April 25, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Staf Agency : “Kamu Pilih Kerja Apa Pilih Pulang Ke Indonesia ?

4 min read

SINGAPURA – Nama baik pemerintah Singapura dalam melindungi pekerja asing, khususnya pembantu rumah tangga asing tiba tiba menjadi tercoreng arang hitam. Hall ini lantaran, terbongkarnya sebuah fakta bagaimana agen penyalur pekerja asing memperlakukan pekerja yang disalurkannya. Dalam hal ini, pemerintah Singapura telah dianggap lalai dalam melakukan penegakan hukum.

Peristiwa tersebut bermula dari beredarnya sebuah foto yang menggambarkan suaasana calon pembantu rumah tangga darii beberapa negara di sebuah boarding house agency. Dalam foto tersebut, tampak beberapa orang pekerja rumah tangga asing bergeletakan tidur di lantai dapur tanpa alas yang layak.

 

Baca : [Takut Kehilangan Pekerjaan, PMI Singapura Memilih Pasrah ]

 

Dalam foto yang diunggah pada 10 September ini, pemilik akun instagram, Jolovan Wham menyebut, foto yang diunggahnya ituu merupakan hasil dari sebuah investigasi. Banyak orang mendengar kabar tentang kondisi tersebut, namun tak satupun yang mampu mengungkapnya ke permukaan disertai dengan bukti visual yang otentiik. Unggahan Jolovan Wham dalam akun instagramnya, menjawab ketidakmampuan banyak orang menunjukkan bukti otentik. Dalam laman instagramnya, Jolovan Wham menyebut, foto tersebut merupakan hasil investigasi yang dia lakukan.

Sontak, foto ini beredar secara viral bahkan menghiasi halaman-halaman berita berbagai media masa internasional. Komentar miring tentang buruknya penegakan hukum di Singapura pun bermunculan.

Mengimbangi yang menjadi temuan Jolovan Wham, Apakabaronline.com melakukan penelusuran ke beberapa orang BMI di Singapura selama dua hari terakhir. Ada beberapa orang BMI yang menyatakan, bahwa foto tersebut bukan rekayasa, memang begitulah adanya. Namun, saat apakabaronline.com menggali informasi perihal pengallaman mereka, mereka enggan menceritakan lantaran mereka merasa takut dengan resiko jika keetahuan, nanti bisa diipulangkan.

Beruntung, ada NN, BMI Singapura asal Grobogan Jawa Tengah yang dengan terang benderang bercerita perihal masa lalu kali pertama masuk Singapura.  Mellihat foto tersebut, NN mengaku sedih lantaran teringat penderitaan lahir batin yang dia alami saat pertama masuk Singapura 4 tahun silam.

 

Baca [Praktek Rentenir, Pasangan BMI dan Pacar Indianya Diciduk Polisi ]

 

“Persis seperti yang saya allami dulu. Begitu masuk Singapura, saya diharuskans menunggu di agen selama seminggu karena calon majikan saya masih berlibur ke luar negeri” papar NN kepada AA Syifa’i SA dari Apakabaronline.com

“Selama seminggu di agen, saya disuruh mengerjakan pekerjaan yang beratnya melampaui pekerjaan di tempat majikan saya. Saya disuruh mendatangi beberapa rumah selama iitu,, untuk bersih-bersih, mencuci baju. Dan tidak sepeserpun saya dibayar. “ kenang NN.

“Selama seminggu, saya berada di agen hanya malam hari saja, pagi sampe malam, agen sudah punya jadwal kemana saya harus bekerja. “ imbuhnya.

 

Baca : [Banyak Majikan Yang Beri Pembantunya Makanan Sisa ]

 

NN menuturkan, selama seminggu, di agen, pada hari ketiga, dia merasa staminanya drop lantaran setiap hari sejak datang di agen, sehari hanya mendapat jatah makan sekali, kekurangan minum air, sedangkan pekerjaan yang menguras tenaganya tidak seimbang dengan asupan kalori yang dia konsumsi.

“Waktu saya mengeluhkan kondisi badan saya ke petugas agency, bukan diantar berobat atau disuruh istirahat yang saya terima, tapi saya dibentak bentak, sambil diberi pilihan ‘kamu pilih kerja apa pilih pulang ke Indonesia’” lanjutnya.

NN benar – benar merasa tidak punya pilihan. Pulang ke Indonesia, dia harus meminta keluarganya untuk menebus kepulangannya dengan mengirimkan uang ke agen sebesar 15 juta, sedangkan untuk lanjut bekerja, dia merasakan fisiknya semakin tidak prima.

 

Baca : [4 Penyebab Meningkatnya Kekerasan Oleh Domestic Helper Pada Keluarga Majikan ]

 

“Dalam tahajud malam, saya hanya bisa nangis diatas sajadah. Saya pasrah sepenuhnya kepada Allah SWT” sambungnya.

Beruntung bagi NN, setelah seminggu meninggalkan “Neraka” boarding house agency, di rumah majikannya, NN merasakan suasana yang berbeda 180 derajat. Majikan NN sekeluarga menerima dan memperlakukan NN seperti keluarga sendiri. Pekerjaan rumah NN jalani dengan rasa ringan, dan NN pun bertahan hingga sekarang.

NN, hanya satu dari sekian banyak BMI di Singapura yang mengalami nasib seperti temuan Jolovan Wham.  

Berikut isi unggahan Jolovan Wham yang disalin dari diding laman media sosialnya :

This employment agency charges $15 a day while the domestic workers wait to be deployed to their employers. According to the worker who sent it to me, they had to sleep in the kitchen and were only given rice to eat. They were also barred from using mobile phones. She had to take this photograph secretly and hide her phone.

Such poor treatment is not uncommon since Singapore’s Ministry of Manpower employment agency licencing conditions do not set clear and detailed standards on how domestic workers should be treated. It only says that agencies are responsible for “upkeep and maintenance” “provision of food” and “acceptable accommodation”. Patchy and inconsistent enforcement is a likely outcome of such vagueness. Therefore, whether or not this agency will be penalised is uncertain.

There are also no policies to protect whistle blowers. If complaints are filed, the women might lose their jobs. Even with the intervention of NGOs like HOME: Humanitarian Organisation for Migration Economics, under reporting is a huge problem due to a lack of incentives to name perpetrators. This results in unethical agencies getting away scot free.

During audit operations, the Ministry is also known to inform agencies in advance that checks will be done on their premises, giving them ample time to cover up their misdeeds. Such poor enforcement practices is one of the reasons migrant workers continue to be enslaved.

Sejak diunggah tanggal 10 September kemarin, sampai dengan saat berita ini diturunkan, unggahan tersebut telah dibagikan oleh 2.471 pengguna sosial media. [Asa]

 

Advertisement
Advertisement