April 25, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Menghalau Kecewa Karena Hadapi Penolakan

3 min read

Penolakan adalah bagian dari hidup, tak peduli seberapapun hebatnya seseorang. Yang lebih penting untuk dipikirkan lebih lanjut adalah bagaimana menghadapinya.

Saking umumnya penolakan, kita bahkan kerap tak menganggapnya demikian. Misal, saat teman tak mau diajak pergi, atau kerabat tak kunjung membalas pesan Anda.

Namun, memang ada orang-orang yang lebih perasa, seperti mereka yang sakit hati saat rekan kerja tak tertawa atas lelucon yang mereka lontarkan.

Bagaimanapun, ada momen-momen di mana orang pada umumnya merasa kewalahan menghadapi penolakan. Menurut Direktur Anxiety and Phobia Treatment Center, Fredric Neuman, M.D. momen tersebut di antara lain adalah saat melamar pekerjaan, mengajak seseorang kencan, atau berusaha jadi bagian suatu kelompok.

Untuk dapat mengatasi penolakan dengan baik, ada baiknya memahami mengapa penolakan terasa menyakitkan. Secara ilmiah, para ilmuwan telah menemukan jawaban bahwa penolakan mengaktifkan bagian otak yang sama dengan saat seseorang merasakan sakit fisik.

Dalam sebuah studi, periset merekrut 40 orang yang belum lama patah hati, lalu memindai otak mereka dengan MRI. Saat mereka memperlihatkan foto mantan pasangan pada orang-orang dan meminta mereka untuk membayangkan seperti apa rasanya ditolak, otak para partisipan riset beraksi, tepat di bagian secondary somatosensory cortex dan dorsal posterior insula–bagian otak sama dengan yang diaktifkan oleh sensor rasa sakit.

“Hasil riset ini memberi makna baru atas gagasan bahwa penolakan itu menyakitkan,” tulis para periset dalam studi yang dipublikasikan pada 2011 dalam Proceedings of the National Academy of Sciences.

Salah satu penjelasan atas temuan ini adalah bahwa penolakan dari cinta tak berbalas merupakan jenis penolakan yang lebih intens daripada yang telah diukur dalam penelitian lain. Sehingga, menurut para periset, intensitas penolakan ini mungkin telah menyebabkan efek yang bergeser dari sakit emosional ke sakit fisik.

Anda mungkin berpikir ini berlebihan, namun sebuah riset lain pada 2010 menunjukkan bahwa pil penghilang rasa sakit–asetaminofen–mampu mengurangi perasaan sakit tersebut. Para periset meminta partisipan riset minum pil setiap hari selama tiga pekan. Saat otak mereka dipindai, periset menemukan adanya penurunan aktivitas otak di area yang berhubungan dengan rasa sakit fisik dan emosional.

Namun menenggak pil tentu bukan cara yang baik untuk mengusir sakit hati karena ditolak. Masih banyak cara-cara lain yang tidak menimbulkan efek samping pada kesehatan.

Memahami penolakan, menurut psikolog Dr. Carmen Harra dimulai dengan mengakui nilai diri sebagai seorang manusia. Untuk mengubah kesan yang dirasakan atas penolakan, seseorang perlu memupuk rasa percaya diri, yakinlah bahwa Anda berharga.

Satu-satunya alasan Anda begitu menderita akibat penolakan adalah karena merasakan adanya ikatan emosional dengan orang tersebut. Penolakan jadi beban saat Anda menaruhnya di pundak, menyalahkan diri sendiri. Diam-diam yakin ada yang salah dengan diri Anda hingga ditolak.

Padahal sering kali Anda bukanlah alasan di balik penolakan. Ketahuilah bahwa orang yang menolak Anda punya masalahnya sendiri, hingga melakukan penolakan. Penolakan, terutama yang kasar kerap kali merupakan manifestasi dari kurangnya toleransi.

Jadi yakinlah bahwa penolakan tersebut adalah karena alasan yang lebih besar, yang akan Anda ketahui pada saatnya. Apalagi jika mengingat bahwa penolakan adalah bagian dari hidup, maka seharusnya Anda tak perlu merasa bahwa ini merupakan rasa sakit baru yang belum pernah Anda alami sebelumnya. Ingat saja bagaimana Anda pernah melalui perasaan serupa sebelumnya, dan bisa melanjutkan hidup.

Alih-alih merasa terpuruk dan larut dalam sakit hati, jadikan penolakan sebagai kesempatan untuk berkaca kembali, menyingkirkan ego dan introspeksi diri. Bukan tak mungkin penolakan dapat mengilhami pemikiran kreatif seperti diungkap dalam studi di Johns Hopkins University.

Bagaimanapun cara Anda menghadapi penolakan, ingatlah bahwa kebahagiaan adalah sesuatu yang dapat Anda ciptakan sendiri. Seseorang bisa berkontribusi terhadap kadar kebahagiaan Anda, tapi mereka tak bisa jadi satu-satunya sumber kebahagiaan. Anda lah penentu, ingin bahagia atau tidak.[]

Advertisement
Advertisement