April 25, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Tol Ngawi Solo Akan Dibeli Perusahaan Hong Kong

2 min read

JAKARTA – Dua perusahaan asal Hong Kong berminat membeli dua ruas tol yang akan dijual oleh PT Waskita Toll Road (WTR) pada tahun ini, yakni Solo–Ngawi dan Ngawi–Kertosono. Direktur Utama Waskita Toll Road Herwidiakto menargetkan pada Agustus nanti dapat dicapai kesepakatan dengan investor Hong Kong.

“Sekarang tetap masih proses. Yang dari Hong Kong itu lebih serius,’’ katanya, Kamis (11/07/2019).

Perseroan membuka penawaran kepada perusahaan dalam negeri untuk penjualan dua ruas jalan tol tersebut. Namun, kata dia, tawaran perusahaan dalam negeri masih di bawah perseroan asal negara bekas koloni Inggris itu.

’’Duitnya pas-pasan kalau dalam negeri,’’ jelasnya.

Selain dua tol tersebut, Waskita akan mendivestasi dua ruas tol setiap tahun.

’Dua-dua tiap tahun. Tahun depan dua. Belum tahu yang mana,’’ tambahnya.

Yang jelas, PT Waskita Karya Tbk berencana menjual 18 ruas tol miliknya. Sebelumnya, Direktur Utama Waskita Karya I Gusti Ngurah Putra menyatakan, langkah itu merupakan cara perseroan guna menjaga keuangan agar tetap sehat. Apalagi, bisnis utama perseroan sebenarnya adalah kontraktor, bukan operator tol.

’’Kalau divestasi enggak jalan, Waskita tidak mampu lagi investasi karena strategi awal masuk tol bukan sebagian operator tol, melainkan developer,’’ ujarnya.

Meski demikian, agar tidak bermasalah, ruas tol yang akan dijual emiten dengan kode dagang WSKT tersebut adalah ruas tol yang sudah 100 persen selesai dibangun. Waskita juga akan jemput bola dengan melakukan road show ke beberapa negara yang memiliki pembeli potensial seperti Dubai, Prancis, maupun Hong Kong untuk menawarkan divestasi ruas tol.

Konsep itu dilakukan di tengah kondisi tahun politik di mana banyak investor yang melakukan aksi wait and see. Sebelumnya, perseroan hanya menunggu investor yang tertarik untuk membeli konsesi.

Untuk kinerja keuangan, perseroan juga berniat menekan utang dari Rp 64 triliun pada 2018 menjadi Rp 60 triliun pada 2019. [JPNN]

Advertisement
Advertisement