April 20, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Pulanglah !!! Jumlah Pengangguran Di Desa Meningkat

3 min read

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran terbuka di daerah mencapai 5,34 persen pada Agustus 2018. Nilai itu turun dibandingkan angka Agustus 2017 yang sebesar 5,50 persen.

Pengangguran pada Agustus 2018 tercatat sebesar 7 juta orang atau menurun 40 ribu orang dibandingkan Agustus 2017.

Penurunan tingkat pengangguran terjadi di tengah kenaikan angkatan kerja dari 128,06 juta orang menjadi 131,01 juta orang per Agustus silam. Artinya, penyerapan tenaga kerja berbanding lurus dengan pertambahan jumlah tenaga kerja.

Kendati begitu, BPS menyoroti tingkat pengangguran yang terjadi di desa. BPS mencatat, tingkat pengangguran di perdesaan Agustus 2018 adalah 4,04 persen atau naik dari posisi periode tahun lalu 4,01 persen. Sementara itu, tingkat pengangguran di kota turun dari 6,79 persen menjadi 6,45 persen.

“Tingkat pengangguran turun 0,16 persen, tetapi masih ada perbedaan tinggi antara kota dan desa,” kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (5/11/2018).

Tingkat pengangguran terbuka adalah indikator untuk mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak digunakan atau tidak terserap oleh pasar kerja.

BPS mencatat tingkat pengangguran terbuka di perkotaan pada Agustus 2018 sebesar 6,45 persen atau tercatat lebih tinggi dibandingkan di perdesaan 4,04 persen.

Dibandingkan dengan posisi Agustus 2017, tingkat pengangguran terbuka di perkotaan menurun 0,34 persen poin dan di perdesaan meningkat tipis 0,03 persen poin.

Penyebab utamanya, menurut Suhariyanto, ada pengurangan tenaga kerja di sektor pertanian. Para pekerja di sektor pertanian itu banyak yang hengkang dari pekerjaannya dengan harapan bisa memperoleh pekerjaan baru.

Hanya saja memang pada kenyataannya, ada yang pergi ke kota dan ada yang tetap tinggal di desa. Mereka yang ke kota lantas menambah beban angkatan kerja di sana, sedangkan yang masih berada di desa namun belum memperoleh pekerjaan baru sehingga berkontribusi pada peningkatan angka pengangguran di perdesaan.

BPS melansir ada penurunan untuk jumlah petani palawija dan karet, sebesar 1,3 juta orang tahun ini.

Berdasarkan data yang dihimpun BPS, pekerja di sektor pertanian sebanyak 35,7 juta orang. Angka tersebut setara dengan 28,79 persen dari 124,01 juta penduduk bekerja. Dengan demikian, sektor pertanian masih menjadi mata pencaharian paling utama yang dijalankan masyarakat Indonesia.

“Ini wajar, karena kalau terjadi transformasi ekonomi harusnya jumlah tenaga kerja di pertanian semakin lama semakin berkurang,” kata Suhariyanto.

BPS juga mencatat tingkat pengangguran terbuka tertinggi menurut pendidikan berasal dari jenjang pendidikan sekolah menengah kejuruan (SMK) sebesar 11,24 persen. Tingkat pengangguran terendah sebesar 2,43 persen terdapat pada penduduk berpendidikan sekolah dasar (SD) ke bawah.

“Untuk SMK masih tertinggi, pemerintah sudah berupaya melakukan beberapa kebijakan memperbaiki kurikulum SMK supaya lebih match dengan kebutuhan tenaga kerja yang ada. Ke depan diharapkan lebih baik,” ujar Suhariyanto.

Tingginya angka pengangguran di desa, lanjut Suhariyanto, juga bukan indikasi bahwa program padat karya tunai dari dana desa (cash for work) tidak berhasil. Menurutnya, program cash for work menitikberatkan pada pekerjaan konstruksi, bukan pertanian.

Sementara menurut Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, tingkat pengangguran terbuka di desa sangat berfluktuasi dan dipengaruhi oleh musim tanam dan panen.

Menurut dia, angka tingkat pengangguran terbuka di perkotaan dan perdesaan memang berbeda. Di perkotaan, pekerjaan bersifat rutin. Sedangkan di desa, mayoritas pekerjaan bergantung pada musim-musim tertentu.

“Saya akan cek kenapa bisa naik, walaupun sedikit. Apa cuma faktor waktu survei, atau faktor lain yang mungkin seperti turunnya harga komoditas perkebunan atau beberapa daerah terjadi kekeringan,” ujar Eko dalam CNBC Indonesia, Selasa (6/11).[]

Advertisement
Advertisement