April 20, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Ratusan PMI Dilatih Teknologi Tanam Menanam, Bekal Hidup di Kampung Halaman

2 min read

BDS – Siapapun mengetahui, kantong pekerja migran di Indonesia, secara kultural merupakan kawasan yang penduduknya mayoritas berkaitan dengan dunia pertanian. Baik sebagai petani, sebagai buruh tani, maupun sebagai pedagang komoditi pertanian.  Terpuruknya dunia pertanian hingga tidak mampu lagi menjamin kebutuhan hidup warganyalah yang salah satunya disebut menjadi alasan, seseorang melangkahkan kaki menjadi pekerja migran. Dan jadilah sebuah daerah menjadi kantong pekerja migran Indonesia (PMI).

Mempersiapkan seorang pekerja migran agar berdaya di kampung halaman selama ini sudah sering dilakukan. Namun jika melihat kultur dan kondisi geografis kampung halaman pekerja migran, dekat dan menyesuaikan dengan situasi di kampung halaman, sudah barang tentu menjadi salah satu hal utama saat memberikan pelatihan ketrampilan agar sesampai di kampung halaman, PMI bisa benar-benar berdaya dengan apa yang ada disekitarnya, memanfaatkan dan mengembangkan potensinya semaksimal mungkin.

Selaras dengan hal tersebut, Kedutaan Besar Republik INdonesia (KBRI) Bandar Seri Begawan melalui Atase Tenaga Kerja untuk Negara Brunei Darussalam, Budi Wikaningtyas, telah mengadakan pelaksanaan pelatihan bertanam secara hidroponik bagi pekerja Indonesia di Brunei Hal tersebut sebagai upaya pemberdayaan Pekerja Migran Indonesia (PMI) purna penempatan dan keluarganya.

Pelatihan diadakan sebanyak tiga kali kelas pertemuan dengan Pak Andri Anwar, pengusaha hidroponik berkewarganegaraan Indonesia di Brunei.

“Saya ditawari untuk memasok daun selada ke seluruh cabang dari salah satu supermarket di Brunei Darussalam ini, tapi saya baru sanggup mengisi satu cabang saja tiap minggu. Satu kemasan bisa saya jual dengan harga BND1,9″, ujar Andri dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (16/10/2019).

Dia rela meninggalkan pekerjaan sebelumnya sebagai manager salah satu perusahaan udang di Brunei Darussalam, dengan gaji BND 1.200 sebulan, karena hasil yang didapatkan dari kebun hidroponiknya jauh lebih tinggi.

Peserta sangat antusias dalam mengikuti pelatihan, dan sudah ada beberapa yang mencoba membuat instalasi sendiri untuk bertanam secara Hidroponik di lingkungan tempat tinggalnya. Bahkan beberapa peserta sudah bertekad untuk mencobanya di kampung halaman sepulangnya mereka ke tanah air.

“Setelah mengikuti pelatihan ini sangat bermanfaat sekali bagi saya, dari pelatihan ini saya baru memahami dan tahu betapa senangnya bercocok-tanam tanpa menggunakan tanah, Semoga pelatihan hidroponik ini tidak dilakukan hanya sekali saja, tetapi semoga ke depannya dilakukan lagi dengan peserta-peserta lain, agar ilmu ini dapat menyebar kepara para WNI/PMI yang berada di Brunei Darussalam.” ucap Catur Widhi, seorang PMI di Brunei Darussalam yang bekerja sebagai asisten.

Duta Besar RI di Bandar Seri Begawan, Dr. Sujatmiko, mengapresiasi inisiatif program pelatihan hidroponik bagi para PMI.

“Saya harap pelatihan ini dapat menjadi modal keahlian untuk usaha para yang suatu saat nanti pasti akan kembali ke tanah air”, ucap Dubes Sujatmiko

Pelatihan hidroponik ini adalah salah satu dari berbagai program peningkatan kapasitas yang diadakan KBRI dalam rangka memperkaya keahlian pekerja Indonesia untuk bekal kembali ke Indonesia. Pada tahun 2019, KBRI telah mengadakan beberapa program seperti pembinaan kewirausahaan, dan konstruksi. Pada tahun sebelumnya, KBRI telah mengadakan 22 program latihan keterampilan sepanjang tahun 2018 di bidang masakan, kerajinan tangan, pijat, jahit dan lain-lain. []

Advertisement
Advertisement