleh stres, dapat melakukan konseling. Namun, jika amenorrhea terjadi karena adanya penurunan berat badan berlebih, pasien akan disarankan untuk sesi konseling dengan psikiater dan ahli gizi.

Dari segi gaya hidup, perawatan sendiri bisa dilakukan di rumah, misalnya menjaga keseimbangan antara pekerjaan, rekreasi, dan istirahat. Belajarlah mengelola stres agar tidak memengaruhi kesehatan.

Pencegahan amenorrhea bisa juga dilakukan dengan mempertahankan gaya hidup sehat. Pastikan berat badan tetap sehat, rutin olahraga, belajar mengelola stres, dan lebih memerhatikan periode menstruasi.[]

Advertisement
Advertisement