April 19, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Perempuan Ideal

4 min read

Pada tanggal 8 Maret lalu, dunia memperingati International Women’s Day atau Hari Perempuan Internasional. Berbagai aksi dilakukan sebagai wujud solidaritas kepada perempuan untuk memperjuangkan hak-haknya. Di Negeri Beton, organisasi pekerja migran Indonesia, bersama-sama dengan organisasi-organisasi pekerja migran dari Filipina, Nepal, dan Thailand, memperingatinya dengan cara melakukan aksi unjuk rasa di kantor Imigrasi Hong Kong.

Sebagian lain, ada juga yang menggelar diskusi. Tentu saja, diskusi tersebut membahas berbagai hal seputar permasalahan yang dialami kaum perempuan, terutama pekerja migran Indonesia di Hong Kong. Diyakini, Hari Perempuan Internasional terbentuk pada 8 Maret 1907. Sebuah sumber menyebutkan, Hari Perempuan Internasional secara resmi diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai perayaan tahunan untuk memperjuangkan hak perempuan pada 1977.

Di tengah-tengah bergeloranya semangat Hari Perempuan Internasional, ada baiknya kita melakukan perenungan, sudahkah kita menjadi perempuan yang baik? Dan, tahukah kita, apa kriteria perempuan ideal dalam Islam, agama kita?

Sejak lebih dari 1400 tahun lalu, Islam telah menempatkan perempuan dalam posisi sangat terhormat. Bahkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban, ”Empat hal yang membawa kebahagiaan: perempuan shalehah, rumah yang luas, tetangga yang baik, dan kendaraan yang enak.”

Kebahagiaan hidup merupakan impian semua orang. Juga, impian semua bangsa dan negara. Berdasarkan hadits di atas, Islam menempatkan perempuan shalehah dalam urutan pertama faktor yang dapat menghadirkan kebahagiaan. Terutama, dalam keluarga.

Keluarga merupakan komunitas terkecil dan inti dari sebuah perhimpunan bernama masyarakat. Lalu, perhimpunan masyarakat ini membentuk bangsa dan negara, hingga membentuk komunitas dunia. Tentu saja, jika semua keluarga sebuah negeri bahagia, maka negeri tersebut dapat dipastikan menjadi negeri yang nyaman untuk tempat tinggal. Sedemikian tinggi Islam menempatkan perempuan dalam kehidupan keluarga dan masyarakat!

Untuk mencapai predikat perempuan shalehah, Islam tidak mensyaratkan kriteria yang sangat berat. Dengan hanya melakukan empat hal dalam hidupnya, seorang perempuan akan tergolong shalehah.

Pertama, melaksanakan ibadah shalat lima waktu. Kawan-kawan pekerja migran dapat melakukan aktivitas apa saja di Hong Kong. Asalkan, aktivitas-aktivitas tersebut bukanlah perbuatan yang dilarang Islam, agama kita. Di sela-sela kesibukan bekerja di rumah majikan atau berkegiatan bersama-sama sahabat serantau saat hari libur, jangan pernah lupakan hak Allah yang menjadi kewajiban kita: shalat lima waktu.

Kedua, berpuasa di bulan Ramadhan. Sebaiknya, kurangi aktivitas yang menguras banyak tenaga di luar rumah majikan. Sebab biasanya, bulan puasa jatuh di bulan-bulan bercuaca sangat panas di Hong Kong. Supaya, kawan-kawan tetap bisa menjalankan ibadah puasa sebulan penuh. Jika ada beberapa hari terhalang menstruasi, segera dibayar utang puasanya di bulan Syawal. Tunjukkan kepada Allah, bahwa Dia adalah prioritas hidup kita.

Ketiga, menjaga kehormatan diri. Tentu saja, di saat kita berjauhan dengan keluarga dan suami, bagi yang telah berumah tangga, banyak godaan datang. Kita bisa lihat di berbagai tempat, secara vulgar banyak sahabat perempuan kita yang terjerumus dalam pergaulan bebas dengan pria-pria yang bukan pasangan halalnya.

Islam hanya meminta kawan-kawan, para perempuan Muslimah, untuk mampu bertahan di tengah godaan tersebut, dengan tetap menjaga kehormatan diri. Menegaskan diri sebagai perempuan yang tidak gampang dijamah laki-laki yang bukan muhrim dan tidak mudah jatuh dalam ”pelukan” tipu-daya lelaki yang tidak bertanggung jawab.

Efek positifnya, tentu saja bermanfaat buat diri kita sendiri. Kita dapat terhindar dari berbagai persoalan yang kita dengar menimpa banyak sahabat kita di Negeri Beton, seperti terjangkit penyakit kelamin, hamil di luar nikah, dan terjerat sindikat narkoba. Dengan karakter kuat yang ditanamkan Islam, kawan-kawan juga dapat terhindar dari pemerasan berkedok asmara.

Bagi yang sudah bersuami, selalu menjaga hati untuk tidak mengkhianati janji-janji suci pernikahannya. Termasuk, menjaga mata untuk tidak mencuri-curi pandang, melirik pria-pria yang bukan muhrim.

Keempat, taat kepada suami. Untuk syarat terakhir ini, kawan-kawan cukup mengasah satu ketrampilan saja: mendengarkan. Dengarkan dengan baik apa keinginan-keinginan baik suami. Hindari kebiasaan berbantah-bantahan dengan pasangan hidup kita. Insyaallah, hati dan pikiran menjadi tenang, bekerja juga nyaman, dan rumah tangga pun akan harmonis.

Karena hidup berjauhan, tentu saja ada ketakutan-ketakutan bahwa suami di kampung halaman berkhianat terhadap janji-janji suci pernikahannya. Gampang saja obat menghalau kekhawatiran itu: jangan membiarkan hati dan pikiran berprasangka buruk kepada suami.

Tunjukkan saja betapa kawan-kawan yang sedang berada di rantau bekerja dengan penuh tanggung jawab untuk membantu suami memenuhi kebutuhan keluarga dan menyiapkan masa depan anak-anak tercinta. Tunjukkan, betapa kawan-kawan sebagai istri sangat menyayangi dan menyintai suami. Selebihnya, latih diri untuk bertawakal kepada Allah Ta’ala, atas apa pun yang Dia tetapkan dalam hidup kita.

Jika kebetulan suami meminta pulang, segera lakukan, dan jangan pernah membantahnya dengan memperpanjang kontrak kerja. Bahkan di Hong Kong kita diperkenankan memutus kontrak kerja dengan majikan, asalkan sebulan sebelumnya memberikan surat pemberitahuan (one month notice). Tunjukkan kepada suami, betapa kawan-kawan begitu senang menaatinya dan bahagia dia berkenan mengambil peran untuk mengambil tanggung jawab menafkahi keluarga yang memang menjadi kewajibannya.

Soal besaran penghasilan yang nanti akan diperoleh suami, jangan terlalu gusar. Percayalah, rejeki bukan soal jumlah, melainkan soal keberkahannya. Berapa pun jumlahnya, meskipun jauh lebih kecil dari gaji bulanan yang diterima di Hong Kong, asalkan Allah menghadirkan keberkahan dan ridho-Nya, dapat mencukupi kebutuhan kita.

Yang luar biasa, bagi perempuan yang menjalankan empat hal di atas, Allah Ta’ala telah menyiapkan bonus pahala spesial: dipersilakan masuk surga dari pintu mana saja sesuka hatinya!

”Apabila seorang istri melaksanakan shalat lima waktu, puasa Ramadhan, menjaga kehormatannya, dan menaati suaminya, maka dikatakan kepadanya, ’Masuklah ke dalam surga dari pintu yang mana saja yang kamu suka’.” (hadits riwayat Ahmad).

Selamat Hari Perempuan! Semoga menjadi perempuan shalehah, perempuan ideal di hadapan Allah! [Penulis : H. Abdul Razak, SS. , Da’wah Worker, Islamic Union of Hong Kong]

Advertisement
Advertisement