April 24, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Takdir Berkata Lain, Divonis Umurnya Tinggal Tiga Hari, Tatik Selamat Pulang Dikawal BNP2TKI

2 min read

LAMPUNG – Divonis dokter sisa umurnya tinggal tiga hari, Tatik Suryani (37), pekerja migran Indonesia (PMI) Hong Kong asal Lampung Utara, pasrah. Namun rupanya, takdir berkata lain. Tatik Suryani, PMI asal Lampung Utara, yang bekerja di Hongkong, masih hidup hingga kini.

Rasa sedih menghinggapi Tatik Suryani (37), PMI asal Lampung Utara, saat mengetahui umurnya hanya sisa tiga hari. Kala itu, di Januari 2019, dokter di Hongkong mendiagnosanya terserang kanker rahim dan kanker paru.

Tatik Suryani pergi ke Hongkong untuk mengadu nasib menjadi PMI. Statusnya sebagai janda satu anak membuat ia harus menghidupi keluarganya. Maka berangkatlah Tatik Suryani ke Hongkong sebagai PMI, tiga tahun lalu.

Tatik Suryani mengaku berangkat ke Hongkong melalui PPTKIS resmi. Sebelum diberangkatkan ke Hongkong, Tatik Suryani mengaku mendapat pelatihan keterampilan dan bahasa dari PPTKIS tempatnya mendaftar.

Ia mengaku tidak ada kendala bahasa selama bekerja di Hongkong karena sudah menguasai bahasa Inggris. Menurut dia, kehidupan di Hongkong tidak jauh berbeda dengan di Indonesia.

“Yang berbeda, kebudayaan dan makanan. Di sana sering menyantap mi,” kata Tatik Suryani.

Selama bekerja di Hongkong, Tatik Suryani sudah dua kali berganti majikan. Dirinya tidak mendapatkan perlakuan semena-mena dari majikan, baik di majikan pertama dan kedua. Bahkan untuk urusan gajian tidak ada kendala di keluarga majikannya.

“Mereka selalu bayar tepat waktu soal hak saya,” katanya.

Saat bekerja dengan majikan pertama, dirinya mengalami sakit kanker rahim. Tatik Suryani berobat di rumah sakit di Hongkong. Bahkan, majikannya turut serta membantu biaya pengobatannya selama di rumah sakit. Dalam perjalanan waktu, Tatik Suryani dinyatakan sembuh dari kanker rahim.

” Tetapi dokter di sana meminta untuk tetap memeriksakan kesehatan,” ujar Tatik Suryani.

Tatik berganti majikan. Tiga bulan terakhir ia mengeluhkan kesehatan. Tatik kemudian memeriksa kesehatannya ke dokter. Ternyata kanker, penyakit lamanya belum sembuh. Bahkan menjalar hingga ke paru-paru. Ini dikarenakan dia tidak pernah melakukan checkup ke dokter.

“Saya divonis dokter di rumah sakit di Hongkong hanya bertahan tiga hari,” ujarnya, Rabu 6 Maret 2019.

Mendengar vonis dokter, Tatik Suryani syok. Ia bingung menghadapi kabar seperti itu.

“Saya cuma bisa salat dan berdoa,” ujar Tatik Suryani. Keajaiban datang.

Vonis dokter tidak terbukti. Tiga hari setelah pernyataan dokter, Tatik Suryani masih hidup. Ia mengaku bersyukur atas rahmat Allah SWT yang masih memberikannya umur panjang.

Menurutnya, selama dalam perawatan di rumah sakit, rekan sesama PMI sering menjenguknya.

“Majikan juga sering menjenguk. Rekan sesama PRT juga sering jenguk saya di rumah sakit setiap hari Minggu,” ujarnya.

Tatik Suryani berada di rumah sakit dua bulan lamanya. Ia hanya bisa terbaring lemah dengan oksigen. Selama berada di rumah sakit, Tatik Suryani tidak khawatir masalah biaya.

Menurutnya, biaya perawatan di rumah sakit ditanggung asuransi. Setelah kondisinya mulai membaik, pihak rumah sakit akhirnya memutuskan mengabarkan KJRI di Hongkong.

KJRI memutuskan memulangkan Tatik Suryani ke tempat asalnya di Lampung Utara.  Dalam kepulangan ke Indonesia, dia hanya duduk saja. Segalanya sudah diurus KJRI dan BNP2TKI. Bahkan Tatik Suryani mendapatkan bantuan sejumlah uang dari BNP2TKI.

Setelah tiba, dirinya sementara akan beristirahat sembari melakukan pemeriksaan ke dokter. [Tribun Lampung]

Advertisement
Advertisement