April 20, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Tergiur Kamera Murah di Group Jual Beli BMI HK, Nurul Kehilangan Uang yang Ditransfernya

3 min read

MALANG – Jual beli melalui bursa dunia maya alias jual beli online memang terbukti memudahkan baik penjual maupun pembeli dalam bertransaksi dan memperpendek jalur distribusi. Namun, sisi lain dari transaksi jenis ini, sering dimanfaatkan para pelaku kejahatan.

Seperti yang dialami Nurul Astuti, seorang pekerja migran Indonesia (PMI) Hong Kong asal Cepiring, RT 8 RW 2, Kendal, Jawa Tengah. Tergiur ingin membeli sebuah kamera DSLR entry level dengan harga murah yang ditawarkan seseorang melalui bursa online, Nurul harus kehilangan uang yang ditransfernya lantaran penjual ternyata seorang pelaku penipuan transaksi abal-abal.

Dilansir dari Malang Times, pelaku mengaku sebagai laki-laki yang dari identitasnya bernama M. Rizal Syahputra, warga Jalan Kartanegara, Tumpang, Kabupaten Malang.

Saat itu pelaku memposting sebuah postingan di group media sosial Facebook, yakni group facebook jual beli online BMI HK. Intinya menjual sebuah kamera DSLR seharga Rp 3,5 juta. Pelaku posting menggunakan sebuah akun bernama Dini Aminarti.

Dan dari situ, sekitar 5 Maret 2019, korban yang melihat postingan tersebut selanjutnya berminat dengan apa yang dijual pelaku. Singkat cerita, karena korban sedang berada di Hongkong, akhirnya pelaku dan korban saling berkomunikasi melalui WhatsApp.

Di situ, korban dan pelaku saling bernegosiasi harga. Saat itu, korban meminta pelaku untuk mengirimkan kamera tersebut ke rumah korban dan setelah itu, korban mengatakan akan langsung mentrasfer barangnya.

Namun pelaku kemudian beralasan jika ia sangat  memerlukan uang untuk pengobatan sang ayah yang sedang sakit. Awalnya pelaku meminta uang Rp 500 ribu terlebih dahulu untuk menembus obat.

“Terus saya minta ya sudah sekarang kirim barangnya dulu lewat pengiriman, nanti resinya tunjukkan ke saya. Setelah itu, pelaku mengirimkan resi pengiriman lewat JNE ke saya, sehingga saya percaya,” bebernya.

Namun paleku kemudian meminta tambahan uang lagi. “Setelah itu saya tambahi jadi Rp 1,5 juta,” ungkapnya kepada MalangTIMES (24/03/2019)

Dan tak lama, pelaku kemudian kembali menelepon korban. Saat itu dengan suara sesenggukan seperti sedang menangis, pelaku mengatakan kepada korban agar segera melunasi kamera yang dibeli. Di situ pelaku beralasan jika ayahnya akan segera dioperasi sehingga memerlukan uang.

Dari upaya perdaya pelaku, korban yang merasa iba kemudian lantas luluh hatinya sampai kemudian kembali mentrasfer lunas kemusnahan pembelian kamera tersebut sebesar Rp 2 juta melalui BNI Syariah atas nama Misbah.

“Karena saya kasihan, langsung saya transfer. Harganya sebenarnya Rp 3,4 juta. Namun karena saya kasihan, ya sudah Rp setuju mau Rp 3,5 juta. Saya Juag sempat dikirimi idenitasnya seperti KTP dan SIM,” bebernya

Setelah itu, dalam proses pengiriman, pelaku kemudian menelepon korban dan mengatakan jika nomor kontak yang diberikan korban dalam keadaan tak aktif saat dihubungi pihak JNE.  Pihak JNEkemudian juga menelepon korban dan mengatakan jika barangnya ada pada pihak JNE.

Namun saat itu oknum JNE tersebut mengatakan korban harus mentransfer uang Rp 500 ribu untuk jaminan. Dan ketika nanti barang sudah sampai, dikatakan oknum tersebut, uang bisa diambil kembali.

“Dari situ saya sudah mulai curiga, jangan-jangan mereka ini sekongkol. Ternyata memang benar, barangnya nggak datang-datang. Resi yang dikirimkan pelaku, setelah dicek ternyata juga resi palsu. Nomor saya juga sudah diblokir,” ungkap Nurul.

Dari situ, korban yang merasa tertipu selanjutnya memosting kasusnya tersebut ke grup Komunitas Peduli Malang dan sejumlah grub FB yang berkaitan dengan Malang lainnya. Pasca kejadian tersebut, korban juga sudah melaporkan kasus tersebut ke Polsek Tumpang dengan menyertakan sejumlah bukti.[]

Advertisement
Advertisement