April 19, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Mulai Maret 2019, Maskapai dengan Pramugari Berbikini Akan Beroperasi di Indonesia

4 min read

Penerbangan tanah air bakal diramaikan dengan kehadiran maskapai asal Vietnam, VietJet Air. Ya, mulai Maret 2019, VietJet Air bakal melayani penerbangan di Indonesia.

Kehadiran VietJet Air di Indonesia menarik perhatian lantaran sebagian pramugari maskapai ini diketahui mengenakan bikini.

Berikut sejumlah fakta terkait rencana penerbangan VietJet Air di Indonesia yang dirangkum dari Tribunnews.com, Senin (21/1/2019) :

 

  1. Ho Chi Minh-Denpasar, Bali, Jadi Rute Perdana di Indonesia

Managing Director VietJet Air, Do Xuan Quang mengatakan, penerbangan perdana VietJet Air di Indonesia akan mengambil rute Ho Chi Minh, Vietnam-Denpasar, Bali. Rute ini akan dijalani dengan durasi penerbangan 3,5 jam.  Kemudian pada akhir 2019, rute Ho Chi Minh-Jakarta juga dibuka.

“Saya pastikan bulan Maret 2019 akan terbang ke Denpasar, Bali. Semua persiapan sudah kami lakukan.”

“Enam bulan pertama, kami akan terbang empat kali seminggu, selanjutnya akan menjadi daily atau 7 kali seminggu,” katanya Minggu (20/01/2019).

“Sekitar Desember 2019, akhir tahun ini, kami berencana terbang Ho Chi Minh–Jakarta, untuk memenuhi permintaan pasar dari businessman dan government relation,” tambah dia.

 

  1. Awal Mula Sebagian Pramugari Berbikini

Maskapai penerbangan berbiaya rendah VietJet Air dikenal publik lantaran busana renang bikini yang dikenakan pramugarinya dalam penerbangan. Maskapai itu rencananya akan membuka penerbangan ke Indonesia mulai Maret 2019 mendatang.

Lalu, bagaimana awal mula pramugari maskapai tersebut bisa mengenakan bikini dalam sebuah penerbangan?

Strategi pemasaran tersebut bermula dari pemilik VietJet, Nguyen Thi Phuong Thao. Ide mengenakan bikini ini pertama kali dilakukan VietJet pada 2012 atau setahun setelah maskapai ini berdiri.

Rupanya, penerapan pramugari berbikini tersebut hanya untuk penerbangan perdana ke sebuah wilayah pantai di Vietnam. Para wanita itu pun tampil dengan busana yang sama dalam kalender perusahaan itu.

Mengutip dari Forbes, tentang idenya itu, Thao kabarnya menganggap hal ini sebagai tanda pemberdayaan perempuan dalam masyarakat yang konservatif.

 

“Anda memiliki hak untuk memakai apa pun yang Anda suka, baik bikini atau pakaian tradisional ao dai,” kata Thao.

Sang CEO juga mengaku tidak ambil pusing dengan apa yang dipikirkan orang tentang wanita berbikini dan maskapai mereka, selama orang-orang senang melakukannya.

 

  1. Soal Penggunaan Pakaian Bikini Pramugari VietJet Air di Indonesia

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi memastikan, saat beroperasi di Indonesia pramugari VietJet Air tidak akan menggunakan busana bikini dalam penerbangannya.

“Sudah dipastikan tidak. Karena saya sudah sampaikan kita negara yang mayoritas Muslim, harus saling menghargai minta digunakan busana sopan yang diterima mayoritas Muslim,” ujar Budi, beberapa waktu lalu.

Wakil Presiden Direktur VietJet, Nguyen Thanh Hung pun memastikan hal yang sama.

“Terkait dengan banyaknya sorotan media mengenai pakaian bikini VietJet, kami ingin menegaskan kembali bahwa seragam VietJet sejalan dengan rasa hormat dan kesopanan yang tinggi, khususnya bagi pasar Muslim seperti Indonesia dan Malaysia,” tulis Nguyen dalam suratnya, tertanggal Kamis (24/08/2017).

Nguyen pun mengungkapkan, pihaknya telah menerbitkan serangkaian siaran pers berisi klarifikasi mengenai busana bikini. Ia menegaskan, bikini bukanlah seragam resmi bagi pramugari VietJet.

“Bikini dikenakan hanya satu kali pada satu peluncuran rute penerbangan domestik di Vietnam terkait dengan tema destinasi pantai,” jelas Nguyen.

 

  1. Sosok Pemilik VietJet Air

Viet Jet dimilliki oleh Nguyen Thi Phuong Tao.  Dikutip dari Kompas.com, Nguyen merupakan wanita asal Asia Tenggara yang masuk daftar orang terkaya versi Forbes.

Tahun 2018 dia berada di posisi 766 dengan kekayaan 3,1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 44 triliun (kurs Rp 14.200 per dolar AS).

Namun mengutip Forbes, Senin (21/1/2019), kekayaan Nguyen saat ini diestimasikan mencapai 2,3 miliar miliar dolar AS atau setara dengan Rp 32.66 triliun.

Nguyen merupakan satu dari empat orang terkaya di Vietnam yang masuk daftar Forbes The World’s Billionaires tahun 2018. Dia juga masuk dalam daftar Wanita Perkasa 2018 dari Forbes di posisi 44.

 

  1. Kisah berdirinya Viet Jet Air

Nguyen meluncurkan VietJet, maskapai penerbangan murah pertama di Vietnam pada Desember 2011. Saat itu, ia bersumpah, ia akan mendisrupsi industri penerbangan Vietnam yang kala itu didominasi maskapai penerbangan nasional milik negara.

Namun, siapa sangka lima tahun kemudian, VietJet mengoperasikan lebih dari 40 persen penerbangan di Vietnam dan memperoleh pendapatan mencapai 1,2 miliar dollar AS.

Pada Februari 2017, VietJet juga melantai di bursa saham Vietnam. Kesuksesan VietJet membawa Nguyen menjadi satu-satunya miliarder wanita di Asia Tenggara.

Tak hanya itu, Nguyen juga merupakan satu dari dua orang terkaya di Vietnam. Nguyen memperoleh ide untuk mendirikan maskapai berbiaya rendah di Vietnam ketika dirinya masih menjadi trader. Ia memprediksi, permintaan perjalanan udara di tanah kelahirannya akan meningkat.

“Saya selalu memiliki tujuan besar dan menciptakan kerja sama besar. Saya tidak pernah melakukan sesuatu dalam skala kecil. Ketika orang-orang berdagang satu kontainer barang, saya sudah ratusan kontainer,” ujar Nguyen.

Nguyen kemudian mempelajari model bisnis yang dilakukan maskapai berbiaya rendah lainnya, seperti Southwest, Ryan Air, dan AirAsia.

Ia memperoleh lisensi untuk memulai VietJet pada tahun 2007, namun tingginya harga minyak membuat peluncuran maskapai itu harus ditunda. Tahun 2010, ia sempat meneken kerja sama patungan dengan AirAsia, namun gagal.

Akhirnya, setahun kemudian Nguyen memutuskan untuk mendirikan maskapai penerbangannya sendiri. Nguyen dan sang suami, pengusaha Nguyen Thanh Hung, memiliki saham mayoritas VietJet melalui perusahaan mereka, Sovico Holdings.

Awalnya, VietJet menarik perhatian publik lantaran para pramugarinya mengenakan bikini sebagai ajang promosi. Namun, maskapai itu kini berkembang pesat.

Dalam dua tahun, VietJet sudah meraup laba dan kini melayani 300 penerbangan per hari, termasuk di dalamnya adalah 63 rute domestik dan beberapa rute internasional.

VietJet mengoperasikan 45 unit armada pesawat dan telah menerbangkan lebih dari 35 juta penumpang. Baru-baru ini, VietJet memesan lebih dari 200 unit pesawat kepada Airbus dan Boeing dengan nilai transaksi hampir 23 miliar dollar AS.

Meski sudah mencapai kesuksesan, Nguyen tidak berhenti bermimpi dan berambisi. Di tengah persaingan yang ketat, Nguyen tak gentar mengembangkan maskapai penerbangan yang didirikannya itu.

“VietJet menargetkan untuk menjadi maskapai penerbangan internasional, tidak hanya lokal,” ujar Nguyen. []

Advertisement
Advertisement