April 24, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Sudah 3 Hari Sejak Landing Di Bandara, Eni Gak Pulang-Pulang, Setelah Di Cari Dan Ditemukan Suaminya Ternyata …

4 min read

KEDIRI – “Dia itu turun dari Hong Kong di Surabaya sudah hari Sabtu kemarin. Tapi sampai hari Minggu gak pulang-pulang ke rumah” tutur Ahmad Rudianto, warga Desa Musir Lor Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk Jawa Timur Saat mengawali penuturannya kepada ApakabarOnline.com siang ini (02/05/2018).

Rudi sapaan akrab pria tersebut mengaku telah putus komunikasi dengan istrinya Eni Sri Wahyuni selama 4 tahun terakhir. Rudi meyakini, penyebab putusnya komunikasi dia dengan istrinya lantaran sengaja diputus oleh istrinya di Hong Kong.

“Saat mau berangkat ke Hong Kong itu sudah bermasalah mas. Dia tidak pamit saya, tiba-tiba ngabari tetangga kalau dia sudah berada di penampungan. Saat saya datang ke penampungan dan akan saya bawa pulang, pihak PT minta tebusan 25 juta. “ kenang Rudi.

Menurut pengakuan Rudi, Eni nekat berangkat pe sebuah PPTKIS tanpa berpamitan dengan Rudi lantaran dia tahu kalau Rudi memang tidak mengijinkan.

“Saya tidak memberi ijin istri saya kerja ke Hong Kong itu ada alasannya mas. Pertama, saya punya piling negatip dengan perilaku istri saya, sebab saya berkali-kali menangkap basah, istri saya ceting mesum dengan sesama TKW Hong Kong. Jadi sama-sama perempuan. Alasan kedua saya melarang istri saya ke Hong Kong, perempuan pasangan mesumnya itu ada di Hong Kong. Terus yang ketiga, dari sisi materi, sebagai suami, saat saya niat mau menikah dulu, sudah konsekwen, harus sanggup memenuhi kebutuhan wajarnya orang berumah tangga. “ tutur Rudi.

“Dan kenyataannya, selama sejak saya menikahi Eni tahun 2010 dulu, sampai Eni tiiba-tibaa nekat masuk PT tahun 2004, kebutuhan ekonomi rumah tangga kami cukup dan alhamdulilah tidak pernah berhutang” lanjutnya.

Dalam keadaan tak berdaya dengan tersandera uang 25 juta jika ingin membawa pulang istrinya, akhirnya Rudi memilih mengalah dan pulang dengan tangan hampa. Pada perjalanannya, sejak Rudi mendatangi Eni di penampungan PPTKIS hingga Eni berangkat ke Hong Kong, bahkan sampai dengan saat ini, saat Rudi menangkap basah, Eni ternyata berasik masyuk dengan pasangan lesbiannya, sekalipun Rudi mengaku pernah dihubungi.

“Komunikasi tidak pernah mas. Saya yang berusaha mencari tahu keberadaan Eni dari teman-teman dan tetangga yang juga bekerja di Hong Kong, berkali-kali diblokir saat berhasil menemukan. Akhirnya saya memilih untuk diam tidak menghubungi, hanya memantau saja” tutur Rudi.

Rudi membeberkan, selama Eni di Hong Kong, dugaan Rudi bahwa Eni akan bertemu dan berkumpul dengan pasangan lesbinya asal Blitar ternyata terjadi. Footo-foto Eni di akun sosial media menurut Rudi lebih dari cukup untuk sekedar mengetahui.

“Makanya, karena di Hong Kong saya juga punya mata dan punya telinga, saat Eni mau pulang, saya juga bisa mengetahuinya. Jam berapa dan naik pesawat apa” aku Rudi.

Hanya saja, setelah sempat sekilas Rudi melihat sosok Eni di pintu kedatangan bandara Juanda pada Sabtu (28/07/2018) pagi kemarin, Rudi kehilangan jejaknya.

“Sabtu kemarin saya melihat dia dibandara sudah datang. Tapi hilang, begitu saya panggil. Gak tahu kemana menyelinapnya, saya cari sampai siang hari tidak ketemu” lanjut Rudi.

Berbekal petunjuk dari jaringan pertemanan Rudi di Hong Kong yang memahami dan peduli dengan masalah Rudi, akhirnya Rudi berhasil menemukan alamat sekaligus jatidiri mantan PMI Hong Kong asal Blitar yang menjadi pasangan lesbi istrinya.

“Sejak hari Minggu, saya ngubeg-ngubeg Kademangan dan Garum Blitar mas. Tapi tidak ketemu anaknya. Keluarga TKW itupun juga jengah dan ikut membantu saya mencari. Dia itu kalau di Hong Kong menyebut dirinya jengan Anton Antonio, tapi aslinya Sri Rejeki, anak Garum Blitar sana” ungkap Rudi.

Setelah raganya terasa lelah, Selasa (01/05/2018) petang, Rudi dan keluarga Sri Rejeki berhasil menemukan jejak Sri Rejeki alias Anton Antinio dengan Eni Sri Wahyuni. Akhirnya mereka mendatangi sebuah hotel yang lokasinya tak jauh dari jembatan semampir.

“Setelah berkoordinasi dengan pihak Hotel dan menunjukkan bukti-bukti administratif serta bukti penunjang lainnya, akhirnya kami diijinkan pihak Hotel untuk masuk ke sebuah kamar yang mereka sewa selama 3 hari terakhir” kata Rudi.

Di kamar tersebut, baik yang mendatangi, maupun yang didatangi sama-sama terkejut. Rudi dan kerabat Sri terkejut dengan adegan yang sedang diperbuat oleh makhluk sejenis dalam ketelanjangan mereka. Sedangkan Eni dan pasangan lesbinya Anton tak kalah terkejutnya. Mereka sama sekali tidak menduga akan didatangi keluarganya di hotel tersebut.

“Di tempaat tersebut, Alhamdulilah saya bisa mengendalikan diri mas, meskipun kerabat Sri alias Anton sempat marah dan menampar Sri berkali-kali. Saya setelah ketemu Eni, hanya merekam adegan mereka untuk dijadikan bukti, dan meminta surat pernyataan Eni mengakui  kalau dia telah sengaja merusak rumah tangga kami. Ini bisa mas lihat sendiri” tutur Rudi sembari menunjukkan rekaman video dan selembar surat pernyataan yang ditandatangani Eni diatas materai.

“Ini akan saya jadikan dasar untuk menggugat cerai. Saya akan menceraikan istri saya. Saya sudah terlanjur sangat jijik melihat kelakuan istri saya. Saya tidak pernah menyelingkuhi, apalagi tidak menafkahi, kok dibalas seperti ini.” tegas Rudi.

“Kepada para TKW di Hong Kong, Taiwan, Singapur dan di negara mana saja, khususnya bagi kalian yang lesbian, menjadi lesbian itu hak kalian, tapi tolong jangan dengan merusak rumah tangga orang. Kalau mau lesbian, cari pasangan yang tidak terikat dengan rumah tangga orang” pungkas Rudi.

Saat ApakabarOnline.com mengkonfirmasi Anton dan Eni melalui sambungan telpon, mereka tidak mengangkat panggilan yang dilakukan. Namun mereka hanya membalas dengan pesan singkat yang berbunyi “Sejak dulu Rudi tdk bisa memuaskan saya di ranjang, cinta sejati saya hanya untuk Anton”  [Asa]

Advertisement
Advertisement