April 18, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Selama Setahun Berperang, OPM Nyatakan 451 TNI-Polri Meninggal, OPM Hanya 4 Orang

2 min read

JAKARTA – Organisasi Papua Merdeka (OPM) mengumumkan kemenangan dalam perang selama setahun. Mereka mengklaim menembak mati 451 anggota TNI-Polri. Benarkah?

Dalam keterangan tertulis, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) menyebut jumlah korban pada perang Ndugama. Mereka menyebut, hanya empat orang anggotanya yang murni gugur di medan pertempuran.

Selain itu, ada enam orang yang mengalami luka-luka. Semuanya anggota Kodap III Ndugama Murni.

Mereka juga menyebut ada sembilan warga sipil yang tewas. TPNPB-OPM menuduh, warga sipil tersebut ditembak mati pasukan TNI/Polri dalam operasi militer Indonesia yang berlangsung di 11 distrik.

Sementara TPNPB mengklaim telah menewaskan 451 anggota TNI gugur di wilayah Ndugama dalam setahun terakhir. Baik yang tewas di lapangan maupun yang meninggal setelah mendapat perawatan di rumah sakit.

“Pasukan TNI/Polri yang kena luka-luka pada saat perang kami pimpinan TPNPB tidak hitung,” kata Panglima TPNPB, Egianus Kogeya dalam keterangan tertulis di laman Facebooknya, Rabu (01/01/2020).

Bukan hanya itu, TPNPB-OPM juga mengklaim menembak dan membakar sebuah helikopter di wilayah Mapenduma. Ada juga helikopter ditembak di distrik Nitkuri Kampung Oldobo.

“Kami juga membakar 32 alat berat excavator maupun doser, dari ibu kota Keneyam sampai distrik Mbua. Kami juga membakar truk maupun Strada 10 buah,” lanjutnya.

Mereka juga mengaku melumpuhkan aktivitas pembangunan jalan nasional Trans Wamena-Nduga Momugu. Aktivitas pembangunan di Kabupaten Nduga juga vakum selama setahun.

Egianus mengatakan, perlawanan yang dilakukan selama ini murni untuk memperjuangkan kemerdekaan Papua. Usaha sudah berlangsung sejak tahun 1960-an.

Saat itu perang Ndugama dipimpin Jenderal Kelly Kwallyk, Jenderal Daniel Yudas Kogeya, Jenderal Ellmin Sillas Kogeya, dan Jenderal Daud Yiginap Lokbere. Perjuangan itu diteruskan anak cucu mereka saat ini.

“Namun pemerintah Indonesia selalu menyebut kami KKSB, KKB, OTK. Kini kami TPNPB disebut teroris dan tikus-tikus hutan,” lanjutnya.

Egianus meminta pemerintah Indonesia menghentikan segala macam intimidasi dan diskriminasi terhadap perjuangan TPNPB-OPM dan rakyat Papua Barat. Katanya, warga Papua sudah sangat ingin merdeka, dari Sorong sampai Samarai.

Egianus juga mengatakan, “Anda bisa saja menangkap saya dan pasukan saya. Membunuh saya dan pasukan saya. Namun, ideologi Papua Merdeka, Anda tidak akan menangkap dan membunuhnya,” urai Egianus. [Aji]

Advertisement
Advertisement