April 24, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Meskipun Gondrong, Ternyata Suara Fajri Menyentuh Hati Saat Melantunkan Ayat Suci

2 min read

Selangor – Beberapa saat lamanya kemunculan PMI di media nasional maupun lokal Malaysia selalu berbau pencurian, kematian, maupun kriminal. Kini para PMI khususnya di Malaysia patut ikut bangga dengan munculnya sosok pemuda gondrong yang pintar melantunkan ayat suci Al-Quran dengan suaranya yang sangat menyentuh relung hati.

“Jangan lihat tampangnya, dengar dan resapi suaranya, benar-benar membuat hati ini kesengsem. Saya saja yang lulusan pesantren tidak bisa seperti dia” komentar salah seorang netizen.

Adalah Muhammad Fajri Radhiyah, cowok gondrong yang usianya baru 21 tahun ini terbiasa mengisi waktu luangnya dengan melantunkan ayat-ayat suci Al-quran. Fajri, yang sehari-hari bekerja di sebuah proyek konstruksi sebagai tenaga kuli bangunan ini tidak pernah menyangka kebiasaannya itu akan menjadi perbincangan banyak orang di media sosial.

“Saya tidak tahu awalnya kalau video saya mengaji tiba-tiba bisa menyebar seperti ini” aku Fajri.

Setelah ditelusuri, video tersebut kali pertama diunggah ke media sosial oleh teman sekerjanya yang merasa kagum dengan kemampuan Fajri membaca ayat suci. Kepada koresponden Apakabaronline.com yang menemuinya di kawasan Semenyih Selangor , Fajri mengaku video video tersebut di rekam di sebuah ruangan tempat dia biasa beristirahat dan sholat di lokasi kerjanya.

“Sejak kecil, cita-cita saya itu ingin menjadi hafidz dan menjadi Imam, namun karena keadaan, saya harus berada disini saat ini” tuturnya

Kebiasaan melantunkan ayat suci sudah dia jalani sejak di kampung halamannya di Desa Juring Lombok Barat NTB sejak dia masih kecil, saat dia mondok di sebuah pesantren di Mataram. Kebiasaan ini dia lakukan demi cita-citanya ingin hafal AL-Quran namun karena ketiadaan biaya. Belajar sendiri sambil beraktifitas sehari-hari.

Sebagian cita-cita mulia Fajri sebenarnya sudah tercapai. Sebelum meninggalkan kampung halamaannya untuk pergi bekerja ke Malaysia, Fajri sering menjadi Imam sholat di sebuah Mushola, selain di tempat tersebut, Fajri juga menjadi guru ngaji bagi anak-anak di kampungnya.

Keadaan finansial akhirnya memaksa Fajri meninggalkan kampung halaman. Diusianya yang masih belia, Fajri merasa harus bisa membantu mengurai kesulitan perekonomian orang tua.

“Ini ujian bagi saya dan cita-cita saya. Mungkin Allah sudah mengatur, sehingga menyadarkan saya, percuma saya menghapal AL-quran, kalau kedua orang tua saya hidup menderita. Namun meskipun saya saat ini harus berada disini, saya akan tetap meneruskan cita-cita saya menghapal Al-Quran” aku Fajri kepada koresponden Apakabaronline.com.

Saat ditanya, sampai kapan akan berada di Malaysia untuk bekerja, Fajri dengan yakin menjawab, menyerahkan semuanya kepada Allah SWT.

“Saya wajib ihtiyar, namun, saya juga wajib tawakal. Saya tidak tahu, sepenuhnya saya serahkan kepada Allah SWT” pungkasnya.

Kemunculan Fajri di sosial media Malaysia ini sempat menuai kontroversi. Seorang pemuda gondrong dengankostum kuli bangunan melantunkan ayat suci, dikomentari beberrapa netizen sebagai perbuatan yang etis. Namun banyaak netizen yang sama sekali tidak mempermasalaahkan penampilan Fajri. Mereka menganggap yang dilakukan Fajri sebuah tauladan yang baagus untuk ditiru. [Asa/Ilham]

Advertisement
Advertisement