April 20, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Pembatasan di Hong Kong Dilonggarkan, 7,4 Juta Masker Akan Gratis Dibagikan

2 min read
Microbiologist and government adviser Professor Yuen Kwok-yung. Photo K.Y. Cheng SCMP

Microbiologist and government adviser Professor Yuen Kwok-yung. Photo K.Y. Cheng SCMP

HONG KONG – Geliat Hong Kong untuk segera bangkit dan menjalankan kembali roda perekonomian mulai terlihat semakin kongkrit. Beberapa pembatasan sosial terkait dengan upaya pencegahan dan penanganan pageblug COVID-19 yang sejak beberapa bulan ini telah dilakukan, secara bertahan memasuki awal Mei 2020 akan kembali dilonggarkan.

Pembukaan beberapa fasilitas umum serta layanan publik, kembalinya seluruh PNS bekerja dari kantor, hingga dimulainya kembali geliat perdagangan menjadi pertanda awal, Hong kong ke arah kebangkitan setelah terpukul secara terus menerus dampak unjuk rasa berkepanjangan disambung dengan pageblug COVID-19.

Mengutip SCMP,  untuk mendukung upaya tersebut, otoritas Hong Kong akan membagikan 7.4 juta masker secara gratis kepada seluruh warga di Hong kong.

Masker yang akan dibagikan adalah jenis reusable alias masker yang dapat digunakan kembali. Distribusi masker akan dimulai pekan ini.

Pembagian masker ini akan dibarengi dengan pembukaan fasilitas umum seperti perpustakaan dan tempat olahraga outdoor.

Ahli mikrobiologi Yuen Kwok-yung pada Minggu (03/05/2020) mengatakan, penggunaan masker dan semakin turunnya angka sebaran kasus Covid-19, memungkinkan Hong Kong secepat mungkin dapat melonggarkan perbatasan dan kembali membangkitkan ekonomi.

Masker yang dibagikan, sambung Yuen, memiliki lapisan filter yang dapat diganti. Pun masker ini bisa dicuci dan digunakan kembali hingga 60 kali.

Kelangkaan masker yang berujung pada banyaknya kasus penipuan online sejak adanya kasus pertama Covid-19 di Hong Kong pada Januari silam, mengakibatkan Hong Kong mengalami kerugian lebih dari 6 juta dollar AS atau setara dengan kurang lebih Rp 90 juta.

Untuk itu Yuen berharap pembagian masker ini dapat meringankan beban mental dan finansial yang dihadapi warga selama pandemi virus corona.

Sebelumnya, Sekretaris Keuangan Hong Kong Paul Chan melalui blognya, Minggu (3/5) menyebut, merosotnya ekonomi Hong Kong selama pandemi ditambah aksi protes anti pemerintah akan memungkinkan kota ini mengalami tahun fiskal terburuk sejak 1960.

Terkait pembukaan kembali layanan pemerintah dan upaya pencabutan pembatasan, Chan mengatakan,”kita harus bertindak hati-hati karena pademi masih belum selesai.” []

Advertisement
Advertisement