April 20, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Sebelum Meninggal Di Luar Negeri, Shinta Sempat Dikirimi Puisi Cinta Dari Ibunda

2 min read

MALANG – Shinta Putri Dina Pertiwi, mahasiswi asal Malang yang tewas tenggelam di Danau Trebgast atau Trebgaster Badesee, Bavaria, Jerman, ternyata bakal diwisuda pada Desember mendatang. Bahkan, almarhumah juga merencanakan menikah dengan kekasihnya setelah wisuda.

Ibunda Shinta, Umi Salamah, 54, mengatakan, anak keduanya tersebut baru saja menyelesaikan pendidikan kedokteran di Universitas Leipzig, sebelum kemudian melanjutkan konsentrasi pendidikan spesialis forensik di Universitas Bayreuth.

“Insha allah Desember ini wisuda,” ujarnya saat ditemui JawaPos.com di kediamannya di Bandulan gang 12, Sukun, Kota Malang, Selasa (14/8).

Umi menyampaikan, semenjak lulus SMA, Shinta memang langsung mengambil studi di Jerman. Menariknya, pendidikan yang dijalani Shinta murni dari beasiswa yang dia dapat.

Umi menerangkan, Shinta setidaknya sudah berada di Jerman selama lima tahun terakhir. “Lima tahun di Jerman belum pernah pulang. Dia anaknya konsisten, katanya kalau belum lulus tidak mau pulang ke Indonesia,” ujar wanita yang juga menjadi dosen di Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya itu.

Rencananya, setelah wisuda Desember nanti, Shinta akan menikah dengan kekasihnya yang juga merupakan orang Malang. Namun, semua rencana indah tersebut harus pupus. Shinta yang merupakan sosok periang dan pintar itu tewas tenggelam di Danau Trebgaster, Bavaria, Jerman, Rabu (8/8) lalu.

Bak petir di siang bolong, Umi pun tak menyangka jika dirinya harus kehilangan putri satu-satunya secepat itu. “Saya sangat kehilangan. Selama tiga hari ini nggak berhenti nangis. Makan ngga doyan. Sholat, ngaji, udah nangis,” jawabnya.

Ibu tiga anak itu tidak mengira jika komunikasi dengan Shinta pada Rabu (8/8) petang menjadi saat terakhir dia mendengar suara anaknya. Dia menceritakan, saat itu Shinta menelfon dirinya untuk menanyakan terkait bencana gempa di Indonesia.

“Hanya tanya, Ibu di Malang ada gempa. Sudah itu saja,” kata dia. Sayangnya, saat Shinta menelfon, berbarengan dengan waktu magrib. Umi pun harus mengakhiri percakapan itu karena harus melaksanakan salat maghrib.

Namun, setelah salat maghrib, Umi mencoba menghubungi Shinta kembali dan ternyata tidak tersambung. Bahkan, ketika di WhatsApp (WA) juga tidak ada balasan.

Umi kemudian memposting foto Shinta di akun Facebook miliknya disertai dengan caption sebuah puisi berjudul Bidadari Cinta. “Ya tujuannya agar dibalas. Soalnya saya telfon dan WA tidak bisa,” terangnya.

Namun tak disangka, keesokan harinya, dirinya mendapat kabar kurang menyenangkan dari perwakilan PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) di Jerman yang menginformasikan jika Shinta meninggal dunia karena tenggelam di danau.

Umi sangat merasa kehilangan atas peristiwa itu. Umi pun termasuk dekat dengan Shinta. Setidaknya, setiap dua kali sehari, dirinya melakukan video call dengan Shinta. “Anaknya lucu, periang. Kalau ada apa-apa pasti cerita. Dia juga suka menolong teman-temannya,” jelasnya.

Berdasarkan informasi dari PPI Jerman, Shinta pergi berenang bersama tiga temannya ke Danau yang ada di kawasan kampus. Namun, setelah dua jam berenang, Shinta tak kunjung muncul. Temannya pun meminta bantuan tim rescue setempat. Setelah pencarian cukup lama, akhirnya mayat Shinta ditemukan sudah mengambang keesokan harinya.

Saat ini, keluarga masih menunggu kedatangan jenazah Shinta yang rencananya akan datang di Indonesia pada Kamis (16/8) mendatang.[Jawapos]

Advertisement
Advertisement