April 19, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Pulang Dari Bekerja Di Luar Negeri, Hidup Ernawati Harus Dirantai Dalam Ruangan Pengap Setiap Hari

2 min read

SUKABUMI – Ironi penderitaan pekerja migran Indonesia (PMI) atau yang dulu lazim disebut dengan TKW/TKI seakan tiada pernah berhenti. Banyak dari pekerja migran yang pulang membawa keberhasilan di kampung halaman. Mereka bisa membangun rumah megah, memiliki aset properti sawah, wira usaha yang membebaskan mereka secara finansial dari hidup susah, hingga memiliki karir dan peran sosial dalam masyarakat.

Namun, tidak sedikit dari pekerja migran yang pulang tidak membawa keberuntungan. Penderitaan di negeri penempatan, getir dan sakitnya terbawa hingga kampung halaman. Bahkan, efek dominonya memenderitakan keluarga dan orang-orang disekitar.

Seperti yang dialami Ernawati (33), seorang mantan pekerja migran asal Kampung Cimuncang, Desa Buniwangi, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi kondisinya memilukan. Ia terpaksa dirantai dalam ruangan sempit karena mengidap gangguan jiwa setelah pulang dari negeri orang.

Rantai besi diikatkan ke bagian perut dan dan dinding tembok di ruang isolasi di rumah orang tuanya. Ruangan yang Ia tempati pun hanya berukuran 2X3 meter persegi, tanpa ventilasi udara dan lampu penerangan.

Diberitakan oleh Sukabumiupdate.com, Sebelum dirantai, keluarga sempat memasung Ernawati di ruangan yang sama. Keluarga sengaja tak menempatkan lnya diruangan berjendala dan lampu dengan alasan keamanan. Ernawati pernah memecahkan kaca jendela dan lampu.

“Baru sekitar enam bulan dipasung, kemudian dirantai seperti sekarang. Meski kondisinya membaik kami khawatir Ia ngamuk lagi,” tutur Abdiah ibunda Ernawati.

Abdiah mengatakan, pihaknya tak tahu harus berbuat apa. Ia sudah berupaya mengobati Ernawati ke pengobatan tradisional, namun tak kunjung sembuh.

“Kalau ke rumah sakit atau berobat medis belum, karena keterbatasan biaya,”ungkap Abdiah.

Ia menuturkan, Ernawati berangkat ke Oman untuk bekerja sebagai asisten rumah tangga sekitar 2015 lalu. Ia dipulangkan ke tanah air pada Maret 2016.

“Kata temannya,  sering mendapat kekerasan dari majikan. Saat pertamakali tiba di rumah sudah agak sembuh. Tapi sekitar tiga minggu kemudian dia malah sering ngamuk-ngamuk,” tutur Abdiah.

Ernawati memiliki tiga orang anak yang  masih kecil. Anak bungsunya baru berusia sekitar 3 tahun.

“Keseharian Erna dibiyai kakaknya,” pungkas Abdiah. [Asa]

Advertisement
Advertisement