April 20, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Pilu, Cerita Hendi, Mantan PMI Yang Rumahnya Roboh Akibat Gempa Bumi

2 min read

MATARAM – Gempa dengan kekuatan 6,4 SR yang mengguncang Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (29/07/2018) pagi pukul 06.47 Wita kemarin menyisakan banyak cerita duka dan trauma. Salah satu yang menjadi korban adalah Hendi (42) perempuan asal Sembalun yang hingga kini tinggal di tenda pengungsian lantaran rumah yang dibangun dari hasil jerih payahnya di luar negeri, roboh tak lagi bisa ditempati.

Kepada media yang mewawancarainya, Hendi mengaku tak menyangka gempa merobohkan seluruh bangunan rumahnya. Sambil mengusap air mata dengan ujung jilbabnya, mantan PMI Malaysia ini berkisah tentang kejadian gempa di Minggu pagi itu.

“Saya sedang bersiap memasak, di rumah sedang ada 18 tamu dari Malaysia. Mereka baru menyelesaikan pendakian Rinjani. Saat gempa terjadi, semua berhamburan keluar. Tapi satu orang tamu tertinggal karena dia masih tidur,” tuturnya terbata-bata.

Di tengah kepanikan semua orang, Ibu Hendi mendengar suara anak perempuannya memanggil dari balik reruntuhan bangunan rumah. Ia pun bergegas mencari asal suara dan menemukan anak bungsu dari dua bersaudara itu kakinya tertimbun tembok dan atap yang roboh.

“Setelah anak saya selamat kami mencari satu orang tamu yang juga tertimbun, namun ternyata saat ditemukan sudah meninggal dunia,” kata dia.

Bukan hanya Hendi, Anggota Tagana Lombok Timur Tahraini mengungkapkan warga merasakan trauma mendalam sejak gempa pertama kali mengguncang pada Mingg (29/07/2018) pagi pukul 06.47 WITA. Gempa berkekuatan 6,4 SR itu berkedalaman 10 km terus diikuti gempa susulan hingga berpuluh-puluh kali.

“Saya tak bisa lagi menghitung berapa kali gempa terjadi dan berapa kalinkami harus berlarian ke jalan raya. Frekuensinya sangat sering hingga warga tak ada yang berani tidur di dalam ruamg pada Minggu malam,” katanya.

Eni, demikian ia biasa disapa, menuturkan warga tidur di tenda-tenda yang mereka dirikan dengan terpal secara swadaya. Tenda mereka dirikan di depan rumah dan tak jauh dari tenda, sepeda motor warga terparkir rapi.

Berdasarkan pantauan, sepanjang jalan yang membentang antara Kecamatan Sembalun hingga Kecamatan Sambelia warga mendirikan tenda yang dihuni beberapa keluarga. Penghuni renda diprioritaskan pada anak-anak, para ibu dan lansia. Sementara para laki-laki berjaga tak jauh dari kendaraan yang mereka parkir.

“Sebagian mengungsi ke tenda Kemensos, tapi biasanya hanya sebentar untuk mengambil makanan. Lalu mereka kembali bertahan di dekat rumah karena mereka tidak mau meninggalkan harta benda atau karena mereka memiliki hewan ternak,” katanya

Seperti diketahui pada Minggu (29/7) telah terjadi bencana gempa bumi di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), tepatnya 28 km barat laut Lombook Timur, NTB. Gempa berkekuatan 6,4 SR dengan kedalaman 10 km. Gempa terjadi pukul 06.47 WITA. Gempa tidak berpotensi tsunami.

Wilayah terdampak gempa bumi antara lain Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Lombok Barat. [Net]

 

Advertisement
Advertisement