April 16, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Selamat Jalan Mifta, Moga Ibumu Mendengar Kabar Ini

2 min read

Ponorogo – Sebuah bangunan yang kondisinya jauh dari kata layak berdiri diantara beberapa bangunan permanen lainnya, kesehariannya sepi dan biasa-biasa saja. Bangunan tersebut dihuni oleh tiga orang bapaak dan anak sejak 10 tahun terakhir pasalnya sosok ibu di keluarga tersebut berpamitan pergi merantau ke luar negeri hingga sekarang.

Di bangunan tersebutlah Pujo (50) yang dikenal oleh tetangga sekitar sebagai tukang pijat tinggal bersama kedua anaknya. Kondisi indera penglihatan Pujo yang hanya tinggal 10% saja kemampuannya melihat dunia fana membuat Pujo tidak bisa bekerja selain menjadi tuukang pijat. Bahkan, sehari-hari, setiap ada klien yang menggunakan jasanya, Pujo harus didampingi oleh salah satu anaknya untuk sampai ke tempat kliennya.

Kondisi Rumah Almarhumah Mifta. Di Rumah inilah sehari-hari, Pujo, Mifta dan Jopi Tinggal bersama | foto : Istimewa
Kondisi Rumah Almarhumah Mifta. Di Rumah inilah sehari-hari, Pujo, Mifta dan Jopi Tinggal bersama | foto : Istimewa

Tentu, dengan pemasukan yang tidak menentu, tingkat kesejahteraan Pujo sangat memprihatinkan. Hal tersebut diperparah dengan ketiadaan kabar Samini Indrawati (36 tahun) sang istri tercinta sejak berpamitan pergi ke Malaysia 10 tahun silam. Dengan kondisinya yang sangat terbatas, Pujo tidak mau menyerah pada kerasnya kehidupan ini. Dengan semangat membara, Pujo tetap bertekad ingin menjadi sosok ayah sekaligus tulang punggung bagi kedua anaknya.

Ujian berat harus mereka terima, sebuah berita laka lantas yang terjadi tidak jauh dari rumahnya pada Selasa 25 Oktober 2016 di seputaran perempatan Pasar Pon Ponorgo melibatkan putrinya sebagai korban.

Adalah Mifta Nur Kasanah, gadis 13 tahun siswi SMP Ma’arif Ponorogo yang merupakan putri Pujo mengalami luka serius dalam insiden tersebut. Kepala bagian belakangnya bengkak dan dari lubang hidungnya terus menerus mengeluarkan darah.

Oleh masyarakat yang memberi pertolongan, Mifta dilarikan ke RSU di Ponorogo. Namun mengingat lukanya yang sangat serius, Mifta kemudian dirujuk ke RDU dr Soedono Madiun. Semalam dirawat di rumah sakit Madiun, nyawa Mifta tak bisa diselamatkan lagi. Mifta menghembuskan nafas terakhirnya pada Rabu 26 Oktober 2016.

Duka nestapa sulit dilukiskan dengan kata-kata. Pujo harus kehilangan salah satu anaknya yang selama ini menjadi penuntun langkahnya saat akan pergi kemana saja. Namun, lantaran peristiwa tersebut menyebar secara viral di media sosial, duka Pujo menjadi duka warga Ponorogo.

Kini, dalam kondisinya yang serba terbatas, Pujo harus melanjutkaan perjuangan hidupnya tanpa Mifta. Pujo hanya tinggal berdua dengan Yopi Muhammad Zamnas (10 tahun) anak keduanya. Sembari berharap, kalau saja berita duka tersebut bisa tersampaikan ke telinga istrinya Samini Indrawati yang saat ini entah dimana berada, Pujo tetap berusaha tegar menerima dan menjalani kenyataan.

KTP Atas Nama SAMINI INDRAWATI, perempuan kelahiran 36 tahun silam yang sampai saat ini tidak ada kabarnya | Foto Istimewa
KTP Atas Nama SAMINI INDRAWATI, perempuan kelahiran 36 tahun silam yang sampai saat ini tidak ada kabarnya | Foto Istimewa

Tak banyak yang bisa Pujo sampaikan lewat kata-kata, mengingat secara psikologis, kepergian Mifta merupakan pukulan berat baginya. Hanya Yopi, yang berkaali-kali menegaskan ingin berjumpa dengan ibunda tercinta. [AA Syifa’i SA]

Advertisement
Advertisement